Jowonews

Lawu Park Tawangmangu Kembali Dibuka Dengan Syarat

KARANGANYAR, Jowonews.com – Objek wisata The Lawu Park yang terletak di lereng Gunung Lawu tepatnya di Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, mulai dibuka pertama kali di tengah pandemi dengan prosedur protokol kesehatan COVID-19, Sabtu. Manajemen The Lawu Park Tawangmangu yang menawarkan berbagai wahana permainan rekreasi yang banyak diminati wisatawan dengan memperketat penjagaan terutama para pengunjung dengan menerapkan protokol kesehatan, antara lain mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan diukur suhu badannta dengan thermogun. Menurut Manager The Lawu Park Tawangmangu Anggun Nila Monica The Lawu Park yang ditutup sejak 18 April 2020 karena dampak pandemi COVID-19, dan baru Sabtu ini, mulai diizinkan dibuka kembali untuk umum dengan prosedur protokol kesehatan untuk mencegah poenyebaran virus. “Sebelumnya simulasi dilakukan selama dua hari, yakni pada Kamis (18/6) dan Jumat (19/6), serta jumlah pengunjung rata-rata sebanyak 175 orang per hari. Kami, Sabtu ini, sudah dibuka untuk umum dengan pengunjung mencapai 400 orang,” kata Anggun Nila Monica. Namun, kata Anggun, pihaknya dengan tatanan kehidupan baru atau normal baru menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yakni menjaga jarak, mengenakan masker, dan menyediakan banyak tempat untuk cuci tangan dengan sabun dan hand sanitizer untuk para pengunjung. Bahkan, para petugas The Lawu Park dalam melayani pengunjung juga pengenakan masker dan alat pelindung wajah untuk mencegah penularan penyebaran COVID-19. Selain itu, juga membatasi jumlah pengunjung maksimal sekitar 500 orang per hari. Sedangkan, kapasitas Lawu Park mencapai 1.000 orang hingga 1.500 orang per hari. Jumlah pengunjung selama COVID-19, dibatasi sekitar 50 persen orang per hari. “Pada hari biasa atau sebelum pandemi, pengunjung bisa mencapai 1.000 hingga 1.500 orang per hari. Pengunjung di Lawu Park hanya ditarik retribusi Rp20 ribu per orang,” kata Anggun. Dia mengatakan Lawu Park Tawangmangu pada pembukaan perdana di tengah pandemi COVID-19 ini, menawarkan wahana baru untuk para pengunung yakni tempat berswafoto sinema tiga dimensi dan kolam salju. Wahana lainnya yang dapat disuguhkan kepada para pengunjung, antara lain hutan bersalju, taman kelinci, taman domba, tempat bermain, tembatan jalatunda, hutan anggrek, swafoto deck, spot swafoto tematik, lokasi kamping, resto dan cafe. Selain itu, Lawu Park juga menawarkan wahana out bond flying fox, jaring laba-laba, trail advanterue dan Jeep advanture dengan menikmati pemandangan pegunungan dengan udara yag sejuk. Kendati demikian, pihaknya berharap semua pengunjung di The Lawu Park Tawangmangu tetap mematuhi dengan menerapan protokol kesehatan. Petugas penarik tiket masuk di area juga telah menyiapkan masker gratis bagi pengunjung yang tidak pengenakan masker. (jwn5/ant)

Pemkot Surakarta Gelar Rapid Test di 12 Pasar Tradisional

SOLO, Jowonews.com – Pemerintah Kota Surakarta menggelar tes cepat untuk COVID-19 di sejumlah pasar tradisional untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran virus corona jenis baru tersebut. “Sejauh ini ada sekitar 12 pasar yang sudah dilakukan tes cepat, baru sekitar sepertiga dari seluruh pasar yang ada di Kota Solo,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi di Solo, Sabtu. Oleh karena itu, katanya, hingga saat ini Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta masih terus aktif melakukan tes cepat tersebut. Sejauh ini, beberapa pasar yang sudah dilakukan tes cepat, di antaranya Pasar Jongke, Pasar Kembang, Pasar Kadipolo, Pasar Nusukan dan Pasar Klewer. Untuk beberapa pasar yang belum dilaksanakan tes cepat, di antaranya Pasar Mojosongo, Pasar Sibela dan Pasar Triwindu. “Pada tes cepat ini sifatnya campur dan sampling, mulai dari pedagang, juru parkir, hingga pengunjung,” katanya. Ia mengatakan sejauh ini dari tes cepat tersebut seluruhnya menunjukkan hasil negatif. Menurut dia, hal itu tidak lepas dari kedisiplinan para pedagang untuk mengikuti aturan sesuai protokol kesehatan. “Termasuk menjaga jarak, penggunaan masker, dan aktif cuci tangan. Kami juga masih melakukan penyemprotan disinfektan secara terjadwal,” katanya. Selain itu, pihaknya terus mengimbau kepada pedagang untuk mengikuti aturan yang berlaku mengingat pemerintah memberikan sanksi tegas kepada pedagang yang kedapatan melanggar aturan tersebut, salah satunya bagi pedagang yang tidak menggunakan masker terkena sanksi dilarang berjualan selama tiga hari. “Kami juga mengingatkan, kalau sampai ada kasus positif kan yang rugi juga pedagang sendiri karena pasar terpaksa harus tutup untuk sementara waktu,” katanya. (jwn5/ant)

Objek Wisata Menara Kudus Ramai Dipadati Pengunjung

KUDUS, Jowonews.com – Wisatawan dari berbagai daerah mulai memadati objek wisata Menara Kudus, Jawa Tengah, dengan mengikuti protokol kesehatan, mengingat masih dalam masa pandemi penularan penyakit virus corona (COVID-19). Pantauan ANTARA, Sabtu, terlihat kawasan objek wisata Menara Kudus dipenuhi pengunjung dari berbagai daerah dan sebagian besar mereka memakai masker. “Saya memahami bahwa hingga kini memang masih masa pandemi COVID-19. Meskipun demikian, keinginannya beribadah dengan ziarah ke makam wali tetap dilakukan dengan tetap mengikuti aturan protokol kesehatan,” kata salah satu peziarah asal Semarang, Dwi Rahayu ditemui di sela berziarah ke Makam Sunan Kudus. Terlebih lagi, kata dia, saat ini situasinya masih belum ramai pengunjung, sehingga setelah lama harus berdiam diri tidak beraktivitas di luar rumah, mencoba berziarah ke makam wali. Untuk menghindari penularan corona, maka dirinya bersama tiga temannya yang lain dari rumah mempersiapkan diri dengan memakai masker, membawa cairan pembersih tangan maupun sabun untuk mencuci tangan. “Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan di tengah pandemi virus corona untuk selalu mematuhi protokol kesehatan di manapun berada,” ujarnya. Ketika berada di objek wisata, kata dia, selain mencuci tangan sekaligus berwudu juga melihat suasana ketika ramai menahan diri untuk tidak masuk ke objek wisata. Hal demikian, lanjut dia, diterapkan ketika berkunjung ke Makam Sunan Kudus, saat di dalam ramai menahan diri untuk tidak masuk ke tempat makam sambil menunggu kondisinya sepi baru masuk. Ia juga menerapkan jaga jarak selama di lokasi objek wisata, sehingga tetap optimistis tidak akan mudah tertular. Pernyataan senada diungkapkan Ngaliman, peziarah asal Kabupaten Rembang mengakui sebelum berangkat ke makam wali terlebih dahulu mempersiapkan diri membawa masker, cairan pembersih tangan, dan sabun cuci tangan. “Ketika di tempat makam, rombongan juga saya ingatkan untuk tidak masuk terlebih dahulu ketika padat pengunjung,” ujarnya. Alasan berani berziarah, kata dia, karena memakai mobil pribadi sehingga potensi kontak dengan orang lain bisa diminimalkan. Terlebih lagi, kata dia, selain memakai masker sebelum masuk makam juga mencuci tangan dengan sabun karena selama ini memang sudah mulai beradaptasi dengan kibiasaan baru di tengah pandemi COVID-19. Sementara itu, Soleh wisatawan asal Madura yang berkunjung ke Makam Sunan Muria mengakui hal yang sama bahwa sebelum memasuki kawasan objek wisata tanpa diminta sudah memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun. “Menyadari bahwa saya bersama rombongan dari luar kota, sehingga selain menjaga agar tidak terular juga harus mengikuti aturan yang diberlakukan di objek wisata Sunan Muria,” ujarnya. Ketika di dalam makam, kata dia, memang ada aturan pembatasan jumlah pengunjung yang masuk, namun karena masih sepi sehingga bisa berdoa agak lama. Berdasarkan keterangan dari pihak Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus wisatawan yang berziarah ke Makam Sunan Kudus mulai terlihat setelah Lebaran, namun mereka diminta mematuhi protokol kesehatan. Di sejumlah tempat juga ditempel tulisan kewajiban bagi setiap pengunjung memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir yang sudah disediakan di pintu masuk. Pengunjung juga diminta menjaga jarak fisik antar pengunjung, termasuk jumlah pengunjung yang hendak memasuki area makam juga dibatasi agar bisa saling menjaga jarak fisik. Bagi pengunjung yang tidak mematuhi protokol kesehatan, petugas jaga akan melarang masuk area makam. (jwn5/ant)

Kemenkumham Jateng Klaim Rutan Bukan Tempat Angker

TEMANGGUNG, Jowonews.com – Kepala Divisi Kemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah Meurah Budiman menyampaikan bahwa rumah tahanan atau lembaga pemasyarakatan bukan tempat angker. “Selama ini ada image bahwa rutan itu angker, pegawai rutan harus bisa menghilangkan image tersebut,” katanya dalam pisah sambut Kepala Rutan Kelas IIB Temanggung di Temanggung, Sabtu. Dalam pisah sambut tersebut Muhammad Anang Khuzaeni yang sebelumnya Kasi Kegiatan Kerja Lapas Madiun kini menjabat Kepala Rutan Kelas IIB Temanggung, sedangkan Kepala Rutan Temanggung sebelumnya Tri Wahyu Santoso kini sebagai Kepala Bidang Kegiatan Kerja Lapas Kelas I Tangerang. Meurah menyampaikan bahwa di rutan/lapas itu dilakukan kegiatan pembinaan. “Ada perawatan, pelayanan kesehatan, makanan, tetapi kita harus laksanakan kegiatan pembinaan. Kita juga berikan hak-hak narapidana, hak integrasi itu,” katanya. Ia menuturkan segala bentuk pelayanan di rutan/lapas di seluruh Indonesia tidak boleh ada pungutan liar. “Oleh karena itu untuk memperoleh wilayah bebas dari korupsi (WBK) kita harus benar-benar clear, tidak ada pungli, makanya setiap layanan reintegrasi sekarang ini sudah online,” katanya. Ia menyampaikan pihaknya tidak lagi menerima berkas manual, di bagian pelayanan tahanan langsung up date secara daring. “Alhamdulillah dengan demikian kami tidak ada lagi kontak fisik dengan narapidana atau keluarganya. Warga binaan cukup menunggu insyaallah pembebasan bersyarat (PB), cuti bersyarat (CB), remisi turun sendiri, otomatis,” katanya. Ia menyampaikan ada tiga hal yang perlu ditekankan di rutan, yakni mencegah gangguan kamtib di rutan, kemudian mencegah peredaran narkoba di rutan dan meningkatkan sinergi dengan para aparat hukum dan stakeholder lainnya. “Jangan sampai ada pegawai menjadi perantara peredaran narkoba, baik di dalam lingkungan rutan maupun ke luar, kami tidak segan-segan menyerahkan pegawai yang terindikasi narkoba,”. Ia menegaskan apabila ada pegawai rutan yang terlibat peredaran narkoba, maka akan menyangkut dua tingkat pegawai di atasnya bisa dipindahkan atau dicopot. (jwn5/ant)

13 Daerah di Jateng Bisa Nikmati Fenomena Gerhana Matahari Cincin

SEMARANG, Jowonews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan 13 wilayah di Jawa Tengah bisa menikmati fenomena gerhana natahari cincin yang akan terjadi pada 21 Juni 2020. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Iis Widya Harmoko di Semarang, Sabtu, mengatakan durasi terjadinya gerhana matahari tersebut bervariasi untuk tiap-tiap daerah. Ke-13 daerah yang akan dilalui fenomena gerhana matahari tersebut masing-masing Kota Semarang, Kabupaten Pekalongan, Batang, Kendal, Demak, Kudus, Jepara, Pati, Purwodadi, Sragen, Rembang dan Blora. Ia menjelaskan peristiwa alam tersebut bisa mulai dinikmati sekitar pukul 14.59 WIB. “Durasinya bervariasi, antara 5 hingga 35 menit,” katanya. Ia mencontohkan Kabupaten Batang yang diprakirakan terjadi gerhana matahari mulai pukul 15.14 WIB dengan durasi sekitar 5 menit. Sementara Kabupaten Pati yang akan mulai terjadi gerhana pada pukul 15.01 WIB dengan durasi sekitar 35 menit. Gerhana matahari cincin merupakan fenomena yang terjadi ketika posisi matahari, bumi dan bulan tepat segaris, sehingga piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil dari matahari. Pada saat mencapai puncak gerhana, matahari akan tampak seperti cincin, di mana gelap pada bagian tengah dan terang pada bagian tepi. (jwn5/ant)

Kasus COVID-19 Masih Tinggi, Semarang Mulai Buka Kembali Tempat Wisata dan Hiburan

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Kota Semarang akan mulai mengizinkan tempat wisata dan hiburan di Ibu Kota Jawa Tengah itu dibuka kembali mulai 22 Juni 2020, namun tetap harus memenuhi syarat dalam penerapan protokol kesehatan di masa pademi COVID-19. Menurut Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Sabtu, pelonggaran di sektor pariwisata itu seiring dengan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) yang akan mulai berlaku 22 Juni hingga 5 Juli 2020. Selain memenuhi protokol kesehatan, kata dia, pengelola tempat wisata dan hiburan diwajibkan membatasi jumlah pengunjung hingga menjadi setengah dari kapasitas yang seharusnya. “Misalnya kapasitas objek wisata Goa Kreo yang bisa memuat hingga 800 orang, maka harus bisa dipastikan setelah 400 pengunjung, tidak boleh lagi ada yang masuk,” katanya. Selain itu, ia juga meminta petugas objek wisata tegas kepada para pengunjung untuk menerapkan SOP kesehatan serta menjaga jarak fisik. Ia mengungkapkan sudah banyak keinginan dari pengelola tempat wisata dan hiburan untuk segera kembali beroperasi. “Yang paling ingin agar segera dibuka lagi itu pengelola tempat karaoke keluarga,” katanya. Wali kota yang akrab disapa Hendi ini mengizinkan tempat karaoke buka kembali dengan syarat tetap menjalankan protokol kesehatan serta tanpa pemandu lagu. Selain di bidang pariwisata, kata dia, pelonggaran juga diberikan untuk kegiatan pernikahan dan pemakaman. Ia menjelaskan selain selalu menerapkan SOP kesehatan, pelaksanaan pernikahan juga harus membatasi jumlah tamu yang hadir, yakni maksimal 50 orang atau setengah dari kapasitas gedung yang digunakan. Ia menambahkan upaya medis dan ekonomi dilakukan beriringan dalam upaya menggerakkan perekonomian menuju normal baru. “Medis dan ekonomi sama-sama penting, oleh karena itu harus berjalan beriringan,” katanya. (jwn5/ant)