Jowonews

Baznas Kampanyekan Zakat Lewat Lomba Jurnalistik

SEMARANG, Jowonews- Kesadaran masyarakat untuk berzakat terus dikampanyekan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Salah satunya melalui lomba karya tulis jurnalistik di media massa. Menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Tengah, Baznas Jateng menyosialisasikan pentingnya berzakat. “Kami menilai zakat perlu disosialisasikan kepada masyarakat melalui karya-karya tulisan teman-teman wartawan dari berbagai media,” kata Ketua Baznas Jateng Kiai Haji Ahmad Darodji di Semarang, Kamis (12/11). Menurut dia, karya jurnalistik yang berkualitas dari berbagai media, efektif dalam menumbuhkan kesadaran berzakat bagi masyarakat yang mampu. Ia menyebut potensi zakat di Provinsi Jateng, terutama yang berasal dari kalangan aparatur sipil negara, sangat besar dan bisa untuk membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraan. “Perolehan zakat sangat membantu dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama warga yang tidak mampu, terkena bencana, atau terdampak pandemi Covid-19, apalagi dukungan dari Gubernur Ganjar Pranowo serta kepala daerah lainnya di Jateng terkait zakat, luar biasa,” ujarnya sebagaiman dilansir Antara. Oleh karena itu, Baznas Jateng menyambut baik kerja sama dengan PWI Jateng dalam menyosialisasikan zakat melalui karya jurnalistik. “Teman-teman media bisa menggali persoalan di lapangan yang dituangkan dalam karya jurnalistik dan yang penting adalah zakat tidak membuat orang jadi kesulitan atau melarat, itu yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat,” katanya. Ketua PWI Jateng Amir Machmud mengatakan lomba penulisan jurnalistik dengan tema “Penulisan Kiprah Baznas Provinsi Jawa Tengah” ini merupakan program kerja sama dalam upaya menumbuhkan informasi yang positif mengenai zakat. “Ini sebagai pengembangan sosialisasi zakat di seluruh Jateng dan membangun pemahaman yang spesifik, salah satunya tentang kiprah baznas,” ujarnya. Isdiyanto Isman, selaku ketua panitia lomba, menambahkan lomba penulisan jurnalistik yang digelar mulai 14 November hingga 15 Desember 2020 dengan total hadiah Rp39 juta ini, dibagi menjadi empat kategori. Yakni untuk media cetak dan daring, radio, televisi, serta foto. “Karya-karya rekan media bisa dikirimkan melalui google form link https”//bit.ly.2Ui62hX dan pemenang lomba akan diumumkan pada 29 Desember 2020,” katanya.

Tebang Pohon Jati Perhutani, Diancam Hukuman 5 Tahun Penjara

CILACAP, Jowonews- Jangan sembarangan menebang pohon di hutan Perhutani. Hukumannya bisa dipenjara hingga lima tahun. Hal tersebut menimpa RA (48), warga Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang menebang pohon jati di hutan milik Perum Perhutani. “Pelaku ditahan personel Unit Reskrim Polsek Gandrungmangu pada 21 Oktober 2020,” kata Kepala Kepolisian Resor Cilacap, AKBP Dery Agung Wijaya, saat menggelar konferensi pers di Markas Polres Cilacap, Kamis (12/11). Ia mengatakan RA ditangkap berdasarkan laporan dari anggota Polisi Hutan Perum Perhutani yang sedang melakukan patroli rutin di Petak 23B Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Gandrungmangu, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Sidareja, KPH Banyumas Barat, pada 21 Oktober 2020. Saat berada di kawasan hutan jati yang masuk wilayah Desa Kertajaya, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap itu, lima polisi hutan yang sedang berpatroli mendengar suara yang identik dengan aktivitas penebangan pohon. Oleh karena itu, tim patroli segera menuju ke arah sumber suara dan melihat ada seseorang yang sedang menebang pohon jati, sehingga mereka melaporkan temuan itu ke Polsek Gandrungmangu. Wijaya mengatakan, setelah menerima laporan itu, personel Unit Reskrim Polsek Gandrungmangu segera mendatangi lokasi serta menahan pelaku. Sejumlah barang bukti disita. Antara lain satu golok panjang, satu kampak, tujuh batang kayu jati berbentuk persegi, dan empat gelondong kayu jati. “Atas perbuatannya itu, pelaku dijerat Pasal 82 ayat 1 huruf c UU Nomor 18/2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dalam hal ini, pelaku terancam hukuman maksimal lima tahun penjara serta denda paling sedikit Rp500 juta dan paling banyak Rp2,5 miliar. Sementara saat ditanya wartawan, RA mengaku baru satu kali menebang pohon di kawasan hutan milik Perhutani. “Saya melakukan penebangan pohon jati ini karena terbentur kebutuhan ekonomi keluarga,” katanya.

Merapi Siaga, Ratusan Warga Klaten Mengungsi

KLATEN, Jowonews- Sebanyak 240 warga lereng Gunung Merapi di wilayah Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah mulai mengungsi menyusul status gunung tersebut yang sudah masuk di level III atau siaga. “Sebetulnya ada tiga desa yang menurut kajian terancam, yaitu Sidorejo, Tegalmulyo, dan Balerante. Namun saat ini baru ada sebanyak 114 warga Tegalmulyo dan 126 warga Balerante yang mengungsi,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Sip Anwar di Klaten, Kamis (12/11). Sedangkan untuk di Desa Sidorejo, dikatakannya, belum ada warga yang mengungsi. Menurut dia, warga lebih mengoptimalkan kewaspadaan dengan melakukan ronda 24 jam secara bergantian untuk memantau Merapi. “Jadi ketika ada tanda-tanda yang membahayakan maka diinstruksikan agar masyarakat segera mengungsi,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Mengenai lokasi pengungsian atau evakuasi sementara, dikatakannya, seluruhnya sudah berjarak lebih dari 7 kilometer di antaranya lokasi pengungsian Balerante berjarak 9 km dan Sidorejo sekitar 11 km dari puncak. “Sedangkan Tegalmulyo ada di depan Balai Desa Tegalmulyo, jaraknya juga lebih dari 7 km,” katanya. Ia mengatakan langkah penentuan lokasi evakuasi sementara tersebut sesuai dengan analisa terakhir dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang memprediksikan jika terjadi erupsi maka akan mengarah ke Sungai Woro yang berjarak 5 km dari puncak. “Tetapi kalau pada analisa ulang sekiranya lebih dari itu, maka pengungsi akan turun lagi ke tempat evakuasi akhir di shelter kabupaten. Kalau Balerante di jalur turun ke Shelter Kebondalem, Sidorejo di Shelter Kebonagung, dan Tegalmulyo turun ke Shelter Demakijo,” katanya. Sementara itu, dikatakannya, sejauh ini kondisi para pengungsi dalam keadaan sehat. Selain itu, untuk penyaluran logistik juga berjalan lancar.

Kasus Covid-19 Masih Mengganas di Benua Amerika

BRASILIA, Jowonews- Kasus Covid-19 masih mengganas di benua Amerika, dengan rata-rata 150.000 kasus per hari pekan lalu, menurut kantor regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (11/11). Amerika Serikat terus memecahkan rekor jumlah kasus, sementara wilayah Kanada dan sejumlah negara bagian di Meksiko, termasuk  ibu kota, mengalami lonjakan kasus, demikian diungkapkan Organisasi Kesehatan Pan-Amerika (PAHO). AS menjadi negara pertama di dunia yang melaporkan 10 juta infeksi Covid-19, menurut hitungan Reuters, saat gelombang ketiga virus corona meningkat di seluruh negeri. Keadaan di negara-negara lain di benua Amerika lebih baik. Argentina, Kosta Rika, dan Jamaika berhasil menekan wabah dengan pelacakan kontak yang efektif. Dan sebagian besar negara Karibia mampu menghindari lonjakan kasus dengan bertindak cepat, kata Asisten Direktur PAHO,Jarbas Barbosa. Eropa menjadi contoh peringatan mengenai bahaya kemunculan kembali virus corona ketika langkah pembatasan terlalu cepat diakhiri, katanya. Amerika Tengah mengalami penurunan secara stabil kasus Covid-19 berkat langkah pengendalian yang lebih baik, menurut direktur PAHO. Chile, Paraguay, serta Uruguay mencatat kurva datar, sementara kasus Covid-19 di Argentina menurun berkat koordinasi yang baik antara pemerintah provinsi dan federal, lanjutnya. Sistem pengawasan epidemi Chile yang efektif memungkinkan negara itu bangkit kembali setelah lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya awal tahun ini, kata Barbosa. Di Kuba dan Kosta Rika, sistem perawatan kesehatan universal memastikan bahwa pandemi Covid-19 tidak pernah lepas dari kontrol, katanya sebagaimana dilansir Antara.

Aktivitas Merapi Meningkat, 1000 Lebih Warga Mengungsi

JAKARTA, Jowonews- Lebih dari 1.000 warga telah dievakuasi ke empat kabupaten, setelah terus meningkatnya aktivitas Gunung Merapi. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam pernyataan resmi diterima di Jakarta, Rabu (11/11) malam, mengatakan total 1.294 warga telah dievakuasi ke empat kabupaten yakni Boyolali, Magelang, Klaten dan Sleman. “Mereka yang dievakuasi sebagian besar merupakan kelompok rentan, seperti lanjut usia, anak-anak, balita, ibu hamil, disabilitas dan ibu menyusui,” kata Raditya. sebagaimana dilansir Antara. Para warga paling banyak dievakuasi ke Kabupaten Magelang dengan total 835 warga, Sleman 203 warga, Boyolali 133 warga, dan Klaten 123 warga. Mereka tersebar di tempat evakuasi sementara (TES) dan tempat evakuasi akhir (TEA). Raditya menjamin kebutuhan makan dan minum para warga terpenuhi. Para sukarelawan di lokasi evakuasi terus membantu untuk menyediakan kebutuhan pokok seperti sayuran, kemudian memasak makanan di dapur umum atau pun di mobil dapur lapangan. Pos pendukung di tempat penampungan juga selalu siap untuk memberikan pelayanan seperti pos kesehatan yang siaga 24 jam. “Pihak pemerintah desa menyiapkan tidak hanya tempat, tetapi tenaga serta pelayanan kepada para warga yang harus dievakuasi. Ini menjadi bukti kuatnya sister village dalam konteks kebencanaan, warga dari suatu desa membantu warga desa lainnya,” ujar dia. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kata Raditya, terus membantu pemerintah desa, kabupaten maupun provinsi untuk memenuhi kebutuhan warga. Dalam upaya kesiapsiagaan maupun penanganan darurat, empat pemerintah daerah di tingkat kabupaten tersebut telah menetapkan status keadaan darurat, baik siaga maupun tanggap darurat. Status tersebut akan mempermudah BPBD dalam aksesibilitas sumber daya, maupun akuntabilitas dalam penyelenggaraan operasi tanggap darurat. Raditya mengatakan BPBD juga terus mengevaluasi tantangan apabila kondisi semakin kritis, seperti jalur dan transportasi evakuasi, jalur dan peralatan komunikasi, maupun penerapan protokol kesehatan saat proses evakuasi maupun di tempat penampungan.