Jowonews

Total 13.834 Pendaftar Gunakan SKD Di PPDB 2020 Jateng

SEMARANG, Jowonews.com – Sebanyak 13.834 pendaftar tercatat menggunakan surat keterangan domisili (SKD) pada proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK 2020 di Provinsi Jawa Tengah. “Hari ini PPDB ditutup, setiap hari memang saya pantau terus karena ada beberapa ‘problem’, di antaranya SKD ini, hari ini kami temukan ada 13.834 calon siswa yang mendaftar pakai SKD dan 1.007 di antaranya dia beralih, itu ada indikasi kemungkinan palsu (asli tapi palsu, red),” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Semarang, Kamis petang. Jumlah keseluruhan pendaftar pada PPDB SMA/SMK 2020 yang ditutup pada Kamis (25/6) pukul 16.00 WIB masih dalam proses rekapitulasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng. Terkait dengan banyaknya pendaftar yang menggunakan SKD tersebut, Ganjar meminta seluruh petugas Disdikbud Jateng agar ketat dalam proses verifikasi dan validasi data. “Soalnya saya kemarin sudah menemukan, saya telepon langsung orangnya dan mengakui bahwa itu salah, maka saya minta, seluruh SKD itu dicek kebenarannya di lapangan,” ujarnya. Setelah penutupan PPDB 2020, jajaran Disdikbud Jateng akan memerintahkan cabang dinas dan kepala sekolah untuk melakukan verifikasi dan validasi. Ganjar juga mengingatkan seluruh kepala sekolah tidak main-main dalam proses itu. “Sampai hari ini checking-nya sudah ketat, dari Dinas ngecek dan sistemnya bagus. Nanti selebihnya mereka yang di sekolah untuk mengecek ulang. Saya ingatkan, kepala sekolah tidak boleh ada yang main-main, kalau diketahui ada yang bermasalah, langsung coret,” katanya. Sementara itu, Kepala Disdikbud Jateng Jumeri mengatakan bahwa setelah penutupan PPDB 2020 maka pihaknya akan menggelar koordinasi dengan cabang dinas dan kepala sekolah. Tahapan selanjutnya adalah verifikasi fisik pada 1-8 Juli 2020. “Karena saat verifikasi ini siswa atau orang tua siswa harus hadir membawa bukti fisik, maka kami akan atur agar tetap menggunakan protokol kesehatan. Jaga jarak, pembagian jadwal dan berbagai kebutuhan lainnya akan kami siapkan,” ujarnya. Jumeri menegaskan, apabila pada saat verifikasi data itu ditemukan ketidakbenaran, maka calon siswa akan dicoret dan dirinya meminta masyarakat untuk ikut mengawasi dan melaporkan apabila terjadi kecurangan. “Kami minta masyarakat membantu melaporkan apabila ada indikasi kecurangan. Pasti kami cek, dan kalau terbukti benar curang, langsung kami coret,” katanya. (jwn5/ant)

Pemkot Pekalongan Salurkan JPS Untuk 33.086 Keluarga

PEKALONGAN, Jowonews.com – Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, menyalurkan bantuan jaring pengaman sosial tahap kedua kepada 33.086 keluarga penerima manfaat yang tersebar di beberapa kelurahan. Wakil Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Kamis, mengatakan penyaluran JPS tahap dua ini masing-masing keluarga penerima manfaat akan menerima bantuan sosial sebesar Rp200 ribu. “Bantuan JPS ini kita salurkan untuk warga yang terdampak pandemi COVID-19. Alhamdulillah bansos ini berjalan lancar dan warga juga tetap mematuhi protokol kesehatan,” kata Afzan saat memonitor penyaluran JPS. Sejumlah kelurahan yang dimonitor antara lain Kelurahan Pringrejo, Kandang Panjang, Bandengan, Buaran Kradenan, dan Tirto. Menurut dia, pemkot akan terus berupaya agar masyarakat terdampak COVID-19 bisa tercover mendapatkan bantuan jaring pengamanan sosial dengan tepat sasaran. “Pada tahap pertama, ada sekitar 7.000 keluarga yang merasa mampu dengan sadar mengembalikan bantuan sosial ini untuk diberikan pada warga yang lebih berhak. Oleh karena, kami berharap pada warga yang menerima bansos ini agar dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya,” katanya. Lurah Buaran Kradenan Shidiq Nirwana mengatakan bahwa penyaluran JPS yang sudah berlangsung sejak Rabu (24/6) dan Kamis (25/6) ini masing-masing keluarga penerima manfaat akan mendapat bantuan sebesar Rp200 ribu. “Penyaluran bantuan JPS dilaksanakan selama dua hari sebagai upaya mengantisipasi kerumunan. Kendati demikian, dalam penyaluran JPS ini, kami tetap menerapkan protokol kesehatan dan warga tetap mematuhi aturan dengan mengantre serta memakai masker,” katanya. Menurut dia, pendistribusian bantuan JPS dilakukan dengan teliti oleh petugas agar tidak terjadi kesalahan dan tidak tepat sasaran. “Sasaran penerima bantuan JPS ini adalah warga terdampak COVID-19, bukan PNS, pensiunan PNS, TNI/Polri, BUMD, BUMN, dan warga mampu. Kami menyampaikan terima kasih pada pemerintah atas penyaluran bantuan ini karena warga penerima manfaat menikmati bantuan JPS ini,” katanya. (jwn5/ant)

Pembangunan Jalan Tembus Soedirman-Gerilya di Banyumas Segera Dilanjutkan, Nilai Proyek Capai Rp19 Miliar

Purwokerto, 26/6 (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akan segera melanjutkan pembangunan jalan tembus yang menghubungkan Jalan Jenderal Soedirman dengan Jalan Gerilya, Purwokerto, seiring dengan telah ditandatanganinya kontrak proyek tahap IV senilai Rp19 miliar. “Pembangunan jalan tembus tersebut akan selesai dan dapat digunakan pada akhir tahun 2020,” kata Bupati Banyumas Achmad Husein dalam keterangan di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat. Ia mengatakan jalan tembus tersebut akan menggunakan aspal yang dicampur dengan plastik kresek sebagai bagian dari program pengurangan limbah plastik di Kabupaten Banyumas. Dalam hal ini, kata dia, rekanan Pemkab Banyumas yang mendapatkan proyek pengerjaan jalan diwajibkan menggunakan aspal yang dicampur dengan plastik kresek yang telah dipotong. “Seperti program terdahulu, semua pembangunan jalan yang menggunakan dana APBD, pengaspalannya diwajibkan menggunakan aspal yang dicampur dengan plastik. Tetapi untuk yang menggunakan APBN, saya tidak bisa bisa ikut campur,” jelasnya. Terkait dengan penamaan jalan tembus tersebut, Bupati mengatakan pihaknya akan memberinya nama Jalan Bung Karno yang merupakan pahlawan dan Bapak Bangsa. “Apa bedanya Bung Karno dengan yang lain seperti Jenderal Soedirman atau Gatot Soebroto. Beliau, Bung Karno juga merupakan pahlawan dan Bapak Bangsa,” tegasnya. Seperti diwartakan ANTARA, pembangunan jalan tembus sepanjang 2,1 kilometer yang menghubungkan Jalan Gerilya dan Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto, mulai dikerjakan pada tahun 2017. Pembangunan jalan tembus tersebut dilakukan berdasarkan kajian Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas yang menyebutkan bahwa arus kendaraan yang melintas di Jalan Jenderal Soedirman dan Jalan Gerilya sudah relatif padat. Persiapan pembangunan jalan tembus tersebut melalui proses yang cukup panjang, diawali dengan proses pembebasan tanah yang diikuti dengan pelaksanaan konstruksi. Dalam hal ini lahan yang diperlukan untuk pembangunan jalan tersebut mencapai 6,12 hektare terdiri atas tanah milik Pemkab Banyumas sekitar 4,68 hektare dan tanah milik masyarakat sekitar 1,44 hektare. Sementara pembebasan lahan untuk keperluan pembangunan jalan tembus tersebut dilaksanakan dua tahap, yakni tahap pertama menghabiskan anggaran sekitar Rp20,1 miliar untuk sekitar 17 bidang tanah dengan luas sekitar 3,204 hektare, sedangkan pembebasan tahap kedua meliputi 11 bidang terdiri atas 1,47 hektare tanah Pemkab Banyumas dan 0,61 hektare tanah milik masyarakat. Pada ujung jalan tembus yang berhadapan dengan Jalan Jenderal Soedirman dilengkapi dengan jembatan layang yang di bawahnya terdapat Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA).

Di Banyumas Masih Ada Tiga Klaster Penyebaran COVID-19

PURWOKERTO, Jowonews.com – Sebanyak tiga klaster penyebaran COVID-19 di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, masih harus diselesaikan karena dua klaster lainnya telah dianggap selesai, kata Bupati Banyumas Achmad Husein. “Sebelumnya di Banyumas masih menyisakan lima klaster yang harus diselesaikan, yakni Gowa, Tanggeran, Sokaraja Kulon, Kober, dan Bancarkembar,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat. Dari lima klaster tersebut, kata dia, untuk klaster Gowa sebelumnya ada 36 orang yang dinyatakan positif COVID-19 dan berdasarkan hasil tes usap (swab) yang diterima Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Banyumas pada hari Kamis (25/6) terdapat dua orang yang dinyatakan sembuh. Dengan demikian, kata dia, klaster Gowa dapat dianggap selesai karena 34 orang lainnya telah lebih dulu dinyatakan sembuh dari COVID-19. “Sementara klaster Tanggeran, Kecamatan Somagede, yang pertama kali diketahui positif COVID-19 sebanyak satu orang, kemudian kami melakukan tes usap terhadap 12 tetangga terdekatnya dan hasilnya sudah keluar. Alhamdulillah negatif semuanya, sehingga klaster Tanggeran dianggap sudah selesai dan dapat ditutup,” katanya. Bupati mengatakan untuk klaster Sokaraja Kulon, Kecamatan Sokaraja, terdapat tambahan tiga orang yang dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes usap yang dilakukan terhadap lima kontak dekat dari orang yang pertama kali terpapar virus corona jenis baru di desa itu. Menurut dia, tiga orang tersebut terdiri atas istri dari warga Sokaraja Kulon yang dinyatakan positif COVID-19 beserta anaknya yang berusia 14 tahun dan adiknya yang tinggal di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Banyumas. “Istri yang bersangkutan tinggal di Sokaraja Lor, sehingga kami melakukan tes usap terhadap kurang lebih enam orang kontak dekatnya yang kemungkinan hari ini (26/6) masih ditindaklanjuti. Kami juga melakukan tes usap terhadap lima orang kontak dekat dari pasien yang tinggal di Kaliori,” katanya. Menurut dia, pihaknya juga telah melakukan tes usap terhadap enam orang di klaster Kober, Kecamatan Purwokerto Barat, dan 10 orang di klaster Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, yang selanjutnya dikirim ke laboratorium di Yogyakarta namun sampai saat sekarang belum mendapatkan hasil. Terkait dengan hal itu, dia mengatakan hingga saat ini di Banyumas masih menyisakan tiga klater penyebaran COVID-19, yakni klaster Sokaraja Kulon beserta percabangannya di Sokaraja Lor dan Kaliori, klaster Kober, serta klaster Bancarkembar. “Jadi masih harus kami tekuni satu per satu, kami telusuri satu per satu, sehingga nanti betul-betul tidak ada ranting-ranting atau cabang-cabang yang tersisa dari yang ada sekarang ini,” katanya. Ia mengatakan dalam menangani COVID-19 harus dilakukan dengan tekun, sabar, teliti, tidak boleh menyerah, dan tidak boleh mengenal lelah. “Kami akan kerjakan terus semuanya secermat mungkin, secepat mungkin, seteliti mungkin, sehingga tidak ada yang tersisa menjadi masalah yang timbul kemudian. Insya Allah, kami akan tetap bekerja keras untuk masyarakat,” demikian Achmad Husein. (jwn5/ant)

Stok Sembako Masyarakat di Kudus Mencukupi

KUDUS, Jowonews.com – Stok kebutuhan pokok masyarakat di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, selama masa pandemi COVID-19 tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. “Meskipun sebelumnya terdapat beberapa komoditas yang harganya mengalami kenaikan, sejauh ini stok masih tersedia aman,” kata Kepala Seksi Fasilitasi Perdagangan Dinas Perdagangan Kabupaten Kudus Teddy Hermawan di Kudus, Jumat. Ia memastikan stok komoditas yang harga jual sebelumnya cenderung naik, seperti bawang merah dan telur sejauh ini tersedia cukup aman. Hasil pendataan setiap pekan, kata dia, ketersediaan stok pangan masih tergolong aman, meskipun terjadi fluktuasi. Untuk stok berjalan komoditas beras di Kudus saat ini sebanyak 5.500 ton yang tersimpan di gudang para pedagang, sedangkan saat ini stok beras cenderung bertambah karena mulai ada panen tanaman padi. Untuk stok berjalan komoditas gula pasir, kata dia, rata-rata per pekannya mencapai 810 ton, sedangkan minyak goreng curah mencapai 210.000 liter, bawang putih 43 ton, dan bawang merah 32 ton yang tersimpan di gudang sejumlah distributor. Khusus komoditas daging dan sayur mayur, katanya, stok di tingkat pedagang juga tersedia cukup. Di antaranya, daging sapi pasokan rata-rata per pekannya mencapai sembilan ton dan daging kerbau sebanyak enam ton, sedangkan telur ayam ras 43 ton. Cabai rawit merah, kata dia, juga tersedia cukup karena rata-rata per pekan pasokannya mencapai 25 ton dan cabai merah besar 45 ton. Berdasarkan data tersebut, kata Teddy, stok kebutuhan pokok masyarakat, khususnya gula pasir, bawang merah dan telur relatif cukup aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ketika memasuki Idul Adha, kata dia, stok pangan diperkirakan tetap tersedia cukup. “Sepanjang fluktuasi harga masih normal, maka pedagang akan menjaga ketersediaan stok barangnya. Berbeda ketika terjadi penurunan, biasanya stok dihabiskan demi menghindari kerugian, ” ujarnya. Dalam rangka memastikan stok barang tersedia cukup, Pemkab Kudus rutin melakukan monitoring di beberapa pasar tradisional dan pedagang besar, termasuk memantau pergerakan harga kebutuhan pokok masyarakat. (jwn5/ant)

Vaksin COVID-19 Masih Tidak Pasti, WHO Sebut Perlu Waktu Satu Tahun

BRUSSELS, Jowonews.com – Belum dipastikan bahwa para ilmuwan akan mampu membuat vaksin yang efektif melawan virus corona penyebab pandemi COVID-19, namun penemuan vaksin kemungkinan membutuhkan waktu satu tahun, menurut kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Ketika berbicara melalui konferensi video dengan para wakil komite kesehatan Parlemen Eropa, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan bahwa jika menjadi kenyataan, vaksin tersebut harus menjadi barang publik bagi yang tersedia bagi masyarakat. “Akan sangat sulit untuk mengatakan kepastian bahwa kita akan memiliki vaksin,” kata Tedros. “Kita tidak pernah mempunyai vaksin untuk virus corona. Maka, ketika ditemukan, diharapkan vaksin ini akan menjadi yang pertama,” katanya. Menurutnya, WHO sudah mendata lebih dari 100 calon vaksin, yang salah satunya sudah dalam tahap pengembangan lebih lanjut. “Berharap akan ada sebuah vaksin, perkiraannya mungkin kita akan mempunyai vaksin dalam kurun waktu satu tahun. Jika dipercepat, bisa jadi kurang dari itu, namun dalam hitungan bulan. Itulah yang dikatakan oleh para ilmuwan,” katanya. (jwn5/ant)

BNN: Jateng Peringkat 4 se-Indonesia Penyalahgunaan Narkoba

SEMARANG, Jowonews.com – Provinsi Jawa Tengah menduduki posisi ke-4 kasus penyalahgunaan narkoba terbanyak di seluruh Indonesia. “Prevalensinya 1,3 persen, nasional 1,6 persen karena jumlah penduduk Jateng ini 30 juta kali 1,3 persen, tinggi, nomor 4 se-Indonesia, setahun sekitar 195.000 kasus penyalaggunaan narkoba,” kata Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah Brigjen Pol. Benny Gunawan di Semarang, Kamis. Mengenai jumlah tersangka kasus peredaran narkoba yang terungkap pada tahun 2020, dia memprediksi bakal meningkat jika dibandingkan tahun lalu karena pada tahun 2019 BNNP Jateng menangkap 57 orang, sedangkan pada tahun ini sebanyak 25 tersangka peredaran dan penyalahgunaan narkoba hingga Juni 2020. BNNP Jateng bersama aparat penegak hukum yang terkait akan terus berupaya menekan kumlah kasus penyalahgunaan narkoba. Hal tersebut disampaikan Benny usai pemusnahan barang bukti kasus narkoba dalam rangka memperingati Hari Antinarkotika Internasional (HANI) 2020 yang jatuh pada tanggal 26 Juni 2020 di halaman Kantor Gubernur Jateng. HANI pada tahun ini mengangkat tema “Hidup 100 Persen pada Era New Normal: Sadar, Sehat, Produktif, dan Bahagia Tanpa Narkoba”. Barang bukti yang dimusnahkan berupa berbagai jenis narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya, serta minuman keras dengan perincian sebagai berikut: ganja 28,2977 kilogram, sabu-sabu 141,2371 gram, dan ekstasi 551 butir. Barang bukti lainnya berupa tembakau sintetis 303,18 gram, psikotropika 365 strip obat, 6.527 tablet obat, dan botol vibramox forte, 25 blister Pymaril, minuman beralkohol sebanyak 9.894 botol, dan 1.080,9 liter minuman beralkohol jenis ciu. Pemusnahan barang bukti narkoba tersebut merupakan kegiatan bersama sebagai wujud sinergitas antara BNN Provinsi Jateng, Polda Jateng, dan seluruh pemangku kepentingan di lingkungan Provinsi Jawa Tengah sebagai upaya bersama dalam menangani permasalahan narkotika. (jwn5/ant)