Jowonews

Nelayan tak Melaut, Pelelangan Ikan di Cilacap Sepi

CILACAP, Jowonews.com – Aktivitas lelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pandanarang, Teluk Penyu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, sepi karena nelayan tidak melaut akibat cuaca buruk di perairan selatan Pulau Jawa yang sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir. “Pelelangan dalam beberapa waktu terakhir sepi sekali. Bahkan di TPI Pandanarang tidak ada pelelangan,” kata Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang Tarmuji di Cilacap, Rabu. Kendati demikian, dia mengatakan sejumlah nelayan yang nekat melaut tetap melayani penjualan untuk memenuhi kebutuhan pedagang tanpa melalui proses lelang. Menurut dia, kondisi tersebut murni karena faktor cuaca di perairan selatan Jawa khususnya Jawa Barat hingga Daerah Istimewa Yogyakarta yang sering terjadi gelombang tinggi. “Kondisi cuaca pun sering berubah-ubah. Selain itu, alat tangkapnya juga masih kurang mumpuni sehingga hasil tangkapannya sedikit,” katanya. Dengan demikian, kata dia, tidak melautnya nelayan Cilacap khususnya Pandanarang bukan disebabkan tidak adanya surat persetujuan berlayar (SPB) melainkan karena faktor cuaca. Menurut dia, nelayan Pandanarang yang mayoritas kapalnya di bawah 5 gross tonage (GT) telah memiliki surat-surat yang berkaitan dengan pelayaran sehingga tidak ada kendala saat melaut. Dalam hal ini, lanjut dia, Kelompok Pandanarang beranggotakan 1.032 nelayan dengan jumlah armada sekitar 480 kapal yang berukuran di bawah 5 GT. “Kebetulan dari HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia) memfasilitasi nelayan untuk mendapatkan surat-surat yang diperlukan dalam pelayaran,” kata Tarmuji. Dalam kesempatan terpisah, analis cuaca Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Rendi Krisnawan mengatakan gelombang tinggi masih berpotensi terjadi di perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jabar-DIY. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berlaku hingga tanggal 25 Juni 2020 dan akan diperbarui jika ada perkembangan lebih lanjut. “Peringatan dini gelombang tinggi ini kami keluarkan karena tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jabar-DIY maupun Samudra Hindia selatan Jateng-DIY diprakirakan berkisar 4-6 meter dan masuk kategori sangat tinggi, sehingga berbahaya bagi pelayaran,” katanya. Ia memprakirakan gelombang tinggi masih berpotensi dalam beberapa pekan ke depan karena wilayah perairan dan Samudra Hindia selatan Jawa saat sekarang sedang memasuki musim angin timuran. Selain gelombang tinggi, kata dia, masyarakat di pesisir selatan Kabupaten Cilacap diimbau untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya rob karena pasang maksimum pada hari Rabu (24/6), pukul 10.00 WIB, berpotensi mencapai 2,1 meter dan pada hari Kamis (25/6), pukul 10.00-11.00 WIB, mencapai 2 meter. (jwn5/ant)

Ditjen Dikti Selenggarakan Pelatihan Pembelajaran Online untuk Dosen

JAKARTA, Jowonews.com – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggarakan pelatihan pembelajaran daring hingga akhir tahun 2020 untuk para dosen yang bertujuan meningkatkan kompetensi dosen dalam menyelenggarakan pendidikan jarak jauh (PJJ). “Ditjen Dikti juga sudah melakukan kerja sama dengan beberapa penyedia layanan untuk mendukung dan mempermudah pelaksanaan pembelajaran daring itu,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu. Selain pelatihan dosen, pihaknya telah menyusun program dan kebijakan untuk mendukung penyelenggaraan pembelajaran daring di perguruan tinggi agar berjalan dengan baik dengan tetap memperhatikan kualitas pembelajaran. Dia menjelaskan implementasi pembelajaran daring akan selaras dengan kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Contohnya, mahasiswa akan diberikan kebebasan belajar di luar program studi dengan mempelajari materi lain melalui PJJ. Kebijakan itu akan semakin mempermudah mahasiswa dalam memperkaya wawasan dalam memenuhi kebutuhannya sebagai pembelajar yang merdeka. Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ditjen Dikti, Aris Junaidi, mengatakan bahwa dosen antar-perguruan tinggi di Indonesia memiliki kompetensi yang berbeda dalam pembelajaran daring. Oleh karena itu, rangkaian pelatihan pembelajaran daring bagi dosen di seluruh Indonesia, agar memiliki standar dan kompetensi yang baik dalam pembelajaran baik, sehingga mutu pembelajaran tetap terjaga. Pelatihan tersebut merupakan salah satu upaya penyegaran dan peningkatan keterampilan para dosen dalam menyampaikan materi melalui pemanfaatan berbagai platform dan teknologi pendukung pembelajaran daring yang kaya dengan makna dan materi, serta memperhatikan ketersediaan akses internet. Pembelajaran daring juga membuka kesempatan kolaborasi sehingga mahasiswa juga dapat mengambil kuliah lintas prodi bahkan lintas kampus dan dosen dapat berkolaborasi dengan rekan dosen lainnya dalam menyusun ataupun memberikan materi kuliah. “Pelatihan berseri untuk dosen dilaksanakan setiap pagi dan sore hari agar PJJ berjalan dengan efektif, meski pembelajaran dilakukan secara daring tetapi tujuannya bisa tercapai,” kata Aris. Hingga saat ini masih banyak kampus yang belum melaksanakan pembelajaran daring. Sehingga dibutuhkan pelatihan untuk hal tersebut, agar para dosen dapat memahami tata cara dalam menyiapkan materi dengan benar. Inovasi Pembelajaran Digital (IPD) dan Inovasi Modul Digital (IMD)akan mendorong peningkatan aksesibilitas terhadap sumber belajar dan materi yang bermutu. IPD dan IMD mendorong dosen dalam menghasilkan beragam model pembelajaran berbasis TIK yang dapat memfasilitasi penyelenggaraan Merdeka Belajar, meningkatkan engagement, dan mampu menjawab tantangan revolusi industri 4.0. (jwn5/ant)

Puluhan Warga Kabupaten Magelang Terjaring Razia Masker

MAGELANG, Jowonews.com – Puluhan orang terjaring dalam operasi tertib masker yang diselenggarakan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jateng,  di sekitar Lapangan drh. Soepadi Kota Mungkid. Camat Mungkid R. Anta Murpuji di Magelang, Selasa, mengatakan operasi penertiban wajib masker ini untuk mengedukasi masyarakat guna memutus penyebaran COVID-19, salah satunya mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Dalam operasi tersebut petugas masih banyak menemukan masyarakat yang belum tertib mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Ia menyebutkan operasi yang baru digelar sekitar 40 menit, petugas gabungan yang terdiri atas Polsek Mungkid, Satpol PP, Damkar, dan Koramil Mungkid telah mendapati sebanyak 53 orang yang tidak mengenakan masker, termasuk di antaranya beberapa ASN. “Melihat hasil ini, tingkat kepatuhan masyarakat mengenakan masker masih rendah dan perlu terus kita edukasi. Bagi ASN yang tidak mengenakan masker untuk sementara kita berikan teguran pembinaan. Tetapi apabila lain waktu kembali melakukannya lagi maka akan kita sampaikan kepada atasannya,” katanya. Ia menuturkan penggunaan masker di luar rumah saat ini hukumnya wajib, sebagai upaya untuk memutus penyebaran COVID-19. Dalam operasi tersebut masyarakat yang tidak mengenakan masker mendapat teguran dan pembinaan yang kemudian dilanjutkan dengan pendataan dan pengukuran suhu tubuh oleh petugas Puskesmas Mungkid dan disarankan untuk membeli masker. Kapolsek Mungkid AKP Mohammad Ahdi menambahkan bahwa, operasi ini digelar secara humanis yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat bagaimana mencegah penyebaran COVID-19. “Bagi masyarakat yang belum patuh maka kita berikan pembinaan serta disarankan untuk membeli masker. Namun bagi masyarakat yang sudah patuh mengenakan masker dan sadar akan bahaya COVID-19 maka kita juga berikan hadiah atau kenang-kenangan berupa makanan ringan,” katanya. (jwn5/ant)

Pemkot Semarang Izinkan Pelaksanaan UTBK dengan Syarat Protokol Kesehatan

SEMARANG, Jowonews.com – Pemerintah Kota Semarang bakal mengizinkan perguruan tinggi negeri yang berada di Ibu Kota Jawa Tengah ini untuk menggelar ujian tulis berbasis komputer (UTBK) dengan syarat memenuhi ketentuan pelaksanaan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran pandemi COVID-19. “Saya sudah bertemu dengan para rektor PTN yang menyampaikan berbagai hal, termasuk proses penerimaan mahasiswa baru,” kata Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi di Semarang, Selasa. Dalam komunikasi itu, kata dia, dibahas berbagai hal, mulai dari pelaksanaan wisuda hingga proses penerimaan mahasiswa yang diharapkan bisa dilakukan secara daring. Pelaksanaan wisuda, lanjut dia, sudah mulai dilaksanakan secara virtual untuk mengurangi terjadinya kerumunan orang banyak. Pembahasan lain berkaitan dengan proses penerimaan mahasiswa, kata dia, yang pelaksanaan ujiannya belum memungkinkan jika dilakukan secara daring. “Ada kekhawatiran, misalnya dilakukan secara daring akan ada praktik perjokian,” katanya. Pemerintah Kota Semarang, menurut dia, mengizinkan pelaksanaan UTBK yang rencananya akan digelar pada 4 sampai 12 Juli 2020, dengan syarat seluruh ketentuan dalam protokol kesehatan dipenuhi. Salah satu poin penting dalam protokol kesehatan yang harus dipenuhi, kata dia, kepastian penerapan jarak fisik antarpeserta. Wali kota yang akrab disapa Hendi ini meminta penyelenggara menyediakan ruang tes dua kali lipat dari jumlah peserta tes. “Kalau misal jumlah pesertanya empat ribu dalam sehari, maka penyelenggaranya harus bisa menyediakan tempat untuk kapasitas delapan ribu orang,” katanya. Sebelumnya diberitakan, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menyiapkan mekanisme pelaksanaan UTBK yang aman dari risiko penularan virus corona dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2020, yang berlangsung semasa pandemi COVID-19. Rektor Undip Semarang Yos Johan Utama mengatakan akan ada sekitar empat ribu peserta per hari yang akan mengikuti tes yang akan dibagi dalam beberapa sesi. Selain di Undip Semarang, UTBK rencananya juga akan digelar di Universitas Negeri Semarang. (jwn5/ant)

BMKG Catat Baru 70 Persen Wilayah Jateng Masuki Kemarau

SEMARANG, Jowonews.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat baru sekitar 70 persen wilayah Jawa Tengah yang sudah memasuki musim kemarau. “Brebes menjadi daerah yang paling awal memasuki kemarau, sekitar akhir April 2020,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Harmoko, di Semarang, Selasa. Sementara 30 wilayah yang belum memasuki musim kemarau, kata dia, beberapa di wilayah Jawa Tengah bagian tengah. “Wilayah seperti Temanggung, Wonosobo, Banjarnegara, Banyumas, Cilacap, serta sebagian Purbalingga dan Kebumen,” tambahnya. Secara umum, puncak musik kemarau di Jawa Tengah akan terjadi pada sekitar Agustus 2020. Di beberapa daerah seperti sebagian wilayah Brebes, Wonogiri, Demak, Jepara, dan Pati diprakirakan baru mengalami puncak kemarau pada September. BMKG, kata dia, memperkirakan adanya potensi bencana kekeringan, kekurangan sumber air baku, hingga kebakaran hutan dan lahan. “Termasuk potensi suhu udara tinggi saat kemarau,” katanya. (jwn5/ant)