Jowonews

Mulai Surut, Sebagian Warga Kudus Korban Banjir Mulai Pulang

KUDUS, Jowonews.com – Warga Desa Kesambi, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang mengungsi akibat banjir sebagian mulai pulang ke rumah masing-masing setelah air yang menggenangi perkampungan mereka surut. Wanto, warga Desa Kesambi, sudah pulang ke rumah namun anak dan orang tuanya masih bertahan di tempat pengungsian. “Genangan banjir di dalam rumah saat ini mulai surut, sedangkan di jalan masih ada genangan,” katanya di Kudus, Jumat. Kepala Desa Kesambi Mokhamad Masri mengatakan bahwa warganya yang mengungsi ke rumah kerabat maupun tempat ibadah sudah pulang ke rumah mereka. Sementara warga yang mengungsi di aula balai Desa Kesambi, katanya, sebagian besar masih bertahan, terutama warga lanjut usia dan anak-anak. Jumlah warga yang mengungsi di aula balai desa pada Kamis (21/2) malam 68 orang dan pada Jumat tersisa 55 orang. Sedangkan 56 warga yang sebelumnya mengungsi di masjid semuanya sudah pulang. Tanggul Sungai Piji, yang pada 12 Januari jebol, pada Kamis (20/2) jebol lagi sehingga luapan airnya membanjiri permukiman warga. Kepala Desa Kosambi menjelaskan bahwa tanggul kanan dan kiri Sungai Piji sudah dipasangi karung plastik isi tanah yang diharapkan bisa menghadang air sungai masuk ke permukiman. Perbaikan tanggung dilanjutkan Jumat. (jwn5/ant)

Polresta Banyumas Dalami Kasus Kecelakaan Mobil Tabrak Dua Motor

PURWOKERTO, Jowonews.com – Petugas Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas masih mendalami kasus kecelakaan antara mobil dan dua sepeda motor yang menewaskan dua orang di Jalan Jenderal Soedirman, Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. “Kemarin (pascakejadian), kami bersama penyidik telah melakukan gelar awal, penyebab kecelakaan adalah mobil yang oleng ke kanan sehingga menabrak dua sepeda motor itu,” kata Kepala Satlantas Polresta Banyumas Komisaris Polisi Davis Busan Siswara di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat. Ia mengatakan pengemudi mobil tersebut hingga saat ini masih menjalani observasi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto, karena mengalami luka di dadanya. “Kami masih menunggu dari dokternya, mungkin hari ini bisa kita minta keterangan. Kita akan lakukan tes urine juga untuk antisipasi (terhadap kemungkinan pengemudi mobil mengonsumsi narkoba),” jelasnya. Menurut dia, pihaknya juga telah meminta keterangan dari tiga orang saksi yang mengetahui kecelakaan lalu lintas tersebut. “Kami sudah dapatkan keterangan dari saksi-saksi dan CCTV (Closed Circuit Television/kamera pengintai). Dari CCTV sebenarnya sudah mutlak, tapi kita perdalam lagi, pertajam lagi nanti,” katanya. Seperti kecelakaan lalu lintas di Jalan Jenderal Soedirman, Sokaraja, Kabupaten Banyumas, terjadi pada hari Kamis (20/2), sekitar pukul 04.30 WIB. Peristiwa tersebut terjadi saat satu unit mobil Honda Brio berpelat nomor B-1702-TYG yang dikemudikan Deska (24), warga Desa Blater RT 01 RW 05, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, datang dari arah Purwokerto menuju Purbalingga (bukan dari arah Purbalingga seperti yang diwartakan sebelumnya, red.) dengan kecepatan tinggi oleng ke kanan dan masuk ke jalur berlawanan. Berdasarkan analisa polisi dari rekaman CCTV, mobil Honda Brio tersebut melaju dengan kecepatan 100-110 kilometer per jam. Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan datang dua sepeda motor, yakni Honda Scoopy berpelat nomor R-2487-PR yang dikendarai Aman (31) dengan memboncengkan istrinya, Zulvy (29), serta Honda Beat berpelat nomor R-4615-YG yang dikendarai Sidik (28), sehingga kecelakaan tidak bisa dihindarkan. Dalam hal ini, pengendara Honda Scoopy yang sedang menyalip Honda Beat dengan kecepatan sekitar 60-70 kilometer per jam ditabrak lebih dulu oleh mobil Honda Brio. Akibat kejadian tersebut, korban atas nama Aman dan Zulvy, warga Desa Kedungmalang RT 05 RW 01, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, tidak sadarkan diri sehingga segera dibawa ke RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Akan tetapi sesampainya di rumah sakit, pasangan suami-istri tersebut tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia. Sementara pengendara sepeda motor Honda Beat, Sidik, warga Desa Sokaraja Kulon RT 02 RW 05, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, hanya mengalami luka ringan atau lecet. (jwn5/ant)

Ganjar Lepas Ekspor Pertama 10 Bus Tingkat ke Bangladesh

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melepas 10 unit bus tingkat buatan Karoseri Laksana yang diekspor ke Bangladesh. Pemberangkatan ekspor bus tingkat yang ditandai dengan penyiraman air kendi oleh Gubernur Ganjar Pranowo itu berlangsung di Pabrik Karoseri Laksana, Kabupaten Semarang, Jumat. Saat tiba di lokasi, Ganjar langsung menjajal bus tingkat dengan panjang 14,4 meter dan tinggi 4,1 meter tersebut yang desainnya merupakan karya anak bangsa. “Yang membuat saya semangat menggebu-gebu itu ya karena ini mau diekspor. Dengan desain baru karya anak bangsa, bus ini sudah di ekspor ke beberapa negara, yang sekarang ini ke Bangladesh,” katanya. Ganjar mengaku senang karena pihak pengusaha benar-benar memanfaatkan kemudahan-kemudahan ekspor yang diberikan pemerintah. Berdasarkan laporan dari pengelola, Ganjar mendengar bahwa Karoseri Laksana memanfaatkan insentif berupa kemudahan impor untuk tujuan ekspor. “Saya mau sampaikan ke Pak Presiden dan Bu Menkeu, kami di Jateng sudah memanfaatkan insentif yang diberikan pemerintah. Manfaatnya sudah dirasakan, salah satunya ini,” ujarnya. Politikus PDI Perjuangan itu menegaskan bahwa pemerintah akan mendukung penuh kemajuan dunia usaha, khususnya yang fokus pada ekspor. Bahkan Ganjar menawarkan dirinya menjadi tenaga pemasaran produk-produk unggulan asal Jawa Tengah ke berbagai negara. Menurut Ganjar, ekspor merupakan salah satu upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah, apalagi dirinya menargetkan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah naik menjadi tujuh persen. “Nanti saya bantu, saya bisa telepon para Dubes di negara yang prospektif untuk membantu memasarkan produk ini. Ini bagus lho, mewah dan tidak kalah saing dengan produk luar negeri,” katanya. Tidak hanya melepas ekspor bus tingkat, Ganjar dengan semangat mengelilingi pabrik pembuatan badan bus itu yang sudah terkenal di dunia otomotif Indonesia itu. Satu per satu tempat dikunjungi oleh orang nomor satu di Jawa Tengah itu untuk melihat langsung proses perakitan badan bus dari awal sampai akhir. (jwn5/ant)

Ribuan Pencari Kerja Hadiri “Banyumas Career Expo 2020”

PURWOKERTO, Jowonews.com – Pameran bursa kerja Banyumas Career Expo 2020 yang digelar Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diminati ribuan pencari kerja dari berbagai daerah. Dari pantauan di Gedung Futsal, kompleks Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat, ribuan pengunjung tampak memadati arena pameran bursa kerja tersebut. Kondisi yang sama juga terlihat di Gedung Serbaguna GOR Satria, Purwokerto, yang dikhususkan untuk pencari kerja yang akan melamar di PT Kereta Api Indonesia (Persero). Salah seorang pengunjung asal Cilacap, Toto mengaku tertarik untuk melamar kerja sebagai pelaksana humas di PT KAI (Persero) karena kebetulan dia lulusan S1 Ilmu Komunikasi dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta. “Namun sayangnya, usia saya sudah tidak memenuhi persyaratan sehingga saya hanya bisa menemani keponakan yang ingin melamar sebagai pelaksana sistem informasi di PT KAI (Persero),” katanya. Pengunjung lainnya, Dina mengaku senang dengan adanya kegiatan pameran bursa kerja di Purwokerto sehingga dia bisa dengan mudah memilih lowongan pekerjaan sesuai dengan kompetensinya. “Kebetulan saya baru lulus S1 Akuntansi tahun kemarin, jadi saya ingin cari pekerjaan di bidang akuntansi,” kata dia yang berasal dari Purwokerto. Saat ditemui di sela kegiatan, Kepala Bidang Pelatihan Penempatan Perluasan Kesempatan Kerja dan Transmigrasi Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas Slamet Solehan mengakui minat pencari kerja untuk mengikuti pameran bursa kerja tersebut sangat tinggi. Menurut dia, hal itu terlihat dari banyaknya pencari kerja yang mendatangi dua lokasi kegiatan, baik di Gedung Futsal maupun Gedung Serbaguna. “Berdasarkan data sementara sampai pukul 11.00 WIB, pengunjung di stan KAI (Gedung Serbaguna, red.) tercatat sebanyak 291 pencari kerja lulusan S1/D3 dan 244 lulusan SLTA, sedangkan di Gedung Futsal yang digunakan untuk 22 perusahaan tercatat sebanyak 940 orang pelamar secara online dan 800 orang secara manual di lokasi kegiatan,” katanya. Kendati demikian, dia mengatakan hingga pukul 11.00 WIB belum terlihat pencari kerja dari kalangan difabel yang datang ke lokasi pameran bursa kerja. Ia menduga para pencari kerja dari kalangan difabel itu akan datang ke lokasi kegiatan ketika suasana mulai lengang karena saat sekarang masih dipadati pengunjung. “Rata-rata perusahaan membuka lowongan bagi difabel untuk posisi customer service,” jelasnya. Disinggung mengenai angkatan kerja di Banyumas, dia mengatakan berdasarkan data pencari kerja melalui AK 1 (kartu kuning) rata-rata per tahun kurang lebih 15.000 orang dengan serapan penempatan sekitar 10.000 orang. “Serapannya sekitar 70 persen,” katanya. Sementara itu, Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Banyumas Haris Subiyakto menyambut baik atas penyelenggaraan pameran bursa kerja tersebut. Menurut dia, kegiatan pameran bursa kerja tersebut merupakan sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu oleh para pencari kerja. “Melalui pameran bursa kerja, mereka (pencari kerja, red.) akan lebih mudah, lebih transparan, dan lebih cepat di dalam mencari pekerjaan ini,” katanya. Pameran bursa kerja bertajuk Banyumas Career Expo 2020 yang digelar pada tanggal 21-22 Februari tersebut menggandeng 23 perusahaan serta menyediakan 10.554 lowongan kerja dengan rincian 5.232 lowongan untuk laki-laki dan 5.322 lowongan untuk wanita. Perusahaan-perusahaan tersebut di antaranya bergerak dalam bidang garmen, furnitur, perdagangan, retail, dan perhotelan serta berlokasi di Jakarta, Semarang, dan Batam. Selain itu, ada beberapa perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan untuk difabel seperti perusahaan garmen PT Libra Permana, perusahaan kabel PT SAMI, dan Alfamart. (jwn5/ant)

Debit Air Meningkat, Bendung Wilalung Kudus Siaga III Banjir

KUDUS, Jowonews.com – Debit air yang melintasi Bendung Wilalung atau dikenal sebagai Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL) yang ada di Desa Kalirejo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mulai meningkat dan saat ini berstatus siaga tiga terhadap kemungkinan terjadi bencana banjir. Salah seorang penjaga BPBWL di perbatasan Kudus-Demak Noor Ali, di Kudus, Jumat mengungkapkan berdasarkan hasil pantauan pada Jumat, debit air kiriman dari Bendung Klambu yang melalui pintu wilalung yang ada di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, mencapai 833 meter kubik per detik. Debit air tersebut, lanjut dia, sama dengan hasil pantauan Kamis (20/1) yang mencapai 833 meter kubik per detik. Berdasarkan ketentuan, katanya, kiriman air yang melampaui batas 550 meter kubik per detik merupakan kategori status siaga tiga terhadap bahaya banjir. Sedangkan debit air antara 500-550 meter kubik per detik berstatus siaga II, sedangkan antara 400-500 meter kubik per detik berstatus siaga I. Meskipun debit airnya saat ini sudah memasuki siaga tiga, lanjut dia, cuaca di wilayah atas cerah, sedangkan air dari kawasan Blora dan Sidorejo yang menuju Bendung Dumpil juga mulai menurun sehingga debit yang menuju Wilalung diperkirakan akan menurun. “Mudah-mudahan debit air yang masuk ke Bendung Wilalung juga menurun, seiring menurunnya debit air dari atas,” ujarnya. Untuk memastikan naik turunnya debit air, pemantauan tetap dilakukan secara berkala karena ketika debit air mencapai 800 meter kubik per detik berpotensi limpas pada pintu yang mengarah ke Sungai Juwana. Permasalahan sampah dari tahun ke tahun masih saja terjadi, seperti saat ini sampah dalam jumlah besar yang didominasi batang pohon pisang terlihat ikut terbawa arus air menuju pintu wilalung. Beberapa sampah, tampak tertahan di pintu bendung wilalung sehingga berpotensi menghambat arus air. (jwn5/ant)

Presiden Didorong Untuk Terbitkan Keppres Angkat Tenaga Honorer Tanpa Tes

JAKARTA, Jowonews.com – Wadah bagi Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer Non-Kategori (GTKHNK) yang berusia di atas 35 tahun mengharapkan ​​​​​​Presiden Joko Widodo untuk dapat segera menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) terkait pengangkatan GTKHNK 35+ untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS) atau aparatur sipil negara (ASN) tanpa tes. Ketua Umum GTKHNK 35+ Nasrullah di Jakarta, Jumat, mengatakan lebih dari 2.000 anggota GTKHNK 35+ dari berbagai daerah di Tanah Air berkumpul di ICC Kemayoran Jakarta Pusat, Kamis (20/2) untuk menggelar rapat koordinasi nasional (rakornas). “Kami melakukan deklarasi nasional untuk mendorong Presiden menerbitkan Keppres pengangkatan GTKHNK 35+ menjadi PNS tanpa melalui tes,” kata Nasrullah. Pihaknya juga berharap Pemerintah Pusat memberikan gaji sesuai UMK dari APBN sesuai sistem gaji bulanan dan bukan per jam. Pada rakornas itu anggota GTKHNK 35+​ juga hadir mewakili rekan-rekannya dari daerah bahkan ada yang terbang langsung dari Wajo Sulsel, Bangka Belitung, hingga NTT. Nasrullah mengatakan sampai saat ini gerakan tersebut telah mendapatkan dukungan dari hampir 100 pemerintah daerah/pemerintah provinsi/ketua DPRD provinsi maupun Kota. “Kami sudah mengantongi dukungan resmi dari hampir 100 bupati, wali kota, ketua DPRD dari berbagai wilayah di Indonesia,” katanya. GTKHNK 35+ merupakan wadah bagi para guru, tenaga kependidikan, hingga penjaga sekolah tingkat SD, SMP, SMA/SMK. Mereka datang dengan menggunakan berbagai armada transportasi baik dengan menggunakan pesawat, bus, sewa mobil, hingga kapal secara swadaya. Bahkan tidak sedikit yang mengalami kendala di perjalanan, termasuk kesulitan mendapatkan fasilitas kamar mandi, ban kendaraan pecah, sampai tidak mendapatkan makan.  Banyakpula dari mereka yang telah mengabdi selama bertahun-tahun, salah satunya hingga 40 tahun dengan gaji saat ini sebesar Rp250.000 perbulan. Rapat yang dihadiri ribuan perwakilan itu diharapkan ke depan bisa kembali mendapatkan dukungan dari Pemda, DPRD, dan PGRI dari seluruh Indonesia. “Kami meminta pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten/Kota untuk bersama mendorong Presiden segera mengeluarkan Keppres,” katanya. GTKHNK 35+ tidak akan menggelar rakornas kembali dalam dua bulan ke depan jika Keppres yang dimaksud terbit, demikian Nasrullah. (jwn5/ant)