Jowonews

Ribuan Warga Kudus Gelar Doa Bersama Agar Aman COVID-19

KUDUS, Jowonews.com – Ribuan warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa, menggelar doa bersama dengan tujuan agar daerah itu aman dari penyebaran penyakit virus corona (COVID-19). Doa bersama tersebut digelar di halaman Masjid Al-Ittihad di Desa Kedungsari, Kecamatan Gebog, Kudus, yang dipimpin oleh Kiai Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah. Pada kesempatan itu Kiai Miftah Maulana Habiburrahman mengingatkan masyarakat agar jangan terlalu takut dengan virus corona. Gus Miftah mengingatkan masyarakat bahwa kekuatan Allah SWT itu tidak ada yang bisa menandingi. Selain berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT, masyarakat juga diingatkan untuk membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari berbagai penyakit. “Ndak perlu takut yang berlebihan dengan virus corona. Karena umat Muslim punya Allah SWT yang Maha Menyembuhkan,” ujarnya. Selain berdoa, Gus Miftah juga mengajak ribuan masyarakat yang hadir untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.  Sementara itu, Komandan Kodim 0722/Kudus Letkol Arm Irwansyah, di sela-sela acara doa bersama mengatakan doa diyakini memiliki kekuatan yang luar biasa. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat untuk mendoakan Indonesia, khususnya Kabupaten Kudus, agar aman dari virus corona. Selain itu, masyarakat juga diajak untuk mendoakan kelancaran kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-107 yang dijadwalkan digelar di Desa Kedungsari, Kabupaten Kudus. “Kami juga berupaya mengajak masyarakat untuk berdoa untuk Indonesia pada umumnya dan Kabupaten Kudus khususnya. Pekan depan kami akan mulai kegiatan TMMD Reguler di desa ini, semoga berjalan lancar,” ujarnya. Meskipun jumlah warga Indonesia yang positif terpapar virus corona bertambah jumlahnya, dia mengimbau masyarakat agar tidak panik serta mengingatkan masyarakat agar tidak termakan hoaks terkait pemberitaan virus corona. “Kami doakan agar warga Kudus yang masih dalam pantauan di rumah sakit hasilnya negatif. Kalaupun yang sudah positif segera diberikan penanganan terbaik agar dapat sembuh dan kembali sehat,” ujarnya. Pada kegiatan TMMD nantinya, selain menggelar kegiatan fisik, Kodim 0722/Kudus juga melakukan kegiatan nonfisik, salah satunya terkait upaya pencegahan penyebaran virus corona di masyarakat. (jwn5/ant)

Terkuak Arti Kempot dari Nama Didi Kempot, Ini Pengakuannya

JAKARTA, Jowonews.com – Jauh sebelum Didi Kempot semakin digilai kaum muda yang menjulukinya “The Godfather of Broken Heart”, penyanyi ini memulai karier sebagai musisi jalanan. Nama Kempot yang tersemat di namanya punya hubungan dengan asal-usul perjalanan musiknya. “Sebelum saya masuk ke dunia rekaman, saya sempat jadi penyanyi jalanan alias Kempot, Kelompok Penyanyi Trotoar,” tutur Didi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/3). Maestro campursari ini lahir dari keluarga seniman. Ayahnya adalah Ranto Edi Gudel pemain ketoprak di Jawa Tengah. Ibunya Umiyati Siti Nurjanah, penyanyi tradisional di Ngawi. Kakaknya adalah Mamiek Prakoso, pelawak yang tenar lewat grup Srimulat. “Saya berseni mungkin karena hidup ke kehidupan seniman tradisional,” ucap dia. Dia meyakini jalan yang dipilih bisa menghidupinya setelah berkaca dari apa yang ia rasakan sendiri. Bila kakaknya mengambil jalur lawak, Didi meneruskan apa yang telah ditempuh sang ibu dan membanggakan kedua orangtua. Nama Didi Kempot tenar di negara Suriname dan Belanda, bahkan dia beberapa kali memenangi anugerah musik nasional di Suriname. Lagu “Cidro” menjadi awal kepopulerannya di negara Amerika Selatan bekas jajahan Belanda itu. “Saya nyanyi ada satu lagu Jawa judulnya ‘Cidro’, di Indonesia kurang terkenal, ternyata ada turis Suriname di Indonesia, domisili di Belanda, lagu itu lalu diputar di radio Amsterdam, lagunya digemari sekali.” Belasan kali penyanyi bernama lengkap Dionisius Prasetyo ini bolak-balik ke Suriname untuk manggung. Komunitas Jawa di Suriname mencapai 15 persen dari total populasi. Namun, menurut Soewarto Moestadja, yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Suriname pada 2013 lalu, musik Didi tak cuma populer di komunitas Jawa, melainkan orang-orang Suriname yang memang penggemar musik campur sari serta keroncong. Ia tak menyangka mantan pengamen jalanan bisa diterima oleh pendengar di Eropa dan Amerika Selatan. Namun yang lebih membanggakan bagi Didi adalah kini dia bisa menggelar konser akbar di kampung halamannya sendiri. The Godfather of Broken Heart akan menggelar konser akbar peringatan 30 tahun berkarya bertajuk “Ambyar Tak Jogeti” di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 10 Juli 2020. “Konser ini paling membanggakan, di negara saya sendiri… Itu membanggakan karena ternyata Indonesia masih bisa menerima dan menghargai tembang-tembang Indonesia.” Didi Kempot bakal tampil bersama dua penyanyi lain, yakni Victor Hutabarat dan Yopie Latul yang dikenal lewat lagu “Poco-Poco”. Harga tiket dijual mulai dari Rp100.000 hingga Rp500.000. (jwn5/ant)

Pangdam Diponegoro Pimpin Upacara Pemakaman Dandim Kuala Kapuas di Klaten

KLATEN, Jowonews.com – Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi memimpin upacara militer pemakaman jenazah Dandim Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Ratna Bantala Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Selasa petang. Rombongan pembawa jenazah Letkol Kav. Bambang Kristianto Bawono tiba di TMP Ratna Bantala Klaten, sekitar pukul 16.00 WIB diiringi sejumlah pelayat, baik sanak saudara, teman, maupun tetangga almarhum yang mengantar ke peristirahatan terakhir Dandim Kuala Kapuas itu di tempat kelahirannya. Istri almarhum Dandim Kuala Kapuas, Sinta Nugrahaini, dan kedua anaknya Samuel (12) dan Lala (9) yang turut hadir mengantar jenazah di pemakaman tidak bisa menahan tangis saat peti diturukan oleh pasukan pembawa jenazah ke liang lahat. Menurut Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi, almarhum meninggal dunia saat sedang bertugas meninjau lokasi kunjungan kerja Raja dan Ratu Belanda, di Sungai Sebangau, Kabupaten Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada Senin (9/3). Atas kejadian itu Presiden RI Joko Widodo memberikan penghargaan terhadap almarhum dengan menaikkan pangkat menjadi Kolonel Kav (Anumerta) kepada Bambang Kristianto Bawono. “Kami ikut berbela sungkawa atas gugurnya almarhum saat bertugas, sehingga jenazahnya dimakamkan di TMP dengan upacara militer,” kata Pangdam. Heru Watoro, salah satu kerabat almarhum, mengatakan pihak keluarga tidak memiliki firasat apa-apa atas musibah tersebut. Keluarga mengetahui meninggalnya almarhum dari grup whatsapp rekan kerjanya. “Kami tahu ada kecelakaan itu langsung berdoa semoga selamat. Namun, takdir berkata lain, almarhum gugur dalam tugasnya,” ujar Heru. Heru menambahkan saat prosesi pemakaman anak bungsu almarhum menangis.  Sriyono (49), Ketua RW 1 Desa Manjung Ngawen, Klaten, menjelaskan awalnya dari pihak keluarga almarhum menginginkan agar jenazahnya dimakamkan dekat makam bapaknya, almahum Brigjen Pol Tukarno, di TPU Ketitang Ngawen. Namun, atas permintaan dari Kodam XII/Tanjungpura, Kalimatan Tengah, almarhum Letkol Kav Bambang Kristianto Bowono dimakamkan di TMP Ratna Bantala Klaten. Jenazah Dandim 1011/Kuala Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono sebelum dimakamkan ke TMP, terlebih dahulu dilakukan upacara sembayangan di rumah duka Desa Manjung RT 3 RW 1 Kecamatan Ngawen Klaten. Setelah itu, kata dia, dilanjutkan, upacara serah terima dari pihak keluarga kepada TNI AD untuk dimakamkan dengan upacara militer, di TMP Klaten. Jenazah diberangkatkan dari rumah duka sekitar pukul 15.30 WIB.  (jwn5/ant)

Bupati Ingatkan Warga Banjarnegara Waspada Berita Hoaks COVID-19

BANJARNEGARA, Jowonews.com – Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengimbau masyarakat di wilayah setempat untuk mewaspadai disinformasi atau hoaks mengenai virus corona jenis baru (COVID-19). “Masyarakat Banjarnegara kami imbau agar mewaspadai isu yang tidak benar atau hoaks mengenai virus corona,” katanya di Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa. Bupati menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kasus terduga COVID-19 di wilayah Banjarnegara. “Kemarin memang sempat ada warga Banjarnegara, yakni seorang ibu berusia 66 tahun, yang mengalami sakit sepulangnya dari Malaysia, namun dari hasil pemeriksaan oleh tim dokter diketahui bahwa ibu tersebut hanya mengalami sakit pada paru-parunya dan dipastikan bukan penyakit corona,” katanya. Pada saat ini, tambah bupati, warga tersebut telah dinyatakan sehat dan pulih dari penyakit paru-paru oleh tim dokter dan sudah kembali ke rumahnya. “Karena itu masyarakat di wilayah Banjarnegara tidak perlu resah dan tidak perlu galau karena dapat dipastikan bahwa hingga hari ini tidak ada kasus suspect corona di Banjarnegara,” katanya. Untuk itu Bupati juga meminta kepada masyarakat tidak panik secara berlebihan, namun perlu tetap meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian. Bupati juga mengingatkan masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan rajin cuci tangan serta menjaga daya tahan tubuh dengan makanan bergizi dan istirahat yang cukup guna mencegah berbagai penyakit. “Dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta rajin cuci tangan maka diharapkan dapat mencegah berbagai penyakit menular di tengah masyarakat Banjarnegara,” katanya. (jwn5/ant)

Menteri Desa Ingin Tingkatkan Kapasitas SDM Pendamping Desa di Seluruh Indonesia

PURBALINGGA, Jowonews.com – Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar ingin meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pendamping desa dan kepala desa di seluruh Indonesia. “Untuk pendamping desa, saya ingatkan tahun 2020 adalah tahun peningkatan kapasitas pendamping desa,” katanya saat melakukan kunjungan kerja di destinasi wisata Lembah Asri “D’Las” yang dikelola BUMDes Serang Makmur Sejahtera, Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Selasa. Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pihaknya akan menggelar pelatihan-pelatihan bagi pendamping desa secara daring (online). “Tapi ada satu yang ‘offline’, pada saat evaluasi. Jadi, penyampaian materi, diskusi, (secara) ‘online’, tapi pada saat evaluasi (dilaksanaka secara) ‘offline’ supaya kita tahu belajar bener apa enggak,” jelasnya. Ia mengatakan setelah peningkatan SDM akan dilakukan asesmen untuk mengetahui apakah pendamping desa tersebut masih layak ataukah perlu disekolahkan lagi. Sementara untuk para kepala desa, kata dia, pihaknya sedang berupaya menggandeng sejumlah perguruan tinggi agar kades yang berprestasi dalam satuan periode kepemimpinan enam tahun dapat konversi satuan kredit semester (SKS) sehingga dengan menambah beberapa SKS sudah bisa diwisuda menjadi sarjana (S1). “Itu menjadi bentuk upaya kita memberikan apresiasi. S1 di perguruan tinggi itu empat tahun, teori saja, kepala desa enggak usah teori, langsung praktik. Kadang-kadang pengalaman praktik jauh lebih bermanfaat dari sekadar belajar teori,” katanya. Oleh karena itu, kata dia, kepala desa yang berprestasi dalam satu periode sangat layak layak untuk mendapatkan gelar S1 di bidang pembangunan, di bidang pemberdayaan masyarakat, dan di bidang peningkatan SDM. “Mudah-mudahan ini semua berhasil dan gol, sehingga nanti pada saatnya perguruan tinggi-perguruan tinggi yang ada di wilayah Jawa Tengah akan membuka pendaftaran untuk kepala desa. Dan mudah-mudahan nanti juga ada subsidi dari pemerintah untuk kepala desa yang berprestasi,” katanya. Dengan demikian pada saatnya nanti, kata dia, seluruh kepala desa akan memiliki warisan, baik warisan untuk desanya maupun untuk dirinya sendiri karena keberhasilannya yang semula lulusan SLTA, setelah menjadi kepala desa jadi S1. (jwn5/ant)

Antisipasi Kekurangan, Dinkes Jateng Minta Tambahan Puluhan Ribu APD

SEMARANG, Jowonews.com – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mengajukan penambahan puluhan ribu alat pelindung diri (APD) kesehatan ke pemerintah pusat untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan pada penanganan medis pasien yang diduga terinfeksi virus Corona jenis baru (COVID-19). “Kebutuhan APD kami banyak sekali, jumlah yang kami ajukan puluhan ribu, sudah saya tandatangani dan kirimkan kebutuhan APD se-Jateng, mulai dari penutup kepala, kacamata, masker N95, sepatu ‘boots’, sarung tangan panjang, dan jubah,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo di Semarang, Selasa. Ia mengungkapkan saat ini ketersediaan APD di rumah sakit se-Jateng sudah ada yang menipis dan ada yang masih mencukupi untuk beberapa waktu ke depan. Menurut dia, banyaknya kebutuhan di Jateng itu karena APD yang digunakan oleh tenaga medis bersifat sekali pakai. “APD yang digunakan itu ‘single use’, jadi seorang tenaga medis tiap masuk ke ruang perawatan pasien dalam pemantauan (PDP) menggunakan APD dan tiap keluar harus diganti sehingga sehari kami bisa butuh 20 set APD lengkap full body,” ujarnya. Guna mengantisipasi terjadinya kekurangan APD, rumah sakit-rumah sakit yang ketersediaan APD-nya menipis agar merujuk pasien yang bersangkutan ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap, seperti RSUP dr. Kariadi Semarang dan RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengatakan dari 13 rumah sakit di Jateng yang ditunjuk menjadi rujukan penanganan pasien terduga COVID-19, ada yang ketersediaan APD-nya cukup untuk satu bulan ke depan, tapi ada juga yang stoknya tinggal seminggu. “Oleh karena itu, usulan ke pusat ini bisa segera turun, harapannya kurang dari satu minggu sudah ada (realisasi pengadaan APD, red),” katanya. (jwn5/ant)

Bertambah Lagi, Pasien Positif Corona di Indonesia Total 27 Orang

JAKARTA, Jowonews.com – Pasien yang terkonfirmasi positif terpapar virus corona jenis baru di Indonesia bertambah delapan orang dari sebelumnya 19, sehingga tercatat total 27 orang positif COVID-19. “Kemarin kita sudah mengumumkan pasien kode 01-19, dan ada penambahan delapan pasien,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes sekaligus juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto di kantor presiden di Jakarta, Selasa. Yurianto merincikan kode pasien yang terkonfirmasi positif yaitu pasien kasus 20, perempuan berusia 70 tahun, WNI, bagian dari ‘tracing’ subklaster Jakarta, Pasien kasus 21, perempuan, 47 tahun, WNI, bagian dari “tracing” subklaster Jakarta, lalu pasien kasus 22, perempuan, 36 tahun, WNI, imported case(terkena di luar negeri). “Pasien 23, perempuan, 73 tahun, WNI, imported case, kondisinya saat ini sedang menggunakan ventilator karena faktor komorbid cukup banyak kondisi stabil,” ungkap Yurianto. Pasien kasus 24, laki-laki, 46 tahun, WNI, imported case. Pasien kasus 25, perempuan, 53 tahun, WNA, imported case, saat ini dalam kondisi stabil. Selanjutnya, pasien kasus 26, laki-laki, 46 tahun, WNA, stabil, imported case. “Pasien kasus 27, laki-laki, 33 tahun, WNI, kondisi stabil, kami menduga ini local transmission yang sedang kami ‘tracking’, bukan impor dan belum jelas bagian dan klaster yang lain,” ungkap Yurianto. (jwn5/ant)