Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kulon Progo Jamin Ketersediaan Daging Sapi Aman

KULON PROGO, Jowonews.com – Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjamin ketersediaan daging sapi di pasaran masih aman meski harganya mengalami penaikan dari Rp110 ribu menjadi Rp125 ribu per kilogram.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautah, Perikanan, dan Peternakan (DKPP) Kulon Progo Nur Syamsu Hidayat di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan bahwa kenaikan harga sapi di pasaran disebabkan kegelisahan konsumen terhadap berita penaikan daging sapi di sejumlah daerah, seperti di Jakarta dan Jawa Barat.

“Kami mengimbau konsumen daging sapi tidak panik. Kepanikan ini akan dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mengeruk keuntungan,” kata Nur Syamsu.

Menurut dia, harga daging sapi akan stabil kalau tidak ada kepastian. Isu kenaikan itu bertujuan supaya pemerintah pusat segera mengimpor sapi dari luar.

“Berdasarkan informasi, pemerintah pusat akan mengimpor sapi sebanyak 55.000 ekor. Sebanyak 50.000 ekor sapi potong dan 5.000 jenis lainnya,” katanya.

Pada tahun 2016, kata Nur Syamsu, empat kelompok peternak akan mendapat bantuan 200 ekor sapi. Bantuan ini bertujuan mendongkrak populasi sapi di Kulon Progo yang selama ini terus menurun.

Sejak anjloknya harga sapi pada tahun 2011–2013, menurut dia, menyebabkan populasi sapi di Kulon Progo mengalami penurunan yang signifikan. Pemerintah pusat hingga kabupaten memberikan stimulasi bantuan sapi putih dalam rangka mendongkrak populasi sapi.

“Saat ini, populasi sapi di Kulon Progo mulai bangkit kembali. Kami berupaya mendongkrak populasi sapi di Kulon Progo. Kami juga mengimbau peternak mengembangkan sapi putih sebagai indukan,” katanya.

Sementara itu, Kepala DKPP Kulon Progo Sudarno mengatakan bahwa populasi sapi terus mengalami penurunan dengan adanya penghentian impor sapi dari luar negeri yang mengakibatkan harga daging sapi mengalami lonjakan.

BACA JUGA  Pendapatan Retribusi Pariwisata Kulon Progo Lebihi Target

Ia berharap pemerintah pusat mengimpor bibit sapi dari luar negeri. Kalau tidak ada impor bibit, akan mengakibatkan populasi sapi di daerah menurun. Hal ini akan membahayakan ketahanan kebutuhan daging.

“Kami mendukung sepenuhnya kebijakan larangan impor sapi untuk konsumsi. Namun, kami berharap pemerintah mengimpor bibit sapi. Bibit sapi ini dibesarkan di Indonesia, hal ini untuk mempertahankan populasi sapi,” katanya.   (Jn16/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...