Jowonews

Bocah 4 Tahun Asal Cilacap Dinyatakan Sembuh dari COVID-19

PURWOKERTO, Jowonews.com – Seorang balita, warga Desa Bulupayung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, AL (4) dinyatakan sembuh dari COVID-19, kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Cilacap Farid Ma’ruf. “Alhamdulillah mas AL sudah dinyatakan sembuh, tadi diantar pulang ke rumahnya oleh Pak Bupati (Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, red.),” katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu. Menurut dia, pihaknya sudah mendapat konfirmasi terkait hasil pemeriksaan swab terakhir yang dinyatakan negatif setelah sempat dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab pertama sebelum balita tersebut menjalani perawatan di RSUD Cilacap. Balita yang baru pulang dari Jakarta dan Sumedang bersama orang tuanya, warga Desa Bulupayung, Kecamatan Kesugihan itu, dinyatakan positif COVID-19 pada hari Rabu (25/3) sehingga harus menjalani isolasi di RSUD Cilacap. “Oleh karena sudah dinyatakan sembuh, tidak perlu isolasi diri, tetapi tetap harus menjaga sesuai dengan ketentuan pemerintah,” kata Farid yang juga Sekretaris Daerah Cilacap. Terkait dengan jumlah pasien positif COVID-19 di Kabupaten Cilacap, dia mengatakan berdasarkan data, pada hari Rabu (15/4) bertambah dua orang sehingga secara keseluruhan ada 10 orang yang terdiri atas satu orang dinyatakan sembuh, satu orang telah meninggal dunia, dan delapan orang masih dalam perawatan. Menurut dia, dua pasien dalam pengawasan (PDP) yang baru dinyatakan positif COVID-19 terdiri atas seorang pria asal Wanareja yang memiliki riwayat perjalanan dari Bandung dan seorang perempuan asal Kuripan yang memiliki riwayat perjalanan dari Klaten. “Kondisi delapan PDP positif COVID-19 ini sudah bagus, tinggal menunggu hasil pemeriksaan swab dari positif menjadi negatif,” jelasnya. (jwn5/ant)

Pendataan Warga Miskin sebagai Penerima Jaring Pengaman Sosial di Kudus Rampung April

KUDUS, Jowonews.com – Pendataan penerima program jaring pengaman sosial untuk mengatasi dampak pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ditargetkan rampung sebelum akhir April 2020 sehingga bisa disalurkan segera. “Kami menargetkan pendataan bisa rampung sebelum puasa sehingga penyalurannya juga bisa dilakukan secepatnya,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Pendudukan, dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Sunardi usai rapat koordinasi dengan Komisi D DPRD Kudus di Kudus, Selasa. Jika waktunya tidak mencukupi untuk verifikasi, kata dia, program jaring pengaman sosial tersebut akan langsung dibagikan rencananya terhadap 62.000 keluarga dengan nilai bantuan Rp200.000 per keluarga per bulan. Sasaran penerimanya, yakni jasa ojek, penarik becak, PKL, juru parkir, difabel, sopir angkot, pekerja seni, buruh serabutan, karyawan pasar, pelayan resto, pedagang kecil pelataran pasar, dan tenaga kerja di usaha mikro atau sektor informal. Kepala Bidang Pelayanan Rehabilitasi Sosial dan Bantuan Jaminan Sosial Adji Setiawan menambahkan program jaring pengaman sosial tidak hanya bersumber dari APBD Kudus dan Dana Desa, namun juga dari APBD Provinsi Jateng serta APBN. Bantuan dari APBN akan diberikan dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) Rp600 ribu per keluarga dengan jumlah alokasi penerimanya 6.573 keluarga yang bukan penerima PKH. Bantuan sosial bersumber dari APBD Provinsi Jateng berupa beras 100 ton, dengan syarat adanya surat keterangan penyerta dari bupati terkait dengan kondisi darurat COVID-19. Beras tersebut akan diberikan kepada orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP), pasien positif corona, warga miskin, dan difabel di zona merah. Bantuan bersumber dari Dana Desa, untuk warga terdampak yang belum menerima bantuan dari ketiga sumber tersebut. Ketua Komisi D DPRD Kudus Mukhasiran mendesak Dinas Sosial P3AP2KB setempat segera menyelesaikan basis data penerima bantuan sosial warga terdampak corona di daerah itu. “Masyarakat sudah merasakan dampak virus corona, karena banyak yang kehilangan pekerjaan,” ujarnya. (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Siapkan Tempat Karantina Untuk Kepulangan TKI

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo menyiapkan tempat karantina untuk para Tenaga Kerja Indonesia asal Jawa Tengah yang akan pulang ke kampung halaman masing-masing guna mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19). “Kemarin ada laporan dari Wagub Sumut, kalau ada 10 TKI Jateng dari Malaysia yang dikarantina di sana. Ini mesti dipulangkan dan kami sudah menyiapkan tempatnya di gedung eks-STIE Bank Jateng Johar, Kota Semarang,” katanya di Semarang, Selasa. Dia menjelaskan penyiapan tempat karantina itu agar penanganan para TKI dapat dilakukan dengan maksimal dan proses pengecekan kesehatan dapat terpantau dengan baik. Meskipun demikian, dirinya berharap semua TKI yang pulang ke Jateng itu negatif COVID-19 serta dalam kondisi sehat. “Sudah kami siapkan, hari ini saya minta dikebut pengerjaannya agar lebih cepat. Informasi dari Sumut, kemungkinan dalam waktu dua atau tiga hari sudah sampai di Jateng,” ujarnya. Terkait dengan persiapan Jateng dalam mengantisipasi kemungkinan banyaknya TKI yang pulang kampung dalam beberapa waktu ke depan, Ganjar menjelaskan bahwa pemerintah pusat sudah mempersiapkannya karena ada potensi hingga jutaan TKI yang mau pulang ke Indonesia. “Kalau tidak salah, ada sejuta yang mau pulang. Negara sudah mempersiapkan itu, sudah disiapkan tempat khusus,” katanya. Meskipun demikian, Ganjar juga mengantisipasi apabila daerah harus mempersiapkan tempat karantina sehingga sejumlah tempat telah disiapkan untuk menampung bila ada TKI yang pulang kampung ke Jateng. “Kalau memang skenario paling buruk daerah harus melakukan karantina, kami sudah siapkan beberapa tempat. Intinya kami siap,” ujarnya. (jwn5/ant)

Bantu Terdampak COVID-19, Pengelola MAJT Kumpulkan Donasi

SEMARANG, Jowonews.com – Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah mulai mengumpulkan donasi berupa zakat, infak dan sedekah (ZIS) dari para dermawan di Jateng yang nantinya didistribusikan kepada masyarakat terdampak penyakit virus corona jenis baru (COVID-19). “Bantuan yang akan disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk paket kebutuhan pokok masyarakat. Untuk tahap pertama targetnya bisa menyasar 2.500 masyarakat yang terdampak corona,” kata Ketua Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (PP MAJT) Kiai Noor Achmad MA melalui pernyataan yang disampaikan di Semarang, Selasa. Dalam rangka kelancaran misi tersebut, kata dia, telah dibentuk Satuan Tugas (Satgas) Peduli COVID-19 yang diketuai Isdiyanto Isman, Koordinator Bidang Hubungan Masyarakat MAJT, yang bertugas menghimpun donasi untuk selanjutnya segera didistribusikan kepada para terdampak COVID-19 di Kota Semarang. Ia mengatakan MAJT menaruh perhatian tinggi terhadap masyarakat luas di Jateng yang terkena dampak COVID-19, di antaranya banyak yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dirumahkan, ataupun usaha informalkan terhenti disebabkan kebijakan darurat COVID-19 yang harus ditaati seluruh masyarakat. Kebijakan darurat COVID-19 di antaranya pemberlakuan “work from home” dengan “phisical distancing” hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dalam dunia pendidikan seperti pelajar dan mahasiswa juga diberlakukan belajar di rumah dengan pola daring dan televisi. “Harus diakui pemberlakuan Tanggap Darurat COVID-19 hingga 29 Mei 2020 menyebabkan lumpuhnya perekonomian di tengah masyarakat. Dalam kondisi seperti ini menjadi kewajiban kami untuk membantu para terdampak. Nabi Muhammad SAW bersabda, sedekah itu menolak bala dan memanjangkan umur, maka konsep sedekah itu yang kami gerakkan,” katanya didampingi Sektretaris PP MAJT Kiai Muhyiddin. Selain menggalang donatur di tengah masyarakat, kata Noor Achmad selaku penanggung jawab Satgas Peduli COVID MAJT, satgas juga menghimpun donasi di lingkup pengurus MAJT yang kini terus berjalan. “Alhamdulillah para pengurus memberi kepedulian serta respons yang tinggi dalam pengumpulan donasi ini,” katanya. Ia mengajak para dermawan dan yang berkecukupan ekonomi untuk mendukung Program Peduli COVID-19 MAJT dengan menyalurkan donasi kepada Satgas Peduli COVID-19 MAJT. Donasi dapat ditransfer ke rekening BPD Capem Setwilda Jateng 2057077973 atas nama Masjid Agung Jateng atau menghubungi nomor telepon 085786875244, demikian Noor Achmad. (jwn5/ant)

Jawa Tengah Belum Ajukan Status PSBB, Ini Alasan Gubernur

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan bahwa Provinsi Jawa Tengah belum perlu mengajukan penetapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kepada pemerintah pusat terkait pandemi virus Corona jenis baru (COVID-19). “Belum, belum (ajukan PSBB). Kita lagi siapkan dengan baik agar kita mantap betul, mulai dari bagaimana percepatan persebarannya, tapi kita lebih hati-hati betul menghitung,” katanya di Semarang, Selasa. Hitungan yang dimaksud Ganjar adalah dukungan atau bantuan pemerintah kepada masyarakat termasuk sistem logistik, sistem transportasi sampai sistem keuangan. “Jadi PSBB bukan tujuan, tapi mesti dihitung secara matematis, statistik secara epidemologis sehingga kita perlu pakar untuk membantu,” ujarnya. Pertimbangan lain Ganjar belum mengajukan status PSBB adalah total kasus COVID-19 di Jateng yang terkonfirmasi hingga saat ini sebanyak 203 orang, 25 di antaranya meninggal dunia dan 19 sembuh. Selain itu, di Jateng juga belum ada kabupaten maupun kota yang mengajukan penetapan status serupa. Saat ini Ganjar beserta jajarannya sedang mematangkan pendataan masyarakat sebagai salah satu skenario teknis pemberian bantuan. “Sampai akhir April akan kita eksekusi soal bantuan agar kita menyiapkan skenarionya. Termasuk ketika kita mengajukan atau menuju PSBB, kota mana kabupaten mana kecamatan desa kita hitung betul,” katanya. Yang tidak kalah penting bagi Ganjar adalah pendataan warganya yang saat ini berada di luar daerah, khususnya di Jabodetabek, dalam rangka penyaluran bantuan. Ia mengaku telah berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Barat untuk percepatan pendataan tersebut. “Harapannya tidak ada warga yang mudik, jadi tidak ada orang yang berpotensi untuk membawa virus itu ke asalnya. Ini bukan stigmatisasi, tapi dengan sudah ya asimtomatis kita tidak tahu siapa yang tertular. Kita bantu Jakarta, Jabar agar semua berjalan. Ini komunitas warga Jateng di Jakarta dan Jabar juga sudah mendata,” ujarnya. (jwn5/ant)