Jowonews

Pemkot Perpanjang Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Semarang Hingga 7 Juni

SEMARANG, Jowonews.com – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memutuskan memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) hingga 7 Juni 2020 menyusul lonjakan aktivitas orang di Ibu Kota Jawa Tengah ini menjelang Lebaran. “Beberapa hari ini cukup banyak warga yang beraktivitas di jalanan, pusat perbelanjaan, dan pasar. Seolah mereka lupa kalau kita sedang menghadapi pandemi COVID-19,” kata Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu di Semarang, Jumat. Menurut dia, keputusan memperpanjang PKM selama 14 hari yang seharusnya berakhir pada tanggal 24 Mei 2020 itu berdasarkan konsultasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Semarang. Lonjakan aktivitas masyarakat tersebut, kata dia, menyebabkan tren grafik COVID-19 di Kota Semarang kembali naik. Meski demikian, kata dia, terdapat beberapa perubahan dalam penerapan perpanjangan PKM tersebut. Ia mencontohkan jam operasional PKL dan restoran yang sebelumnya wajib tutup pukul 20.00 WIB menjadi pukul 21.00 WIB. Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol. Auliansyah Lubis mengatakan bahwa petugas tetap melakukan pengetatan terhadap jalur menuju Kota Semarang. Menurut dia, petugas tetap akan memutar balik kendaraan yang diketahui ditumpangi oleh pemudik yang berasal dari zona merah. “Kalau yang dari sekitar Semarang akan kami lihat dahulu secara situasional serta dengan pemeriksaan medis,” katanya. (jwn5/ant)

Jelang Lebaran, Harga Kebutuhan Pokok di Solo Merangkak Naik

SOLO, Jowonews.com – Harga sejumlah komoditas pokok di beberapa pasar tradisional di Kota Solo mulai merangkak naik jelang Lebaran tahun ini. “Kenaikan harga terjadi di hampir semua komoditas, naiknya sekitar Rp2.000-5.000/kg,” kata salah satu pedagang Marsinah di Pasar Legi Solo, Kamis. Ia mengatakan untuk bawang putih naik harga dari Rp29.000/kg menjadi Rp31.000/kg, telur ayam naik dari Rp22.000/kg menjadi Rp25.000/kg, dan gula pasir naik harga dari Rp17.000/kg menjadi Rp18.500/kg. “Daging ayam juga naik harga dari Rp32.000/kg menjadi Rp36.000/kg,” katanya. Ia mengatakan kenaikan harga ini biasa terjadi jelang Lebaran. Untuk kali ini, selain dipicu oleh naiknya permintaan masyarakat, kenaikan juga terjadi akibat stok sejumlah komoditas yang mulai menipis. “Tetapi sebetulnya ada juga barang yang stoknya melimpah tetapi harganya tetap naik, seperti daging ayam. Padahal di pertenak kan stoknya banyak,” katanya. Pedagang lain Partimah mengatakan sebetulnya harga daging ayam sempat mengalami penurunan dari Rp38.000/kg menjadi Rp27.000/kg. Menurut dia, penurunan terjadi sebelum Ramadhan. “Kalau kata distributornya penurunan harga ini karena panennya di peternak sedang banyak. Tetapi sekarang harga naik lagi menjadi Rp36.000/kg,” katanya. Meski sejumlah komoditas pokok mengalami kenaikan harga, dikatakannya, jumlah pembeli tetap banyak. “Mereka tetap belanja meskipun Corona ini kan belum selesai. Mungkin buat jaga-jaga kalau ada keluarga yang datang saat Lebaran,” katanya. (jwn5/ant)

Arus di Jalur Pantura Timur Turun 60 Persen

PATI, Jowonews.com – Arus lalu lintas yang melintasi Jalur Pantura Timur Pati, Jawa Tengah, menjelang Lebaran terlihat sepi dan mengalami penurunan hingga 60 persen dibandingkan dengan kondisi arus lalu lintas pada hari biasa. “Kondisinya memang sepi, bukannya terjadi peningkatan arus lalu lintas tetapi mengalami penurunan. Bahkan, dibandingkan hari biasa turun hingga 60 persen,” kata Kasat Lantas Polres Pati AKP Abdul Mufid di Pati, Kamis. Bahkan, lanjut dia, keberadaan bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang biasanya mendominasi juga tidak lagi karena pemudik sudah tidak ada, menyusul adanya larangan mudik dari pemerintah. Pemudik bersepeda motor yang biasanya berkelompok, saat ini sudah tidak terlihat lagi. Meskipun sudah mendekati Lebaran, kata dia, arus lalu lintas tetap sepi, sedangkan lalu lalang kendaraan yang melintas di Jalaur Pantura Pati hanya warga lokal dari Kudus ke Pati atau dari Rembang ke Pati serta sebaliknya. Sepinya arus lalu lintas juga berdampak pada kasus kecelakaan lalu lintas semakin menurun hingga 50-an persen. Meskipun demikian, dia mengimbau, pengendara untuk tetap waspada, meskipun jalanan juga cenderung sepi. Pernyataan senada juga disampaikan Kasatlantas Polres Kudus AKP Gluh Pandu Pandega bahwa arus lalu lintas sejauh ini tidak ada peningkatan sama sekali, bahkan dominasinya merupakan warga lokal. Berdasarkan hasil pantauan di perbatasan Kudus dan Pati, dalam tempo lima menit jumlah kendaraan yang melintas berkisar 60-an unit dengan dominasi kendaraan roda dua dan kendaraan pribadi, serta truk bersumbu juga masih banyak yang melintas. Karena tidak ada larangan seperti Lebaran sebelumya, truk bersumbu memang banyak yang melintas dan sejauh ini tidak memberikan dampak kepadatan arus lalu lintas. Pemudik yang biasanya banyak melintas, terutama H-3 Lebaran, hingga hari ini (21/5) belum terlihat ada kendaraan pemudik yang biasanya ditandai dengan membawa barang bawaan yang ditempatkan di atas kabin mobil. Demikian halnya, untuk pemudik yang memakai roda dua juga membawa barang bawaan yang cukup banyak. Meskipun demikian, banyak kendaraan berpelat luar daerah yang melintasi Jalur Pantura Pati, mulai dari pelat B, W, L, S, F, DN, KT, serta AE. Paling sering dijumpai merupakan kendaraan pribadi berpelat nomor B, termasuk pengendara sepeda motor yang diduga pemudik dengan pelat kendaraan B dari arah Semarang serta pelat kendaraan W dan L dari arah Pati juga terlihat melintas. Sepeda motor yang dikendari terlihat lusuh seperti habis menempuh perjalanan jauh, serta pakaian mereka juga terlihat memakai pakaian yang tertutup rapat demi menjaga keamanan dan kenyamanan selama perjalanan. Secara umum, arus lalu lintas hari (21/5) cenderung sepi karena mayoritas pengendara bisa melaju dengan kencang tanpa hambatan, mengingat Jalur Pantura Timur Pati cukup lebar dan mulus. Baik Polres Kudus maupun Polres Pati juga menyiapkan posko di sepanjang Jaluar Pantura Timur.  (jwn5/ant)

Pascamelahirkan, Ibu Asal Kudus Terkonfirmasi Positif COVID-19

KUDUS, Jowonews.com – Jumlah kasus terkonfirmasi positif penyakit virus corona (COVID-19) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bertambah satu orang setelah ibu yang baru melahirkan diyatakan positif corona, sehingga total menjadi 48 kasus. “Awalnya perempuan berusia 35 tahun yang baru saja melahirkan tersebut, dirawat di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus, namun hasil tes cepat (rapid test) reaktif corona kemudian dirujuk ke RSUP Kariadi Semarang,” kata Juru Bicara Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Kudus Andini Aridewi di Kudus, Kamis. Ia mengungkapkan pasien tersebut memiliki penyakit penyerta sehingga dirujuk ke Semarang. Proses melahirkannya, kata dia, berlangsung di Semarang, kemudian menjalani swab (usap) tenggorokan dan hasilnya terkonfirmasi positif Corona. Usia melahirkan, pasien dirujuk kembali ke RS Aisyiyah Kudus karena kondisinya baik, sedangkan anaknya yang baru berusia empat hari masih dirawat di RSUP Kariadi Semarang karena memiliki gejala demam. Dari 48 kasus terkonfirmasi positif, sebanyak 33 kasus di antaranya dari dalam wilayah, sedangkan 15 kasus dari luar wilayah. Dari 33 kasus dalam wilayah tersebut, sebanyak satu orang menjalani perawatan, 28 orang dinyatakan sembuh, dan empat orang meninggal. Sementara jumlah orang tanpa gejala (OTG) yang masih dipantau sebanyak 37 orang, sedangkan orang dalam pemantauan sebanyak 42 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang masih dirawat sebanyak 33 orang, sebanyak empat orang dirawat, 12 orang menjalani isolasi, dan 17 orang meninggal. (jwn5/ant)

Kapolda Klaim Anggotanya Masih Semangat Sekat Pemudik yang Masuk Jateng

SEMARANG, Jowonews.com – Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol.Ahmad Luthfi mengatakan semangat anggota tetap tinggi untuk melakukan penyekatan terhadap pemudik yang akan masuk ke provinsi ini dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19. “Kami lakukan penyekatan dengan skala prioritas,” kata kapolda usai memantau kondisi jalur tol mulai dari Semarang hingga Brebes, Kamis. Menurut dia, hingga hari ke-27 pelaksanaan Operasi Ketupat Candi 2020, terdapat 4.722 kendaraan pemudik yang diminta untuk putar balik saat akan masuk ke Jawa Tengah. Polda Jawa Tengah, kata dia, telah berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat dalam upaya penyekatan pemudik. Ia menuturkan prosedur dalam penyekatan dilakukan sesuai protokol yang berlaku, mulai pemeriksaan suhu penumpang kendaraan hingga pengecekan alasan perjalanan yang dilakukan. Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol.Islandar F.Sutisna mengatakan arus kendaraan yang melintas di ruas tol Trans Jawa pada H-3 Lebaran tersebut relatif lengang. “Tidak ada kemacetan. Penyekatan dilakukan terhadap kendaraan pemudik. Untuk kendaraan pengangkut logistik tetap diperbolehkan melintas,” katanya. (jwn5/ant)

Masjid Agung Jawa Tengah Pastikan Tak Selenggarakan Sholat Idul Fitri 1441 H

SEMARANG, Jowonews.com – Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) memutuskan tidak menyelenggarakan Shalat Idul Fitri 1441 Hijriah, baik untuk umum maupun internal pengurus. “Keputusan tersebut diambil melalui rapat pimpinan hari ini (21/5), sebagai ketaatan atas Fatwa MUI Pusat, Tausiyah Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Tausiyah MUI Jateng hingga realitas kondisi di Jateng angka penyakit virus corona (COVID-19) masih tinggi dan masih masuk kategori zona merah,” kata Ketua Panitia Pengelola (PP) MAJT Kiai Noor Achmad MA didampingi Sekretaris Kiai Muhyiddin di Semarang, Kamis. Ia berharap sekitar 30.000 umat Islam yang selama ini memadati Shalat Id di MAJT agar memahami, sekaligus disarankan untuk melaksanakan Shalat Id di rumah masing-masing secara berjemaah, yang nantinya menjadi pengalaman langka karena baru pertama kali terjadi dalam sejarah dunia. Keputusan yang dilakukan MAJT yang merupakan masjid besar bereputasi internasional ini, kata dia, yang terbaik untuk kemaslahatan umat sekaligus ikhtiar untuk mencegah meluasnya COVID-19. “Berdasarkan komunikasi dengan Masjid Agung Semarang dan Masjid Baiturrahman Jateng, keduanya juga sepakat tidak menyelenggarakan Shalat Id. Mudah-mudahan masjid se-Jateng juga mengikutinya karena sudah ada contoh tiga masjid tersebut,” ujarnya. Noor Achmad yang juga Sekretaris Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI ini Pusat menyampaikan, Wantim MUI Pusat juga mengeluarkan tausiyah terkait Shalat Id tertanggal 20 Mei 2020 yang ditandatangani Ketua Prof Dr HM Din Syamsuddin MA dan Sekretaris Prof Dr KH Noor Achmad MA. Tausiyah berisi imbauan kepada umat Islam agar menyongsong Idul Fitri dengan penuh syukur dan gembira karena dapat menunaikan ibadah-ibadah Ramadhan dengan baik di tengah keprihatinan sebagai dampak pandemi COVID-19. “Masyarakat juga diminta menaati Fatwa MUI Nomor 14/2020 tentang penyelenggaraan ibadah dalam situasi wabah COVID-19 dan pandangan para ahli kesehatan, terutama untuk memelihara diri dari bahaya wabah corona dengan cara menjaga jarak sehat secara fisik,” ujarnya. Bagi umat Islam yang berada di kawasan persebaran corona terkendali atau zona hijau dapat menunaikan Shalat Idul Fitri seperti biasa dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, sedangkan yang persebaran corona tidak terkendali atau zona merah agar dilaksanakan di rumah secara berjamaah bersama keluarga. Penentuan zona terkendali atau tidak terkendali diputuskan melalui musyawarah antara pemerintah beserta MUI atau ormas-ormas Islam. Umat Islam juga diserukan agar di penghujung Ramadhan semakin meningkatkan ibadah dan amal sosial dengan menyegerakan zakat fitrah, infak, dan sedekah, serta zakat mal kepada mustahiq, terutama yang terkena terdampak wabah corona secara ekonomi. Selain itu, juga dianjurkan menggemakan takbir, tahlil, dan tahmid dari rumah masing-masing dan dari masjid-masjid tanpa jamaah serta melaksanakan silaturahim Idul Fitri secara virtual dengan tetap menghayati makna Idul Fitri sebagai hari raya kesucian, kekuatan, dan kemenangan. (jwn5/ant)