Jowonews

Wonosobo Salurkan Bansos Tunai dari Pusat Untuk 26.605 Keluarga Miskin

WONOSOBO, Jowonews.com – Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, mulai menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) program pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial untuk 26.605 keluarga miskin dalam menghadapi pandemi COVID-19. Sekretaris Dinas Sosial Peberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Wonosobo, Retno Eko Syafariati di Wonosobo, Senin, mengatakan sejumlah penerima BST sudah bisa mencairkan dana tersebut di kantor pos dan beberapa bank pemerintah sejak Sabtu (9/5). Namun dia mengakui bahwa pendataan terhadap keluarga miskin penerima manfaat BST masih terus dilakukan. “Data terkait jumlah keluarga penerima manfaat BST masih dinamis karena sampai saat ini kami masih terus berupaya melakukan pemutakhiran agar benar-benar valid sehingga bantuan sebesar Rp600.000 per keluarga tepat sasaran,” katanya. Ia menuturkan penyaluran bantuan tunai melalui kantor pos sudah dimulai dan bisa diakses warga penerima manfaat sampai tanggal 17 Mei mendatang. Sementara untuk pencairan melalui bank pemerintah yang terhimpun dalam Himbara saat ini masih dalam proses di masing-masing bank. “Pembagian distribusi dana bantuan, PT Pos mendapat alokasi ke 21.673 keluarga dan Himbara sejumlah 4.932 keluarga penerima manfaat sehingga total yang akan menerima untuk sementara ini adalah 26.605 keluarga,” katanya. Selain BST dari anggaran belanja pemerintah pusat, warga miskin dalam berbagai kategori juga masih dibantu melalui program jaring pengaman sosial (JPS) Provinsi Jawa Tengah, JPS Kabupaten, program bantuan pangan nontunai (BPNT), BPNT perluasan, program keluarga harapan (PKH) dan PKH perluasan. Ia menuturkan JPS Kabupaten masih menunggu selesainya pendataan by name by address dari pemerintah pusat sehingga sampai saat ini belum dapat dicairkan. “Penerima manfaat dari berbagai jenis bansos itu tidak boleh tumpang tindih, karena setiap keluarga hanya dibolehkan menerima satu jenis manfaat saja,” katanya. Oleh karena itu, katanya, pemerintah daerah sangat hati-hati dalam pendataan agar tidak sampai muncul duplikasi data yang berpotensi menimbulkan kesalahan administrasi dan berimbas konsekuensi hukum. “Khusus JPS Provinsi, pendataan sudah selesai namun untuk waktu pembagian juga belum kami ketahui,” katanya. Jumlah calon penerima JPS Provinsi menurut Retno mencapai 24.575 keluarga. Ia menyampaikan bahwa pemerintah juga memiliki program bantuan khusus bagi warga terdampak COVID-19 dengan syarat mereka belum menerima bantuan lain seperti disebutkan di atas. (jwn5/ant)

Pemkot Solo Usul 44.127 KK Dapat BST

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta mengusulkan 44.127 kepala keluarga (KK) di kota itu mendapatkan Bantuan Sosial Tunai (BST) di tengah pandemi COVID-19. “Warga Solo yang masuk kurang mampu terdampak pandemi COVID-19 diusulkan mendapatkan BST sebanyak 44.127 KK,” kata Sekretaris Daerah Kota Surakarta Ahyani, di sela penyerahan bantuan paket sembako kepada warga terdampak COVID-19 di Solo, Minggu. Menurut Ahyani, tahap pertama pencairan BST akan dilaksanakan pada Jumat (15/5), sebanyak 26.407 KK. Bantuan itu, langsung dari pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos). Ahyani mengatakan program BST tersebut tahap pertama akan diterima sebesar Rp600.000 per bulan setiap KK, dan diberikan untuk tiga bulan, yakni April, Mei dan Juni. “Pembagian BST khusus April akan dirapel pada Juni mendatang. Sehingga, setiap KK akan menerima sebanyak Rp1.200.000,” katanya. Dia mengatakan warga yang sudah menerima BST dari Kemensos, secara otomatis bulan ini, tidak lagi menerima paket sembako dari Pemkot Surakarta dari dana bersumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surakarta. “Bantuan paket sembako dari APBD hanya diperuntukkan bagi warga terdampak COVID-19 yang belum menerima bantuan dari pusat baik dari Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) maupun BST,” katanya. Pemkot Surakarta masih mempunyai sisa peket sembako dari APBD yang bakal diberikan kepada bekerja di Solo yang terdampak COVID-19 baik yang dirumahkan maupun buruh terkena PHK. Menurut dia, berdasarkan data usulan dari organisasi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), RT, dan RW ada sebanyak 7.000 KK yang belum mendapatkan paket sembako dari Pemkot Surakarta pada tahap pertama April 2020. Pihaknya bakal membagikan paket sembako berupa beras 10 kilogram, satu kaleng sarden, satu kaleng susu kental manis, satu buah mie telur, satu kotak teh, dan minyak goreng 0,5 liter kepada warga terdampak.  (jwn5/ant)

Pemprov Jateng Kirim Bantuan Untuk Perantau di Jakarta

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya segera mengirim bantuan untuk warga Jawa Tengah di DKI Jakarta dan sekitarnya yang tidak pulang ke kampung halaman saat pandemi COVID-19, karena anggarannya sudah disiapkan. “Ini sekarang kami sedang menyiapkan dengan PT Pos Indonesia, mudah-mudahan tidak lama segera kelar, tinggal hitungan teknis dan pembiayaannya (biaya pengiriman, red),” katanya di Semarang, Minggu. Ganjar menyebutkan anggaran untuk bantuan warga Jateng yang ada di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sudah disiapkan, bahkan mekanisme penyaluran bantuannya juga sudah dibicarakan. “Saya minta cepat, mudah-mudahan minggu depan sudah bisa dikirim ke sana,” ujarnya. Bantuan yang akan dikirim itu, lanjut Ganjar, berupa sembako dan terkait dengan jumlahnya, saat ini telah terdaftar 60 ribu orang, namun setelah diverifikasi menjadi 26 ribu orang. Menurut Ganjar, pengurangan sebanyak itu karena ada warga yang sudah pulang ke kampung halaman masing-masing. “Hasil verifikasi kami terakhir sekitar 26.000 dari sekitar 60.000 lebih data yang masuk ke kami, namun kami minta ini tidak ditutup dulu datanya karena masih banyak yang ingin menyumbang,” katanya. Ganjar mengungkapkan, beberapa instansi maupun komunitas dan lembaga sudah terlebih dulu memberikan bantuan untuk warga Jateng di Jakarta. Dirinya mendapat laporan dari Bupati Kebumen, ada salah satu desa bernama Winong yang sudah mengirimkan bantuan ke Jakarta. “Bupati Batang juga menyampaikan sudah mengirim, lalu ada alumni SMAN 1 Tegal yang mengirimkan bantuan serupa. Memang ini sporadis, maka kami minta dijadikan satu agar bisa tepat sasaran,” ujarnya. Terkait dengan hal itu, Ganjar meminta semua pihak yang ingin membantu untuk berkoordinasi dengan Pemprov Jateng dan Badan Penghubung Jateng yang ada di Jakarta juga diminta aktif berkoordinasi dalam penyaluran bantuan. “Kawan-kawan dari Jateng siapapun yang akan memberikan bantuan, tolong komunikasikan dengan perwakilan kami disana agar diketahui siapa yang sudah dapat siapa yang belum. Ini supaya bisa merata, jangan sampai ada yang dapat dobel sementara lainnya belum dapat,” katanya. Saat ditanya sampai kapan akan menanggung warganya yang ada di Jakarta maupun Bodetabek, Ganjar mengaku belum bisa memastikan. “Kita belum tahu sampai kapan, tapi minimal secepatnya yang ada itu dibantu dulu. Mereka yang tidak ‘tercover’ bantuan bisa selamat dulu setidaknya sebulan ke depan dia aman,” ujarnya. (jwn5/ant)

Tiga Pencari Ikan yang Hilang Diterjang Ombak Ditemukan Meninggal

SEMARANG, Jowonews.com – Tim gabungan pencarian dan penolong menemukan tiga dari empat pencari ikan yang dilaporkan hilang akibat diterjang ombak di sekitar Pantai Guamanik, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Minggu, dalam kondisi meninggal dunia. Kepala Basarnas Semarang Nur Yahya mengatakan tiga korban kecelakaan laut yang sudah ditemukan tersebut masing-masing Sutrisno, Sumantri, dan Eko warga Desa Banyumanis, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Jepara. “Ketiga korban ditemukan di lokasi dan waktu yang berbeda,” katanya. Sutrisno ditemukan terlebih dahulu sekitar 1 mil dari lokasi awal diterjang ombak. Sementara Sumantri ditemukan berikutnya sekitar 2 mil arah timur dari lokasi awal hilang. Adapun Eko ditemukan sekitar 2 mil ke arah barat dari lokasi awal hilang. Saat ini, lanjut dia, satu korban lain yang belum ditemukan atas nama Susanto masih dalam proses pencarian. Pencarian, kata dia, akan dilanjutkan pada Senin (11/5) pagi yang dibagi atas dua tim untuk menyusuri ke arah timur dan barat dari lokasi para korban hilang. Sebelumnya, lima pencari ikan di sekitar Pantai Guamanik, Sabtu (9/5), dilaporkan mengalami kecelakaan setelah terseret ombak besar. Empat pencari ikan dilaporkan hilang pada kejadian itu. (jwn5/ant)

Meski 6 Orang Reaktif COVID-19, Pasar Kliwon Kudus Buka Seperti Biasa

KUDUS, Jowonews.com – Pasar Kliwon Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih tetap buka dan beroperasi secara normal seperti sebelumnya, meskipun terdapat enam orang yang dinyatakan reaktif penyakit virus Corona (COVID-19) dari hasil tes cepat (rapid test) Corona. “Hingga saat ini, aktivitas di Pasar Kliwon memang masih normal meskipun sebelumnya ada yang dinyatakan reaktif Corona,” kata Kabid Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan Kudus Albertus Harys Yunanto di Kudus, Minggu. Ia mengakui belum ada instruksi untuk menutup pasar, mengingat hasil tes cepat tersebut juga baru sebatas screening atau pemilahan antara yang berpotensi atau yang tidak berpotensi terinfeksi sebagai upaya memutus mata rantai penularan Corona. Untuk memastikan hasilnya, kata dia, tentu masih harus dilanjutkan dengan pemeriksaan diagnostik COVID-19 melalui tes PCR atau polymerase chain reaction melalui swab (usap) tenggorokan. Untuk memastikan di Pasar Kliwon bebas corona, maka protokol kesehatan ketat terus diberlakukan dengan meminta setiap pengunjung pasar melakukan cuci tangan di tempat yang disediakan serta wajib mengenakan masker. “Bagi yang tidak memakai masker, maka langsung diminta pulang karena di setiap pintu ada petugas jaga. Sedangkan penyemprotan lingkungan pasar dengan disinfektan juga sudah dilakukan,” ujarnya. Dalam rangka menjaga jarak antar orang di pasar, selasar pasar juga sudah steril dari barang dagangan pedagang yang sebelumnya banyak ditempatkan di selasar pasar sehingga setiap akses jalan menjadi sempit dan setiap pengunjung sulit menghindari kontak fisik. Tingkat kunjungan di Pasar Kliwon untuk sementara cenderung sepi atau berbeda dengan bulan puasa sebelumnya yang padat pengunjung. Meksipun demikian, pengunjung maupun pedagang tetap diminta waspada dan tetap mematuhi imbauan pemerintah untuk menerapkan physical distance (jaga jarak antar orang). Jumlah pedagang di Pasar Kliwon sendiri mencapai 2.500 pedagang, sedangkan aktivitas dimulai pagi hari hingga pukul 15.00 WIB. Sementara enam orang yang dinyatakan reaktif corona dari hasil rapid test, yakni dari mulai perdagang hingga sopir. Keenam orang tersebut, kini menjalani isolasi mandiri dan nantinya akan ditindaklanjuti dengan tes PCR atau polymerase chain reaction melalui swab (usap) tenggorokan untuk mendeteksi keberadaan material genetik virus Corona. (jwn5/ant)

Dalam 15 Hari Terakhir, Tidak Ada Kematian Akibat COVID-19 di Semarang

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Kota Semarang mencatat tidak ada kematian pasien positif COVID-19 di Ibu Kota Jawa Tengah itu selama 15 hari terakhir. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Minggu, mengatakan terdapat tren penurunan pasien positif yang dirawat maupun meninggal dunia sejak pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) sejak 27 April 2020. Menurut dia, kasus kematian pasien positif COVID-19 terakhir kali dilaporkan terjadi pada 25 April 2020. Demikian pula dengan pasien positif COVID-19 yang dirawat di berbagai rumah sakit di Semarang. “Angka tertinggi pada 24 April yang mencapai 148 pasien. Saat ini sudah di angka 68 orang yang masih menjalani perawatan,” katanya. Selama dua pekan terakhir, kata dia, juga terjadi peningkatan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh. Hingga 10 Mei tercatat sudah 188 pasien yang dinyatakan sembuh. Meski demikian, ia meminta masyarakat tidak mengendurkan pelaksanaan PKM mengingat jumlah ODP dan PDP masih cukup fluktuatif. Hingga hari ini terdapat 440 ODP dan 246 PDP yang masih memerlukan perhatian. Ia mengharap masyarakat tetap tertib menjalankan pemberlakukan PKM hingga tuntas dua pekan ke depan untuk menekan pandemi COVID-19. (jwn5/ant)