Jowonews

GAYA BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

Oleh: Diah Wulandari

Setiap anak yang lahir memiliki karakteristik kemampuan otak yang berbeda-beda dalam menerima, memproses, dan mengirimkan informasi. Belajar adalah aktivitas mental yang melibatkan kemampuan otak untuk menyerap, memproses, dan mengirimkan informasi. Tentu saja, belajar bukan hanya tentang kegiatan menghafal. Banyak hal akan (tidak secara permanen) hilang dalam beberapa jam (Sari, 2014). Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, Peserta Didik harus mengolah dan memahami informasi tersebut. Belajar adalah proses yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan dalam dirinya. Perubahan tersebut meliputi kognitif (pemahaman), afektif (sikap dan mental) dan psikomotor (perilaku). Proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor internal (faktor fisik dan psikis) dan faktor eksternal (faktor keluarga, sekolah dan sosial). Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor, seperti kompetensi guru, lingkungan pendidikan, gaya belajar Peserta Didik dan banyak faktor lainnya. Sedangkan proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan Peserta Didik serta sumber belajar yang dilakukan dalam suatu lingkungan belajar (Alhafiz, 2022).

Pembelajaran bermutu adalah pembelajaran yang berinteraksi dengan peserta didik, atau peserta didik  dengan pendidik atau pengajar dan sumber belajar dalam setting tertentu, yang berbagi informasi untuk memperoleh pengetahuan, penguasaan, dan membentuk sikap dan keyakinan pada peserta didik. Pembelajaran juga harus menentukan pertumbuhan dan perkembangan Peserta Didik saat mereka maju dalam mata pelajaran (Cholifah, 2018). Tujuan pembelajaran juga harus membekali peserta didik dengan pengetahuan, dan pengetahuan tersebut dapat dijadikan sebagai acuan bagi perilaku kehidupan di masa yang akan datang. Kualitas pembelajaran, dalam mengajar harus ditingkatkan. Pembelajaran yang berkualitas juga membutuhkan guru yang berkualitas untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik.

Kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah mengalami perubahan atau penyempurnaan dari waktu ke waktu, termasuk kebijakan pendidikan. Kebijakan pendidikan yang disempurnakan mencakup kebijakan penggunaan kurikulum mandiri. Kurikulum mandiri merupakan kurikulum mandiri yang mengutamakan hasil belajar Peserta Didik berdasarkan Profil Pembelajar Pancasila (Aprima & Sari, 2022). Salah satu intervensi dalam kurikulum mandiri berfokus pada pembelajaran Peserta Didik. Metode pembelajaran yang berpusat pada Peserta Didik adalah dengan menggunakan pembelajaran yang berbeda.Pembelajaran diferensial adalah suatu bentuk upaya dalam rangkaian pembelajaran yang memperhatikan kebutuhan Peserta Didik dalam hal kemauan Peserta Didik, profil belajar,  minat dan bakat.

Seorang pendidik wajib mengetahui bagaimana gaya belajar anak didiknya, bagaimana kesamaan mereka buat mendapat informasi, sebagai akibatnya pada proses belajar mengajar bisa dilakukan menggunakan efektif bagi setiap murid. Sehingga output belajar murid bisa lebih maksimal (Wassahua, 2016). Menurut (Alhafiz, 2022) Gaya belajar adalah cara seseorang dengan mudah menyerap dan mengolah informasi sesuai dengan kemampuannya. Gaya belajar setiap Peserta Didik beragam, yang kemudian harus diperhitungkan dengan pembelajaran yang berbeda. Pembelajaran yang dibedakan (differentiated teaching) adalah suatu proses atau filosofi pengajaran yang efektif dengan menyediakan berbagai cara untuk memahami informasi baru bagi semua Peserta Didik dalam komunitas kelasnya yang beragam, termasuk cara untuk: menerima konten, memproses ide, mengkonstruksi atau membuktikan; dan untuk mengembangkan produk pembelajaran dan ukuran penilaian sehingga semua Peserta Didik dapat belajar secara efektif di kelas dengan kemampuan yang berbeda

Diharapkan pembelajaran pada saat ini sudah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam aspek gaya belajar sesuai dengan kebijakan kurikulum merdeka. Namun pada kenyataannya, saat ini masih banyak guru yang tidak menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Sebagian pendidik hanya berfokus pada tugasnya yang hanya menyampaikan materi saja, padahal saat ini sebagai pendidik kita memiliki tanggung jawab dalam memfasilitsi peserta didik sesuai dengan minat dan gaya belajar yang dimiliki Peserta Didik. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh (Alhafiz, 2022) bahwa guru belum maksimal dalam memberikan pembelajaran  berdiferensiasi, hal ini dikarenakan guru yang masih belum memahami konsep pembelajaran berdiferensiasi. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian (Aprima & Sari, 2022) dimana sekolah saat ini belum melaksanakan kurikulum merdeka dengan maksimal, terdapat banyak kekurangan dari segi pembelajaran terutama dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian (Astiti et al., 2022) bahwa guru mengalami kesulitan dalam memahami dan mengimplementasi Kurikulum Merdeka dalam hal pembelajaran diferensiasi

Guru diharapkan dapat mengetahui dan memahami apa saja yang dibutuhkan peserta didk, termasuk gaya belajarnya. Karena setiap peserta didik dalam hal mengingat, menerima, mengolah informasi itu caranya berbeda-beda. Oleh karena itu, guru harus mengidentifikasi gaya belajar peserta didik agar dalam pembelajaran dapat mengakomodir sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Demikian sedikit paparan mengenai pembelajaran berdiferensiasi dan gaya belajar. Semoga apa yang tertulis di atas bisa bermanfaat terutama bagi para guru di Indonesia. Semakin maju pendidikan Indonesia. Semakin kreatif dan inovatif untuk para pendidik di Indonesia

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait