Jowonews

“Pagar Sedekah” Bikinan Guru TK di Boyolali, Bantu Masyarakat Terdampak Pandemi

BOYOLALI, Jowonews.com – Para guru Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi IV Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, membuka “pagar sedekah” di Jalan Anggrek No.9 Kelurahan Pulisen untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19. Para guru TK Pertiwi IV tersebut seperti yang terpantau di Boyolali, Kamis menyediakan pagar sekolahnya sebagai tempat untuk menampung bantuan berupa apapun dari warga yang mampu untuk masyarakat yang membutuhkan akibat pandemi COVID-19 di daerah tersebut. Bahkan, pagar sedekah di TK Pertiwi IV Boyolali tersebut diberikan banyak tulisan, termasuk pagar sedekah, dan ajakan warga yang mampu untuk peduli kepada masyarakat yang membutuhkan di tengah wabah COVID-19. Sejumlah poster tertempel di pagar sedekah, antara lain “Siapapun Boleh Ambil”, “Mari Saling Membantu Sesama yang Membutuhkan”, “Meski dalam Kekurangan, tetapi Masih Ingat Berbagi”, “Siapapun Boleh Mengisi”, dan “Ambil Secukupnya”. Pada pagar sedekah tersebut sejumlah warga meletakkan bantuan apa saja yang bermafaat bagi masyarakat yang membutuhkan, antara lain berbagai jenis sayuran untuk kebutuhan sehari-hari, beberapa jenis buah, tempe/tahu, cabai, jamur, mi instan, buncis, kol, atau paket untuk masak sayuran. “Barang-barang bantuan, apapun itu, digantungkan di pagar sedekah yang telah disediakanu,” kata Kepala TK Pertiwi IV Boyolali Aryanti. Menurut Aryani dibukanya pagar sedekah tersebut terinspirasi dengan pohon sedekah yang telah ada sebelumnya. Hal itu, terkait dengan upaya untuk membantu masyarakat yang kekurangan di tengah pandemi COVID-19 hingga saat ini. “Kami melihat banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan sebagai dampak pandemi ini. Mereka kehilangan pendapatan untuk kebutuhan keluarga. Untuk itu, kami memasang pagar sedekah berisi aneka sayuran untuk membantu kebutuhan sehari-hari masyarakat,” katanya. Kegiatan peduli lingkungan tersebut, katanya, ternyata mendapat apresiasi dari para orang tua siswa yang juga ingin membantu masyarakat yang membutuhkan. Para orang tua murid mulai pagi hari sudah datang ke sekolah untuk menggantungkan bantuan berupa berbagai sayuran, lauk pauk dan lainnya untuk warga yang kekurangan. “Pagar sedekah peduli lingkungan akan dibuka semampunya hingga kapan belum tahu, namun kami berharap wabah COVID-19 segera berakhir dan masyarakat kembali beraktivitas seperti biasa,” katanya. (jwn5/ant)

Ngeyel Para Pedagang tak Pakai Masker, Pasar Kliwon Kudus Akhirnya Ditutup

KUDUS, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, akhirnya bertindak tegas dengan menutup sementara Pasar Kliwon menyusul adanya temuan pelanggaran para pedagang maupun pengunjung yang tidak mematuhi protokol kesehatan untuk selalu memakai masker saat di dalam pasar. Kepala Pasar Kliwon Sugito di Kudus, Kamis, membenarkan adanya keputusan penutupan Pasar Kliwon karena adanya pelanggaran protokol kesehatan yang sebelumnya sudah disampaikan dan disosialisasikan kepada pedagang maupun pengunjung. “Dari sidak yang digelar sebelumnya, ternyata ditemukan pedagang yang membawa masker namun tidak dipakai, demikian halnya pembeli juga sama. Bahkan, Plt Bupati Kudus M. Hartopo yang melakukan inspeksi mendadak di pasar juga menemukan pemandangan serupa sehingga memutuskan untuk menutup sementara,” ujarnya. Penutupan pasar dijadwalkan berlangsung selama dua hari, yakni mulai Jumat (5/6) hingga Sabtu (6/6). Dengan adanya kebijakan tersebut, diharapkan menjadi efek jera bagi pedagang bahwa kepatuhan terhadap protokol kesehatan di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19) sangat penting dan menjadi kepentingan bersama. “Ketika ada salah satu pedagang yang terpapar COVID-19, tentunya yang lainnya juga ikut khawatir tertular,” ujarnya. Terkait dengan salah satu pedagang Pasar Kliwon yang positif COVID-19, dia membenarkan, yang bersangkutan merupakan warga Desa Teluk Wetan, Kecamatan Welahan, Jepara, dan teregristasi sebagai pedagang di Pasar Kliwon pada los 136 di blok A berjualan konveksi. Hanya saja, kata dia, yang bersangkutan tidak selalu di pasar karena sebelumnya sedang ke Jawa Timur untuk kepentingan usaha. Pemkab Kudus sendiri sudah menyosialisasikan rencana penutupan pasar melalui pengeras suara dari pagi hingga siang hari, termasuk Kepala Dinas Pasar Sudiharti juga ikut mengumumkan hal itu. Surat terkait penutupan pasar tersebut, juga sudah diedarkan dengan harapan semuanya membaca. Penutupan pasar juga berlaku untuk para pedagang kaki lima yang biasa berjualan di halaman pasar selama dua hari. Berdasarkan surat edaran dari Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus yang ditandatangani Kepala Dinas Perdagangan Sudiharti tertanggal 4 Juni 2020, disebutkan alasan penutupan karena temuan pelanggaran protokol kesehatan dalam pencegahan penyebaran COVID-19 di pasar masih banyak pedagang maupun pengunjung yang mematuhinya. Selama penutupan pasar, akan dievaluasi dan penataan kembali serta penyemprotan disinfektan di lingkungan Pasar Kliwon. (jwn5/ant)

Kobaran Api Gudang Ban di Kudus Baru Padam Setelah 11 Jam

KUDUS, Jowonews.com – Api yang membakar gudang ban di Jalan Pantura Kudus-Pati, Desa Tenggeles, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, baru padam setelah tim pemadam menjinakkan si jago merah kurang lebih 11 jam. “Kebakaran yang diketahui pada hari Rabu (3/6) pukul 20.00 WIB, tim pemadam langsung meluncur ke lokasi untuk melakukan pemadaman. Api benar-benar padam pada hari ini pukul 19.00 WIB,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus Bergas Catursasi Penanggungan di Kudus, Kamis. Ia mengungkapkan upaya pemadaman mulai Rabu (3/6) pukul 20.00 WIB. Pemadaman dihentikan sementara pada pukul 03.00 WIB. Pada pukul 08.00 WIB, tim pemadam melanjutkan kembali karena api masih menyala. Sementara itu, pintu gudang ban sejak malam tidak bisa dibuka sehingga tim alami kesulitan dalam pemadaman. Selanjutnya, tim membobol tembok belakang gedung agar bisa memadamkan api di bagian dalam. “Tim pemadam juga berhasil menyemprotkan air ke bungker bawah tanah yang juga masih ada titik apinya,” ujarnya. Setelah berjuang selama berjam-jam, akhirnya pada pukul 19.00 WIB api sudah bisa dipadamkan seluruhnya. Upaya pendinginan tempat kejadian kebakaran, kata dia, juga sudah dilakukan sehingga dipastikan tidak sampai muncul bara api kembali. Kalaupun masih terlihat asap hitam, api dipastikan sudah tidak ada. Dalam pemadaman tersebut, selain menerjunkan tim pemadam dari Pemkab Kudus, BPBD Kudus, dibantu pula TNI/Polri, PMI, tim Damkar Djarum, Sukun, dan Nojorono. Untuk penyebab kebakaran, kata dia, biarlah pihak kepolisian yang akan menyelidikinya. Terkait dengan kerugian akibat kebakaran tersebut, berdasarkan data terbaru mencapai Rp2,5 miliar karena tidak hanya ban bekas, tetapi ada ban mobil baru yang jumlahnya mencapai 4.500 unit ikut hangus terbakar. (jwn5/ant)