Jowonews

Percepat Penerbitan Akta Kematian, Disdukcapil Kota Magelang Operasikan “Si Sakti”

MAGELANG, Jowonews.com – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah, mengoperasikan “Si Sakti” (Aksi Siap Antar Akta Kematian) untuk mempercepat layanan penerbitan akta kematian warga. Kepala Disdukcapil Kota Magelang Larsita di Magelang, Senin mengatakan operasional layanan “Si Sakti” diterapkan instansi tersebut guna meningkatkan kesadaran masyarakat setempat dalam mengurus akta kematian. “Sebagian besar warga dengan sendiri akan melapor bila ada keperluan mengurus warisan, Taspen, maupun asuransi. Sisanya tidak memedulikan kepentingan kepemilikan akta kematian bagi anggota keluarganya,” katanya. Melalui layanan tersebut, katanya, kades atau petugas Disdukcapil akan menyerahkan secara langsung kutipan akta kematian kepada pihak keluarga yang berduka. Ia menjelaskan ketika ada warga meninggal dunia, kader aktif di tingkat rukun tetangga dan kelurahan melapor kepada Disdukcapil melalui layanan dalam jaringan atau daring. “Langsung kami proses,” katanya alam keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Magelang. Ia menyebut penerapan “Si Sakti” menjadi bagian dari upaya instansinya untuk meningkatkan kinerja instansinya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ia mengatakan penerbitan akta kematian dibarengi dengan keluarga kartu keluarga terbaru dan kartu tanda penduduk elektronik milik suami atau isteri yang ditinggal mangkat, di mana semua dokumen kependudukan terbaru telah mengalami perubahan elemen data. “Kalau yang meninggal masih bujang atau belum menikah maka yang akan diserahkan kepada keluarganya hanya akta kematian dan KK,” katanya. Sejak layanan itu dioperasikan awal Januari lalu, pihaknya hingga saat ini sudah menindaklanjuti 11 laporan kematian warga. Keluarga yang berduka telah menerima akta kematian, sebelum jenazah dikebumikan. Ke depan, katanya, “Si Sakti” akan terus kami kembangkan agar masyarakat terlayani dengan lebih baik. Larsita mengemukakan layanan itu juga bertujuan meningkatkan capaian kepemilikan kutipan akta kematian sebab sejauh ini pencapaian dokumen tersebut tergolong rendah dibandingkan dengan dokumen lainnya. (jwn5/ant)

DPR Cecar Menteri ESDM Soal Wacana Kenaikan Harga Elpiji 3kg

JAKARTA, Jowonews.com – Sejumlah legislator Komisi VII DPR mencecar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.dengan pertanyaan terkait wacana kenaikan harga elpiji 3 kg atau sering disebut elpiji melon. “Wacana tersebut membuat masyarakat ramai, ini perlu diredam isunya, tentang kenaikan harga elpiji 3 kg,” kata anggota Komisi VII dari Fraksi PKS Mulyanto di RDP dengan Kementerian ESDM di Jakarta, Senin. Selain itu, dari Fraksi PDI Perjuangan Ismail meminta Menteri ESDM untuk memberikan keterangan detail mengenai wacana tersebut sebab kenaikan harga elpiji diwacanakan ketika harga BBM justru turun. Kementerian ESDM menyebutkan pemerintah masih mengkaji perubahan distribusi elpiji subsidi dari terbuka ke tertutup. “Soal yang lagi ramai di media itu, tidak sepenuhnya benar. Kita sedang dalam pembahasan,” jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya. Ia menjelaskan pembahasan perubahan distribusi dengan tujuan agar penggunaan elpiji subsidi menjadi tepat sasaran itu akan melibatkan banyak instansi terkait. Menurut Arifin, pemerintah akan mendata warga yang benar-benar membutuhkan subsidi pemerintah. “Subsidi tertutup itu adalah kami identifikasi yang memang berhak menerima untuk mencegah kebocoran,” jelasnya. Ia menegaskan pemerintah berkomitmen memberikan akses energi yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat, tanpa ada pihak yang dirugikan. (jwn5/ant)

Pemerintah Tegaskan Saat Ini Tidak Ada Kasus Positif Virus Corona di Indonesia

JAKARTA, Jowonews.com – Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menegaskan tidak ada kasus positif virus corona hingga saat ini di Indonesia walaupun ada beberapa orang yang dalam pengawasan di beberapa rumah sakit. “Sampai hari ini tidak ditemukan novel coronavirus di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin. Anung melaporkan saat ini hanya tercatat 13 orang yang dalam pengawasan di beberapa rumah sakit di Indonesia. Dari keseluruhan tersebut sebanyak 11 orang negatif terjangkit virus corona berdasarkan hasil laboratorium, sementara dua lainnya masih diteliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes. Ia menegaskan ke-13 orang tersebut bukan diduga terjangkit virus corona, melainkan dalam kategori masih dalam pengawasan yang levelnya di bawah suspect. Anung menjelaskan tahapan pemeriksaan kasus melalui observasi hingga benar-benar terkonfirmasi melalui laboratorium. Untuk orang yang mengalami gejala batuk, pilek, dan sesak napas namun tidak pernah kontak langsung dengan orang yang positif virus corona dan pernah ke Wuhan dinyatakan sebagai people under observation. Sementara jika mengalami gejala klinis dan terdapat riwayat kontak langsung dengan orang yang positif terjangkit virus corona disebut sebagai suspect atau terduga. Status tersebut kemudian akan meningkat menjadi probable apabila dalam pemeriksaan laboratorium ditemukan virus corona secara umum. Sedangkan jika dalam pemeriksaan ditemukan virus corona jenis novel coronavirus baru ditetapkan sebagai kasus yang terkonfirmasi. Saat ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan meningkatkan kewaspadaan dengan lebih menyiagakan sumber daya manusia dan fasilitas dibandingkan hari-hari sebelumnya. Petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) akan lebih memperketat pengawasan dengan lebih aktif memantau kondisi suhu tubuh setiap orang yang datang melalui berbagai pintu masuk Indonesia, khususnya yang berasal dari China. Petugas tidak lagi hanya menggunakan alat pemindai suhu tubuh yang terpasang di bandara, melainkan menggunakan thermal gun untuk mengecek suhu tubuh setiap orang satu per satu. Bahkan, petugas KKP yang akan mengecek langsung suhu tubuh penumpang sebelum turun dari pesawat. Selain itu pemerintah menyiagakan 21 capsul transport atau alat karantina untuk evakuasi orang yang terduga terinfeksi virus untuk dirujuk ke rumah sakit, 100 rumah sakit rujukan, dan menyiagakan 49 KKP di 143 pintu masuk negara. (jwn5/ant)

Korban Tenggelam di Sungai Bener Banyumas Berhasil Ditemukan TIM SAR Gabungan

CILACAP, Jowonews.com – Tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan berhasil menemukan seorang warga Desa Pekaja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang dilaporkan hilang akibat tenggelam di Sungai Bener, kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Cilacap I Nyoman Sidakarya. “Korban atas nama Sanirsad (80), warga Desa Pekaja RT 02 RW 02, Kecamatan Kalibagor, Banyumas, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia setelah dilakukan pencarian selama dua hari,” katanya di Cilacap, Senin siang. Menurut dia, jenazah Sanirsad ditemukan oleh tim SAR gabungan dalam posisi mengambang di Sungai Serayu, Desa Tumiyang, Kecamatan Kebasen, Banyumas, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari lokasi kejadian pada hari Senin (27/1) pukul 14.50 WIB. Ia mengatakan tim SAR gabungan yang saat itu sedang menyisir Sungai Bener untuk mencari keberadaan korban, langsung mengevakuasi jasad Sanirsad ke perahu karet. “Selanjutnya, jenazah Sanirsad segera dibawa ke RSUD Banyumas untuk divisum sebelum dipulangkan ke rumah duka,” katanya. Dengan ditemukannya jenazah Sanirsad, kata dia, operasi SAR untuk mencari korban tenggelam di Sungai Bener dinyatakan ditutup dan seluruh potensi SAR yang terlibat telah kembali ke pangkalan masing-masing. Nyoman mengakui adanya beberapa kendala yang dihadapi tim SAR dalam melakukan pencarian korban tenggelam di Sungai Bener. “Kendala yang dalam pencarian berupa arus sungai yang deras, debit air bertambah, dan area pencarian yang luas,” jelasnya. Seperti diwartakan, peristiwa nahas yang dialami korban atas nama Sanirsad pertama kali diketahui oleh Wardikun, warga Desa Pekaja RT 05 RW 02, pada hari Sabtu (25/1), sekitar pukul 12.00 WIB. Saat itu, Wardikun melihat Sanirsad hanyut terbawa arus Sungai Bener, sehingga dia segera meminta bantuan kepada rekannya, Senen, warga Desa Pekaja RT 05 RW 02, untuk menolong korban. Akan tetapi upaya pertolongan yang dilakukan Wardikun dan Senen tidak membuahkan hasil karena arus Sungai Bener sangat kencang sehingga tubuh korban hanyut hingga akhirnya tenggelam. Oleh karena itu, Wardikun dan Senen segera melaporkan kejadian tersebut ke pemerintah desa setempat yang diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas. Kantor SAR Cilacap yang menerima informasi kejadian tersebut dari BPBD Kabupaten Banyumas pada Minggu (26/1) pagi segera memberangkatkan satu regu Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) ke lokasi kejadian guna menggelar operasi SAR untuk mencari keberadaan korban. Selain personel Basarnas Kantor SAR Cilacap, operasi SAR tersebut juga melibatkan personel BPBD Kabupaten Banyumas, Koramil Kalibagor, Polsek Kalibagor, Tagana Kabupaten Banyumas, SAR Banyumas, RAPI Kabupaten Banyumas, Pemuda Pancasila, MDMC Kabupaten Banyumas, Senkom Banyumas, Linmas, serta dibantu keluarga dan masyarakat setempat.  (jwn5/ant)

Rehabilitasi Stadion Citarum, PSIS Semarang Siapkan Dana Sebesar Rp2,4 Miliar

SEMARANG, Jowonews.com – PSIS Semarang menyiapkan dana sekitar Rp2,4 miliar untuk merehabilitasi kompleks Stadion Citarum, Kota Semarang, yang akan dijadikan markas tim kebanggaan Ibu Kota Jawa Tengah ini pada kompetisi Liga 1 2020, sesuai dengan standar yang ditentukan. Direktur Utama PSIS Semarang A.S.Sukawijaya di Semarang, Senin, mengatakan PSIS memastikan akan berkandang di Semarang pada musim kompetisi 2020. Dia menuturkan manajemen telah menyewa Stadion Citarum dari Pemerintah Kota Semarang untuk lima tahun ke depan. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Semarang yang sudah merehabilitasi Stadion Citarum, termasuk memasang rumput sintetis yang sudah setara dengan standar yang ditentukan FIFA. “Namun untuk memenuhi standar agar bisa digunakan untuk kompetisi Liga 1, ada beberapa fasilitas yang harus dipenuhi,” kata pria yang akrab dipanggil Yoyok Sukawi itu. Beberapa fasilitas yang harus dipenuhi seperti ruang ganti, tempat duduk pemain, serta lampu. Alokasi dana yang disiapkan sebanyak itu, kata dia, belum diperuntukkan bagi lampu untuk penerangan jika pertandingan digelar malam hari. Untuk tahap awal, lanjut dia, pemenuhan fasilitas yang disyaratkan oleh PT Liga Indonesia akan diselesaikan dalam sebulan ke depan. Ia optimistis Stadion Citarum akan lolos verifikasi yang dilakukan PT Liga Indonesia. Menurut dia, Stadion Citarum lebih layak untuk menggelar pertandingan Liga 1 jika dibanding Stadion PTIK Jakarta yang menjadi markas Bhayangkara FC. “Citarum diharapkan bisa digunakan untuk menjamu tim tamu yang tidak ada suporternya saat tandang atau pertandingan yang digelar saat hari kerja,” katanya. Sebagai bentuk permulaan digunakannya Stadion Citarum, kata dia, latihan perdana PSIS akan digelar pada 1 Februari mendatang. (jwn5/ant)

Kelelawar Jadi Pemicu Virus Corona, Pedagang Kelelawar di Solo Tidak Khawatir

SOLO, Jowonews.com – Pedagang kelelawar di Pasar Burung Depok Solo Jawa Tengah tidak merasa khawatir wabah virus corona yang banyak menelan korban jiwa di Provinsi Hubei China, isunya diduga penyebaran melalui kelelawar atau jenis codot (jawa). “Hewan kelelawar ini, justru warga banyak yang mencari karena diyakini bisa untuk pengobatan alternatif bisa menyebuhkan penyakit asma atau sesak nafas,” Haerulloh (40) salah satu pedagang kelelawar di Pasar Burung Depok Solo, Jateng, Senin. Haerulloh mengatakan para pedagang di pasar Depok sebenarnya sudah banyak yang mendengar soal berita kelelawar diduga menjadi penyebab virus corona di China itu, tetapi hingga sekarang belum ditemukan adanya kasus virus khususnya di wilayah Solo. “Pedagang di Solo tidak khawatir karena kasus virus itu, di Indonesia belum ada. Selain itu, cara mengonsumsi di Indonesia bukan untuk makanan seperti sop di China, tetapi untuk pengobatan alternatif penyakit asma,” kata Haerulloh yang mengaku berjualan kelelawar sudah lima tahun ini. Dia mengatakan kelelawar yang jenisnya kecil pemakan buah sering sebut “codot”, sedangkan yang jenis besar sering disebut “kalong”. Warga yang mencari kelelawar biasanya diyakini untuk pengobatan penyakit asma. Pedagang menjual kelelawar kecil  dengan harga Rp10.000 per ekor, sedangkan yang besar atau kalong bisa mencapai Rp100.000 per ekor. Jumlah kelelawar yang dijual kini mencapai 60 ekor, dan didatangkan dari penjaring lokal Solo. “Kami sejak berjualan kelelawar di Solo, belum ada pelanggannya yang terindikasi virus yang diduga berasal dari kelelawar ini,” katanya. Yanto (53) salah satu pengunjung di Pasar Burung Depok Solo mengatakan warga yang membeli kelelawar biasanya untuk pengobatan sesak nafas. Warga menyakini kelelawar bisa menyembuhkan penyakit sesak nafas. Dia mengatakan caranya kelelawar tersebut setelah dipotong dan dikuliti, tersisa dagingnya kemudian kemudian dikukus. Daging itu, kemudian diberikan mereka yang mempunyai penyakit asma. Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta Evi Nur Wulandari Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor telah mengambil sempel kotoran dari kelelawar di Pasar Burung Depok Solo. Menurut dia, kotoran kelelawar tersebut diambil dijadikan sampel oleh Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor, dan sekarang masih menunggu hasilnya tes penelitian laboratorium itu. (jwn5/ant)

Dinpertan Sebut Sebagian Area Persawahan di Cilacap Segera Memasuki Masa Panen

CILACAP, Jowonews.com – Sebagian area persawahan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, segera memasuki masa panen padi, yang diperkirakan awal Februari 2020, kata Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Cilacap Supriyanto. “Awal bulan (Februari) mulai ada yang panen. Di Kecamatan Maos ada sekitar 100-200 hektare yang akan segera panen dan area persawahan itu merupakan lokasi gerakan percepatan tanam yang pertama kali kami turun,” katanya di Cilacap, Jateng, Senin. Bahkan, kata dia, area persawahan yang akan segera memasuki masa panen pada Februari 2020 bakal terus bertambah. Ia mengharapkan dengan datangnya masa panen di Cilacap, dapat menekan kenaikan harga beras di pasaran yang sudah mulai merangkak naik. Dengan demikian, kata dia, inflasi dapat dikendalikan dan petani pun bisa lebih sejahtera karena harga beras tetap stabil atau tidak anjlok saat panen raya. “Kalau panennya lumintu (berkesinambungan), harga beras akan stabil, sehingga inflasi dapat dikendalikan,” jelasnya. Kendati demikian, dia mengakui jika hingga saat ini, dari total potensi panen seluas 50.000 hektare di Kabupaten Cilacap, masih ada sekitar 1.000 hektare lahan sawah yang belum ditanami padi terutama di Kecamatan Kawunganten dan sekitarnya. Bahkan, kata dia, ada juga sawah yang telah ditanami padi oleh pemiliknya namun kembali mengering karena kondisi cuaca yang tidak menentu. “Sawah-sawah tadah hujan sangat tergantung pada air hujan. Hingga saat ini, hujannya masih sangat jarang sehingga banyak pula yang sudah menebar benih tapi tidak bisa tanam dan ada yang sudah ditanami tapi tanahnya mengering lagi,” katanya. Selain di Kawunganten dan sekitarnya, kata dia, kondisi sawah yang kembali mengering juga dapat ditemui di sebagian wilayah Kecamatan Adipala yang sebenarnya masuk Daerah Irigasi Serayu. Menurut dia, sawah di Kabupaten Cilacap yang masuk wilayah DI Serayu sekitar 17.000 hektare namun yang mengandalkan irigasi teknis sekitar 12.000 hektare, sisanya nonirigasi teknis. “Kalau yang mengandalkan irigasi teknis, aman. Tapi yang nonteknis sekitar 5.000 hektare seperti di Adipala dan Kesugihan masih menunggu air hujan,” katanya. (jwn5/ant)

Melalui Program Perhutanan Sosial, Pemprov Jateng Ajak Masyarakat Kelola Hutan Secara Legal

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengajak masyarakat mengelola hutan secara legal dan bertanggung jawab melalui Program Perhutanan Sosial sebagai upaya mengurangi jumlah warga miskin yang tinggal di sekitar hutan “Program perhutanan sosial memberi kesempatan masyarakat untuk mengelola hutan secara legal, dengan salah satu dari lima skema yang ada yaitu skema hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat, hutan kemasyarakatan, dan hutan adat,” kata Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie di Semarang, Senin. Menurut Sekda, ada pembelajaran yang bisa diambil dari Program Perhutanan Sosial yakni pembelajaran bagaimana memanfaatkan lahan di kawasan hutan, sekaligus menjaga kelestariannya. Pelaku Program Perhutanan Sosial, kata dia, kesatuan masyarakat secara sosial yang merupakan warga negara Indonesia yang tinggal di kawasan hutan atau di dalam kawasan hutan dan keabsahannya dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP). Kemudian, memiliki komunitas sosial berupa riwayat penggarapan kawasan hutan dan tergantung pada hutan, serta aktivitasnya berpengaruh pada ekosistem hutan. “Dari hutan yang dikelola masyarakat, ternyata mereka bisa mengembangkannya seperti petani di Grobogan yang sudah bisa memroduksi minyak kayu putih. Tinggal nanti pendampingannya,” ujarnya. Terkait dengan bantuan kepada para petani, Sekda berpandangan bahwa sebenarnya mereka akan lebih berkembang tanpa bantuan dan yang pasti lebih serius mengelola kontinyuitas produksi dari komoditasnya. “Pemberian bantuan secara cuma-cuma biasanya mengurangi rasa tanggungjawab penerima. Berbeda ketika mereka dalam satu kelompok dengan aktivitas usaha bersama, mereka akan dipaksa untuk belajar mengelola produksinya,” katanya. (jwn5/ant)