Jowonews

Layang-layang Nyangkut di Roda Pesawat, Pesawat Berhasil Mendarat

YOGYAKARTA, Jowonews- Layang-layang besar dilaporkan mengenai salah satu roda pesawat Citilink yang  hendak mendarat di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta pada Jumat (23/10). “Ukuran (layang-layang) kira-kira lebarnya 50 cm. Menyangkut di landing gear atau ban sebelah kiri,” kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto Yogyakarta Agus Pandu Purnama saat dihubungi wartawan di Yogyakarta, Sabtu (24/10). Pandu menegaskan bahwa kejadian itu tidak sampai menimbulkan kerusakan pesawat dan mengganggu keselamatan penumpang. Pesawat yang membawa 54 penumpang serta lima awak kabin dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta itu dapat mendarat dengan selamat. “Pesawatnya masih bisa mendarat dengan mulus. Setelah dicek oleh tim GMF (Garuda Maintenance Facility) tidak terjadi kerusakan,” kata dia. sebagaimana dilansir Antara. Menurut Pandu, satu roda pesawat Citilink jenis ATR 72-600 dengan nomor penerbangan QZ 1107 tersangkut layang-layang saat terbang mendekati landasan Bandara Adisutjipto pada ketinggian 1.000 kaki pada Jumat (23/10) pukul 16.48 WIB. “Kira-kira areanya di fly over Janti (Sleman) agak ke barat lagi. Ketinggian 200 meter di atas permukaan tanah. Memang pilot melihat banyak layang-layang di sana. kemudian sudah dilaporkan ke petugas tower. Tapi sulit dihindari ya karena di situ kan lintasan pesawat,” kata dia. Setelah kejadian itu, menurut dia, tim teknik dari Citilink melakukan pengecekan pada seluruh bagian pesawat dan menyatakan bahwa pesawat masih layak terbang. Pandu berharap kejadian tersebut dapat menjadi pelajaran bagi semua. “Ini sangat berbahaya apabila menyangkut di propeller, karena propeller ini kan mesin penggeraknya supaya pesawat bisa terbang,” kata Pandu. Pandu mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di kawasan Bandara Adisutjipto, tidak menerbangkan layang-layang di sekitar kawasan bandara. “Jadi yang berdekatan dengan bandara harus tahu bahwa ini akan berbahaya untuk pesawat. Apalagi di tempat kita ini kan ada pesawat yang lebih kecil lagi,” kata dia. Ia menjelaskan, penerbangan layang-layang atau benda lain yang dapat mengganggu penerbangan memiliki konsekuensi pidana menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan.

Wisata Karimunjawa Dibuka, Kasus Covid-19 Tetap Nihil

JEPARA, Jowonews- Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, masih bisa mempertahankan statusnya sebagai satu-satunya kecamatan di Jepara yang berzona hijau. Meskipun sejak sepekan sebelumnya dibuka kunjungan wisatawan dari berbagai daerah di tanah air. “Hingga saat ini, memang tidak ada temuan kasus Covid-19 di Karimunjawa. Kami berharap dukungan semua pihak, terutama wisatawan yang datang ke Karimunjawa untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan,” kata Camat Karimunjawa Nor Soleh di Jepara, Sabtu (24/10). Ia juga berharap keterbukaan dari biro wisata untuk menyampaikan data wisatawan, termasuk tempat penginapannya dan objek wisata yang hendak dikunjungi. Ketika data kunjungan wisatawan tercatat dengan baik, setidaknya ketika terjadi permasalahan terkait Covid-19 bisa langsung dilakukan penelusuran kontak. Sehingga potensi penularannya bisa dicegah sedini mungkin. Sejak Pulau Karimunjawa terbuka untuk kunjungan wisatawan pada tanggal 16 Oktober 2020, kata dia, hingga kini memang belum ditemukan adanya wisatawan yang tidak mematuhi protokol kesehatan. “Petugas juga tidak mungkin mengawasi semua wisatawan. Karena hingga kini belum mengetahui data wisatawan secara detail, termasuk tempat menginapnya,” ujarnya. Terkait penerapan protokol kesehatan di hotel, dia mengakui, tidak mengkhawatirkan dari organisasi mereka juga cukup peduli dalam memerangi Covid-19. Sedangkan untuk pemilik homestay yang dikelola secara personel harapannya juga tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kewajiban mematuhi protokol kesehatan tidak hanya berlaku untuk wisatawan, melainkan warga Karimunjawa juga harus mematuhi terlebih saat ini banyak orang luar Karimunjawa yang berdatangan. Ia berharap dengan kepatuhan terhadap protokol kesehatan, maka upaya pemulihan ekonomi dan kesehatan juga harus berjalan beriringan di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, kata dia, warga Karimunjawa yang biasanya mendapatkan pemasukan dari kunjungan wisatawan, sejak 17 Maret hingga 16 Oktober 2020 tidak lagi memiliki pemasukan. Sehingga keputusan dibuka kembali objek wisata Karimunjawa memang disambut warga yang memang menggantungkan hidupnya dari wisatawan. Meskipun demikian, beberapa warga Karimunjawa juga ada yang mengkhawatirkan akan terjadinya penularan Covid-19 ketika ada wisatawan yang abai dengan protokol kesehatan. Indah yang merupakan warga Desa Kemojan, Karimunjawa, mengakui ada kekhawatiran dengan dibukanya kembali wisata ke Karimunjawa karena yang berkunjung dari berbagai daerah di tanah air, termasuk ada turis asingnya. “Mudah-mudahan, semua disiplin mematuhi protokol kesehatan dan tidak memalsukan hasil tes cepat (rapid test) Covid-19,” ujarnya. Berdasarkan laman https://corona.jepara.go.id/, tercatat dari 16 kecamatan di Kabupaten Jepara hanya Kecamatan Karimunjawa yang temuan kasus Covid-19 masih nihil. Sedangkan kecamatan lainnya terdapat temuan kasus dengan jumlah bervariasi, termasuk kasus meninggal dunia karena Covid-19.

Bahaya Ancam Pengguna VPN Gratis

JAKARTA, Jowonews- Hati-hati berselancar internet dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN). Pemakaian VPN gratis khususnya, potensial membawa sejumlah ancaman, mulai dari privasi hingga keamanan siber. Meskipun VPN menjamin keamanan, pakar keamanan siber, memperingatkan bahwa ada banyak aplikasi VPN yang mengekspos pengguna mereka pada pengawasan dan serangan siber. Menurut pakar, banyak VPN gratis yang menggunakan protokol yang tidak aman dan mencatat aktivitas pengguna. “Secara umum, VPN adalah layanan yang dirancang untuk mengenkripsi seluruh lalu lintas komputer Anda dan pada saat yang sama menyembunyikan identitas Anda dengan merutekan lalu lintas (sekarang terenkripsi) melalui satu atau lebih router anonim,” ujar kepala penelitian siber Check Point, Yaniv Balmas, dikutip dari Forbes, Sabtu (24/10). Dengan asumsi bahwa penyedia VPN menggunakan metode enkripsi terbaru dan sering mengubah titik peruteannya, layanan ini harusnya menyediakan layanan yang aman dan tangguh. Namun, Balmas mengatakan bahwa “masalah terletak pada detailnya,” di mana VPN yang diimplementasikan dengan buruk menyebabkan “lebih banyak kerugian daripada kebaikan bagi penggunanya.” Balmas menambahkan dalam banyak kasus VPN, terutama VPN gratis, membuat pengguna terbuka terhadap virus dan berpotensi melanggar privasi. “Kami menguji 150 aplikasi VPN Android gratis teratas dan menemukan bahwa banyak yang memiliki masalah keamanan dan kinerja yang serius,” kata pakar VPN, Callum Tennent, sebagaimana dilansir Antara. Riset yang dilakukan pada 2019 itu mengungkapkan bahwa 18 persen dari VPN yang diuji Tennent mengandung potensi malware atau virus. Sebanyak 85 persen mengizinkan fungsi yang dapat membahayakan privasi pengguna dan 25 persen mengekspos lalu lintas pengguna. Bukan hanya aplikasi VPN Android gratis yang bermasalah, 20 aplikasi VPN teratas untuk iPhone dan perangkat Android juga menemukan hasil yang sangat mirip. Sementara itu, riset yang dilakukan pada 2020, dikutip dari laman vpnmentor, terhadap 283 VPN menunjukkan bahwa banyak VPN gratis yang berisi malware. Faktanya, sebanyak 38 persen VPN menunjukkan sinyal terinfeksi malware. Studi yang sama juga menemukan bahwa 72 persen VPN gratis menyematkan pelacak pihak ketiga dalam perangkat lunak mereka. Pelacak ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas online sehingga pengiklan dapat menargetkan iklan dengan lebih baik.

Kaum Perempuan Pikul Beban Lebih Berat Saat Pandemi

JAKARTA, Jowonews- Kaum perempuan semasa pandemi Covid-19 harus memikul beban yang lebih berat menurut hasil survei yang dilakukan oleh Entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women). Survei ini bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Indosat Ooredoo, lansir Antara. Sebagaimana dikutip dalam siaran pers Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta, Sabtu 24/10), hasil survei menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memperparah kerentanan ekonomi perempuan dan ketidaksetaraan gender serta dapat mengancam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s). Hasil survei yang dituangkan dalam laporan Menilai Dampak Covid-19 terhadap Gender dan Pencapaian SDG’s di Indonesia antara lain menunjukkan bahwa 82 persen perempuan yang bergantung pada usaha keluarga mengalami penurunan sumber pendapatan. Sedangkan di antara para lelaki ada 80 persen yang mengalaminya. Selain itu, selama pandemi ada 36 persen perempuan pekerja informal yang harus mengalami pengurangan waktu kerja berbayar mereka, lebih banyak ketimbang laki-laki pekerja informal yang mengalami persoalan serupa (30 persen). Pembatasan sosial yang diterapkan selama pandemi membuat 69 persen perempuan dan 61 persen laki-laki menghabiskan lebih banyak waktu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Tetapi perempuan memikul beban lebih berat karena 61 persen di antara mereka juga harus menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengasuh dan mendampingi anak. Sedangkan di antara para lelaki hanya 48 persen yang melakukannya. Pandemi Covid-19 juga telah mempengaruhi kesehatan mental dan emosional perempuan. Sebanyak 57 persen perempuan menurut hasil survei mengalami peningkatan stres dan kecemasan karena menanggung lebih banyak beban dalam mengurus pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan, kehilangan pekerjaan dan pendapatan, serta menghadapi kekerasan berbasis gender. Masalah itu hanya dihadapi oleh 48 persen laki-laki. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga mengatakan hasil survei Menilai Dampak Covid-19 merupakan masukan berharga bagi pemerintah dalam merancang dan melaksanakan kebijakan yang tepat sasaran. “Salah satu cara untuk melakukan upaya yang tepat sasaran adalah dengan mempertimbangkan berbagai hasil kajian, data, dan hasil riset yang representatif dengan perkembangan kondisi saat ini,” katanya. Bintang juga mengemukakan pentingnya membangun sinergi antara pemerintah dengan pilar-pilar pembangunan lain seperti dunia usaha, lembaga masyarakat, dan media massa dalam upaya menghadirkan kebijakan, program, dan layanan terbaik bagi perempuan dan anak.

Mobil Lab Berbasis 5G, Uji Covid-19 Diketahui dalam 45 Menit

JAKARTA, Jowonews- Tsinghua University dan Beijing CapitalBio Technology Co Ltd mengembangkan mobil laboratorium berbasis sistem jaringan komunikasi generasi kelima (5G). Mobil van yang dikembangkan Tsinghua dan mitranya itu untuk mengatasi antrean panjang masyarakat yang hendak melakukan uji Covid-19, menurut laman berita ECNS, Sabtu (24/10). Tim peneliti dari Tsinghua dan Beijing CapitalBio menyebut mobil itu dengan laboratorium bergerak Covid-19. Laboratorium tersebut dapat menganalisis sampel asam nukleat di tempat dengan cepat sehingga masyarakat sudah bisa mengetahui hasilnya dalam waktu 45 menit. Lebih cepat daripada laboratorium sejenis yang ada sebelumnya. Prof Cheng Jing selaku kepala penelitian Tsinghua menyebutkan laboratorium berjalan itu dilengkapi robot yang bisa menguji sampel yang diambil dari tenggorokan, nonaktivator virus, dan chip otomatis pendeteksi mikrofluida. Fasilitas-fasilitas tersebut mampu melakukan pengetesan lebih cepat tiga kali lipat sehingga risiko terinfeksi virus lebih rendah dibandingkan dengan metode pengujian sampel konvensional. Sistem jaringan komunikasi berbasis 5G turut membantu mempercepat hasil tes, demikian Prof Cheng.

Rumah Zakat Bantu Petani Sayur dan Warga yang Kekurangan Pangan

BLORA, Jowonews- Pandemi Covid-19 dampaknya terasa hingga di sektor pertanian. Hasil panen sayuran petani jatuh sehingga banyak petani yang merugi, karena hasil yang didapatkan tidak bisa menutup biaya produksi. Rumah Zakat lewat Program Action Fun Beli Beri mencoba ikut membantu petani disaat harga sayuran anjlok. Sayuran dari petani dibeli dengan harga pasar sehingga tidak merugi. Kemudian sayuran itu dikemas,untuk dibagikan kembali ke warga yang terdampak pandemi. Saat ini program tersebut sedang digelar Rumah Zakat Kabupaten Blora di Desa Sempu Kecamatan Kunduran. Siti Karyani Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat mengatakan melalui program Action Fun Beli Beri ini bisa membantu warga yang terdampak pandemi. “Kami ingin warga yang terdampak pandemi Covid-19 ini bisa tercukupi kebutuhan pangannya, dengan memberikan sayuran yang kami belidipetani,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Jowonews, Sabtu (24/10). Lebih lanjut ia katakan, Program Action Fun Beli Beri ini setidaknya ada dua hal yang penting. “Yang pertama petani yang terdampak dari pandemi sehingga harga anjlok. Yang kedua adalah mereka yang terdampak Covid-19 yang kekurangan bahan pangan,” pungkasnya.