Jowonews

Kudus Berubah Status Jadi Zona Hijau COVID-19

KUDUS, Jowonews.com – Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, saat ini berstatus zona hijau seiring berkurangnya temuan kasus baru corona dibandingkan sebelumnya kasus terkonfirmasi positif COVID-19 cukup banyak. “Meskipun Kabupaten Kudus berstatus zona hijau, masyarakat harus tetap menerapkan kewaspadaan tinggi,” kata Pelaksana tugas Bupati Kudus M. Hartopo di Kudus, Jumat. Ia mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan jaga jarak dari aktivitas sosial (social distancing) serta menjaga jarak fisik antar manusia (physical distancing) di tengah pandemi COVID-19. Sementara tim gabungan yang bertugas melakukan pemantauan pemudik, katanya, masih tetap disiagakan. Tempat karantina di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Bakalan Krapyak, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, katanya, saat ini memang tengah kosong, namun petugasnya tetap berjaga. Perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten Kudus sampai saat ini, kasus terkonfirmasi positif yang masih menjalani perawatan tersisa satu orang dari total 33 kasus. Dari 33 kasus tersebut, sebanyak 28 orang sembuh, empat meninggal dunia, sedangkan dari luar wilayah terdapat 15 orang yang sembuh. Sementara jumlah orang tanpa gejala (OTG) sebanyak 37 orang, sementara 42 orang dalam pemantauan (ODP), sebanyak 33 pasien dalam perawatan (PDP) berasal dari dalam wilayah. Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus baru saja melakukan tes cepat corona secara acak di pusat perbelanjaan modern di Kudus, Jumat. Hasilnya, dari 147 orang yang menjalani tes cepat corona terdapat satu orang yang hasilnya reaktif. “Dia diminta untuk melakukan isolasi mandiri,” Juru Bicara Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Kudus Andini Aridewi. Hal serupa, kata dia, dialami enam orang yang hasil tes cepat corona di Pasar Kliwon beberapa waktu lalu juga reaktif sehingga diminta isolasi mandiri. Hingga kini, lanjut dia, mereka masih menjalani isolasi mandiri dan belum ada tindakan swab (usap) tenggorokan karena harus melihat kondisi kesehatannya. Ketika tidak ada gejala klinis, maka disarankan tetap melakukan isolasi mandiri. (jwn5/ant)

Komplotan Pengganjal ATM di Semarang Diringkus Polisi

SEMARANG, Jowonews.com – Polrestabes Semarang meringkus dua orang anggota komplotan pencuri yang menggunakan modus mengganjal lubang mesin ATM (anjungan tunai mandiri) untuk menguras uang korbannya. Kapolrestabes Semarang Kombes Pol.Auliansyah Lubis di Semarang, Jumat, mengatakan, komplotan ini sudah beraksi di 18 lokasi yang berbeda di Ibu Kota Jawa Tengah ini sejak Januari 2020 lalu. Dua pelaku yang diamankan tersebut masing-masing Darsono (44) warga Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dan Syafrizal (42) warga Serang, Banten. “Pelaku menggunakan batang korek atau tusuk gigi untuk mengganjal ATM korbannya,” ungkapnya. Ia menjelaskan kedua pelaku ini memiliki peran masing-masing untuk mengelabui korbannya. Menurut dia, saat korban kebingungan karena kartu ATM-nya tertelan, ada pelaku yang pura-pura membantu. Pelaku lain, kata dia, ada yang bertugas mengganti kartu ATM korban dengan menggunakan kartu palsu. Dari 18 kali aksinya itu, kata dia, pelaku berhasil meraup hasil kejahatan yang berasal dari uang tabungan para korbannya hingga Rp200 juta. (jwn5/ant)

Pemkab Kudus Bantu Sembako Rp600.000 Untuk Warganya di Jakarta

KUDUS, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengirimkan paket kebutuhan pokok masyarakat senilai Rp600.000 untuk warga Kudus yang berada di Jakarta karena batal pulang menyusul ketatnya aturan saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di daerah setempat. “Paket bantuan sembako yang berjumlah 33 paket tersebut dikirimkan ke Jakarta Kamis (21/5),” kata Sekretaris Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kudus Sutrimo di Kudus, Jumat. Ia mengungkapkan paket bantuan sembako senilai Rp600.000 itu tidak semuanya dalam bentuk barang melainkan ada uang saku senilai Rp400.000. Adapun isi paket sembako yang diberikan kepada 33 warga Kudus yang tidak bisa pulang itu meliputi 10 kilogram beras, dua pak susu dan kopi, satu pak biskuit, satu pak minuman sereal dan 20 bungkus mi instan. Awalnya, kata dia, Pemkab Kudus sudah mempersiapkan proses pemulangan mereka, namun karena Jakarta mulai menerapkan PSBB, untuk memenuhi persyaratannya cukup rumit. “Kemudian dicarikan solusi, dengan mengirimkan bantuan sosial yang pendistribusiannya dilakukan Kamis (21/5) siang,” ujarnya. Bantuan sosial senilai Rp600.000 rencananya akan diberikan selama tiga bulan secara berturut-turut, terhitung mulai bulan Mei hingga Juli 2020. Nilai bantuan bagi warga Kudus di Jakarta disamakan dengan nominal bantuan sosial tunai (BST) dan bantuan sosial dari dana desa sebesar Rp600.000. Puluhan warga Kudus yang berada di perantauan tersebut tidak lagi bekerja karena pandemi penyakit virus corona (COVID-19). “Mereka kini menggantungkan nasibnya dari bantuan sosial dari pemerintah,” ujarnya. (jwn5/ant)

Dinkes Solo Gelar Rapid Test di Pasar Tradisional dan Pusat Perbelanjaan

SOLO, Jowonews.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surakarta menggelar rapid test di pusat-pusat keramaian baik pasar modern maupun pasar tradisional untuk mengantisipasi percepatan pemutusan mata rantai COVID-19 di Solo, Jumat. Pada kegiatan rapid test Dinkes Kota Surakarta melakukan secara serentak di beberapa pasar modern dan tradisional dengan cara mengambil sampel secara acar baik itu, karyawan toko maupun pengunjung. Menurut Kepala Dinkes Kota Surakarta Siti Wahyuningsih kegiatan rapid test digelar di pusat-pusat keramaian baik di pasar modern maupun tradisional di Kota Solo, untuk melihat potensi di tempat-tempat banyak orang berkumpul tersebut. “Kegiatan rapid test dilakukan serentak kebetulan Jumat ini, tidak hari libur. Kegiatan rapid test dengan menggunakan pemeriksaan sistem serum,” kata Siti. Menurut Siti pada rapid test dengan cara sampel darah diambil baik kepada karyawan mal atau pedagang pasar maupun pengunjungnya. Sampel darah kemudian dikirim ke laboratorium daerah dan RSUD Bung Karno Solo untuk mengetahui potensi penularan dan di Kota Solo. “Sehingga, penyebaran COVID-19 di Solo, dapat diputus mata rantainya secepat mungkin,” kata Siti saat meninjau kegiatan rapid test di toko serba Sami Luwis Gading Solo. Menurut Siti kegiatan rapid test tidak semua orang di pusat pembelanjaan modern dan pasar tradisional, dilakukan. Namun, pengambilan sampel darah hanya dilakukan beberapa orang karyawan pusat pembelanjaan dan pengunjung. Seperti di pusat pembelanjaan Sami Luwes Gading Solo, terlihat ramai dilakukan sebanyak 20 karyawannya dan empat pengunjung. “Kami juga melakukan ke Pusat Grosir Solo (PGS) Surakarta yang sering ramai dikunjungi masyarakat. Pengunjung ternyata ramai mencari baju atau pakaian dan sebagainya menjelang Lebaran ini,” kata Siti. Selain itu, rapid test di pasar tradisional dilakukan juga sampel secara acak, pada hari sebelum ada tiga lokasi pasar yang dilakukan. Rapid test pada Jumat ini, juga dilakukan di Pasar Sidodadi Kleco, Jungke, Rejosari, Pasar Burung Depok, dan kini mendadak di Pasar Ayam Silir. “Saya mendadak mendapat laporan di Pasar Ayam Silir Solo, ada keramaian, sehingga langsung dilakukan rapid test secara mendadak,” katanya. Siti mengatakan rapid test tersebut hasilnya lebih cepat diambil darah pada sore harinya bisa diketahui hasilnya di RSUD Bung Karno. Jika hasilnya dari rapid test reaktif langsung menghubungi pihak pengelola. Hal ini, untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya supaya tidak terjadi rantai penularan. Kendati demikian, pihaknya berharap mudah-mudahan semuanya aman. Hal ini, untuk langkah antisipasi pemutusan mata rantai COVID-19, sehingga Solo segera terbebas dari virus. (jwn5/ant)

Kepala Daerah se-Jateng Diminta Perketat Protokol Kesehatan

SEMARANG, Jowonews.com – Kepala daerah di seluruh Provinsi Jawa Tengah diminta memperketat penerapan protokol kesehatan di tempat umum seperti pasar dan mal guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19. “Untuk bupati dan wali kota se-Jawa Tengah, agar rasa-rasanya dalam dua hari ini akan ada banyak kerumunan orang belanja, ketati saja,” kata Gubernur Ganjar Pranowo di Semarang, Sabtu. Hal itu terkait dengan perkiraan terjadi lonjakan keramaian di berbagai tempat dalam tiga hari terakhir, khususnya di tempat-tempat perbelanjaan pada Lebaran tahun ini. Jika masih terdapat kerumunan warga yang susah diatur meskipun sudah diterapkan protokol kesehatan secara ketat, Ganjar menginstruksikan agar bupati maupun wali kota tidak segan melakukan penutupan. Menurut Ganjar, hal tersebut perlu dilakukan karena saat ini situasinya sudah semakin membahayakan, terlebih di pusat-pusat keramaian. “Saya minta yang tidak bisa melakukan pengontrolan ketat pada mereka yang hendak belanja di pasar, mal, supermarket, lebih baik tutup saja karena ini kondisinya sudah kritis. Banyak orang datang berbelanja karena sudah terima THR, banyak uang ‘cash’ jadi ini sangat berbahaya,” ujarnya. Ganjar mencontohkan di Kota Semarang terjadi lonjakan kasus secara signifikan akibat masyarakat masih nekat berkunjung ke pasar, mal maupun supermarket, salah satu kejadiannya berada di Pasar Ikan Rejomulyo atau Pasar Kobong. “Karena kita terjadi peningkatan, kemarin di Semarang di Pasar Kobong ada 26 positif dan ternyata dari Demak sehingga OTG-nya banyak karena ini kondisinya sudah kritis,” katanya. (jwn5/ant)