Jowonews

Terus Berinovasi, DPRD Jateng Percepat Transformasi Jadi Parlemen Modern

SEMARANG, Jowonews.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah terus berinovasi mempercepat transformasi menjadi parlemen modern, salah satunya dengan mengubah tata tertib bagi anggota dewan. “Inovasi perubahan tata tertib itu dilakukan guna mengubah sikap dan tingkat kedisiplinan anggota dewan,” kata Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Bambang Kusriyanto di Semarang, Kamis. Menurut dia, untuk mewujudkan paradigma baru menjadi parlemen modern, maka harus dilakukan penertiban di internal DPRD Provinsi Jateng. “Kalau internal belum tertib, parlemen modern ya tidak bisa tercapai,” ujar pria yang akrab disapa Bambang Kribo itu. Ia berpendapat dengan perubahan tata tertib tersebut dapat mengubah pola pikir para legislator, khususnya terkait dengan menghadiri rapat paripurna. “Dulu kehadiran bisa hanya melalui tanda tangan, tapi sekarang harus memenuhi kuorum atau dua pertiga dari seluruh anggota dewan,” ujar politikus PDI Perjuangan itu. Dengan perubahan tata tertib tersebut, Bambang mengatakan tingkat kehadiran anggota DPRD Jateng mencapai 80 persen dalam berbagai agenda rapat maupun pembahasan rancangan peraturan daerah. “Saya mengajak kepada semua anggota dewan untuk lebih banyak melayani dan berkomunikasi dengan masyarakat dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi,” katanya. (jwn5/ant)

Melalui Jalur Perseorangan, Pasangan Didik-Budi Bakal Maju Pada Pilkada Boyolali

BOYOLALI, Jowonews.com- Pasangan Didik Mardiyanto dan Budi bakal maju pada Pilkada Kabupaten Boyolali 2020 melalui jalur perseorangan. “Pasangan Didik Mardiyanto dan Budi yang didukung organisasi masyarakat (ormas) Panji-Panji Hati memang bakal maju melalui jalur perseorangan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Boyolali 2020,” kata Slamet selaku “Liaison Officer” (LO) Pasangan Didik-Budi, di Boyolali, Jawa Tengah, Kamis. Menurut Slamet, pihaknya bersama tim pasangan Didik-Budi telah datang ke Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Boyolali pada Desember 2019. Kedatangan di Kantor KPU itu untuk meminta “username dan password” untuk memasukkan data dukungan melalui sistem informasi pencalonan (silon). Menurut dia, pasangan Didik dan Budi yang didukung Panji-Panji Hati Boyolali memiliki Posko Pemenangan di Desa Karanggetas, Kecamatan Banyudono. Ketua KPU Boyolali Ali Fahrudin saat dikonfirmasi soal bakal calon pasangan Didik Mardiyanto dan Budi mendatangi ke Kantor KPU Boyolali akan maju melalui jalur perseorangan menyatakan bahwa hal itu benar. Menurut Ali Fahrudin, pasangan Didik Mardiyanto dan Budi merupakan satu-satunya pasangan dari jalur perseorangan yang sudah konfirmasi pada KPU Boyolali. “Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Boyolali jalur perseorangan yang sudah diberikan ‘username dan password’ silon dari KPU adalah Didik-Budi,” katanya. KPU Boyolali masih membuka kesempatan masyarakat yang ingin berpartisipasi melalui jalur perseorangan atau independen pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Boyolali 2020. Syarat dukungan bagi masyarakat yang maju melalui jalur perseorangan dapat diserahkan ke KPU Boyolali pada tanggal 19-23 Februari 2020 atau waktunya hanya lima hari. Menurut dia, persyaratan minimal dukungan jalur perseorangan sebanyak 60.636 pendukung yang tersebar paling sedikit di 12 dari 22 kecamatan di Kabupaten Boyolali. “Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 di Boyolali sebanyak 808.469 pemilih. Bakal calon perseorangan dengan syarat jumlah dukungan 7,5 persen dari 808.469 pemilih, sehingga sebanyak 60.635,175 dukungan atau dibulatkan menjadi 60.636 dukungan,” katanya. (jwn5/ant)

Penambang Pasir Tenggelam di Sungai Serayu, Pencarian SAR Masih Nihil

CILACAP, Jowonews.com – Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap seorang penambang pasir yang dilaporkan hilang akibat tenggelam di Sungai Serayu, Desa Pesanggrahan, Kabupaten Cilacap, masih nihil, kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap I Nyoman Sidakarya. “Pada hari Rabu (29/1) kemarin, kami menggelar operasi SAR untuk mencari seorang penambang pasir atas nama Karsono (45), warga Desa Pesanggrahan RT 04 RW 01, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, yang dilaporkan hilang akibat tenggelam pada pukul 08.35 WIB saat memuat pasir di Depo Pasir, Sungai Serayu,” katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Kamis. Akan tetapi hingga pukul 17.00 WIB, kata dia, korban belum ditemukan sehingga operasi SAR dihentikan untuk sementara dan dilanjutkan pada Kamis (30/1) pagi. Ia mengatakan dalam operasi SAR hari kedua, tim SAR gabungan akan menyisir ke arah hilir Sungai Serayu atau sekitar jembatan di perbatasan Kecamatan Maos dan Kesugihan dengan jarak lebih kurang 3 kilometer dari lokasi kejadian. “Dalam melaksanakan operasi SAR ini, kami menghadapi beberapa kendala berupa arus Sungai Serayu yang deras dan banyak sampah, debit air bertambah, serta area pencarian yang luas,” ujarnya menjelaskan. Kendati demikian, dia mengatakan kendala-kendala tersebut tidak menjadi penghalang bagi tim SAR untuk melakukan pencarian terhadap korban tenggelam di Sungai Serayu. Seperti diwartakan, peristiwa nahas yang dialami Karsono (45) terjadi saat korban sedang memuat pasir di Depo Pasir, Sungai Serayu, Desa Pesanggrahan, pada hari Rabu (29/1), pukul 08.35 WIB. Akan tetapi, penyakit ayan yang diderita Karsono tiba-tiba kambuh sehingga korban jatuh ke Sungai Serayu dan tenggelam hingga akhirnya hilang. Rekan-rekan korban, Nasam (57) dan Piran (45), keduanya warga Desa Pesanggrahan yang melihat kejadian tersebut segera melaporkannya ke petugas Babinsa yang diteruskan ke instansi terkait. Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap yang menerima informasi tersebut pada hari Rabu (29/1), pukul 10.00 WIB, segera memberangkatkan satu Tim Rescue Basarnas menuju lokasi kejadian dengan membawa peralatan pertolongan di air guna bergabung dengan potensi SAR lainnya yang telah tiba di Depo Pasir, Sungai Serayu, Desa Pesanggrahan. Selain personel Basarnas Kantor Pencarian dan Pertolongan Cilacap, operasi SAR tersebut juga melibatkan personel Polsek Kesugihan, Koramil Kesugihan, RAPI Cilacap, SAR MTA, serta dibantu keluarga korban dan masyarakat setempat. (jwn5/ant)

Cabai di Solo Mahal, Pembeli Buru Cabai Yang Sudah Layu

SOLO, Jowonews.com – Cabai layu mulai diminati pembeli di Solo, Jawa Tengah, seiring dengan lonjakan harga cabai rawit merah hingga mencapai Rp76.000-Ro80.000/kg. “Beberapa pembeli tanya, ada cabai yang sudah layu atau tidak. Jadi ya saya jual,” kata salah satu pedagang cabai di Pasar Legi Handayani di Solo, Kamis. Ia mengatakan cabai yang mulai layu  ini dihargai sekitar Rp15.000-Rp20.000/kg. Menurut dia, meski cabai layu namun masih cukup enak dikonsumsi. “Tidak sampai keluar ulatnya, hanya sudah empuk, kalau yang masih segar kan cabainya keras,” katanya. Ia mengatakan untuk pengolahan cabai tersebut biasanya hanya digunakan kulitnya, sedangkan biji cabai dipisahkan untuk selanjutnya ditanam. Menurut dia, kulit cabai yang sudah dipisahkan dari biji bisa diolah dengan cara direbus atau dikeringkan terlebih dahulu. Senada, pedagang lain Sri Lestari mengatakan semenjak harga cabai melonjak, konsumen mulai banyak mencari cabai yang mulai layu. “Biasanya digunakan untuk sambal, kebanyakan yang cari itu penjual makanan yang ada sambalnya. Memang harganya jauh lebih murah,” katanya. Sejak beberapa minggu terakhir harga cabai terus mengalami kenaikan seiring dengan memasuki musim hujan. Meski demikian, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang pada Rabu (29/1) melakukan sidak mengatakan masih akan mengidentifikasi penyebab kenaikan harga tersebut. “Apakah memang karena hujan sehingga panen terbatas atau alasan lain,” kata Wakil Ketua TPID Surakarta Bambang Pramono. Terkait hal itu, tidak menutup kemungkinan TPID akan mendatangkan pasokan cabai dari daerah lain yang hingga saat ini produksinya masih relatif normal, salah satunya dari Jawa Timur. (jwn5/ant)