Jowonews

Aneh, Warga Temanggung Masih Kesulitan Air di Musim Hujan

TEMANGGUNG, Jowonews- Meskipun sudah memasuki musim hujan, sejumlah warga Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah masih membutuhkan bantuan air bersih, Mereka merupakan warga Dusun Bugen, Desa Geblog, Kecamatan Kaloran. Warga Dusun Bugen Edi Santoso di Temanggung, Kamis (19/11), mengatakan meskipun sudah beberapa kali turun hujan, hingga saat ini sejumlah mata air di daerah itu belum mengeluarkan air. “Memang sudah hujan, tapi mata air masih mati dan sama sekali tidak mengeluarkan air,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, krisis air bersih yang dialami warga di desanya sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu saat memasuki musim kemarau dan hingga saat ini di mana warga lainnya sudah kembali bisa menikmati air bersih dari mata air, warga di dusunnya masih mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah. “Daerah kami kalau masuk musim kemarau mata airnya langsung kering, berbeda dengan daerah lainnya dan kembali normal biasanya juga paling terakhir,” katanya. Selama mengalami krisis air bersih, katanya, pemerintah sudah turun tangan memberikan bantuan air bersih. Hanya saja bantuan yang diterima warga belum mencukupi. Ia menyebutkan dalam sepekan paling banyak hanya diberi bantuan dua kali. Sekali pengiriman bantuan hanya dua tangki air bersih. Padahal warga setiap hari tetap membutuhkan air bersih. “Memang sudah rutin kami terima. Hanya saja belum mencukupi kebutuhan untuk memasak dan minum warga setiap hari,” katanya. Ia berharap pemerintah bisa memberikan bantuan air bersih dalam jumlah yang lebih sehingga kebutuhan air bersih warga bisa dicukupi. Swadaya Selama ini, katanya, jika bantuan air bersih dari pemerintah sudah habis, warga dengan swadaya mencari air bersih ke desa-desa tetangga. Meskipun jaraknya cukup jauh tetap dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. “Kadang warga menyewa mobil bak terbuka bersama-sama untuk mencari air bersih. Bagi yang memiliki sepeda motor biasanya berangkat sendiri,” katanya. Warga lainnya Ajik Masturi berharap pemerintah tidak menghentikan bantuan air bersih ke daerahnya, karena sampai saat ini warga masih membutuhkan bantuan air bersih. “Jika perlu bantuan bisa ditambah, karena daerah lain sudah tidak membutuhkan bantuan air bersih lagi,” katanya. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Temanggung Dwi Sukarmei mengakui hingga saat ini sejumlah daerah masih membutuhkan bantuan air bersih, karena memang sumber mata air di daerah tersebut belum mengeluarkan air. “Ada beberapa daerah seperti Kaloran dan Kandangan hingga saat ini masih membutuhkan pasokan air bersih meskipun sudah turun hujan,” katanya.

Begini Cara Aktifkan Fitur Terbaru “Disappearing Messages”

JAKARTA, Jowonews- WhatsApp Inc, penyedia aplikasi perpesanan populer yang dimiliki Facebook, telah meluncurkan fitur baru disappearing messages atau pesan yang bisa menghilang otomatis dalam waktu tertentu. Fitur ini sudah tersedia dalam aplikasi pembaruan versi beta di Google Play. Meski masih dalam versi beta, 2.20.207.3, pembaruan yang dirilis 18 November 2020 itu sudah mengusung fitur pesan menghilang dan berfungsi dengan baik. Pengguna di seluruh dunia, juga Indonesia bisa mencoba fitur itu dengan memperbarui aplikasi WhatsApp ke versi terbaru tersebut. Lalu, bagaimana cara mengaktifkan fitur pesan menghilang otomatis tersebut? Berikut langkah-langkahnya: Pertama, tentu Anda perlu mengunduh aplikasi WhatsApp pembaruan terlebih dahulu. Bagi pengguna perangkat Android, Anda bisa mengunduhnya melalui link berikut: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.whatsapp. Jika sudah mengunduh dan pembaruan (update) terinstal, mulailah dengan membuka aplikasi WhatsApp Anda. Lalu, silakan Anda buka jendela percakapan salah satu kontak dan tekan tombol “tiga titik di pojok kanan atas” dan lanjutkan tekan “View Contact” (Lihat kontak). Kemudian Anda tekan menu “Disappearing messages” yang dihiasi dengan ikon jam. Jika ada halaman keterangan dan menu “Lanjutkan” tekan saja. Anda selanjutnya akan menemukan tombol “On dan Off” pada menu Disappearing messages untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur pesan menghilang otomatis. Pada WhatsApp Group langkahnya tidak jauh berbeda. Pada tombol “tiga titik” di kanan atas halaman percakapan grup, silakan tekan. Kemudian tekan “Group info” dan Anda akan menemukan menu “Disappearing messages” lalu tekan dan Anda akan menemukan tombol “On dan Off” di sana untuk mengaktifkannya. WhatsApp membuat pesan menghilang otomatis default dalam waktu tujuh hari, lansir Antara. Jadi apabila Anda mengaktifkan fitur itu pada salah satu kontak, pesan percakapan Anda akan menghilang dengan sendirinya setelah tujuh hari. Selamat mencoba!

Tak Punya Waktu Urus Kebun? Gunakan Smart Garden

JAMBI, Jowonews- Anda ingin berkebun tapi tak punya waktu banyak untuk mengurusnya? Anda mungkin perlu inovasi smart garden besutan tim Green Sutha UIN Sulthan Thaha, Jambi Smart garden yang terintegrasi dengan water recycle ini mampu mengatur volume air sesuai yang dibutuhkan tanaman. Dengan demikian lebih efesien dalam penggunaan air. Selain itu, pemasangan sensor kelembaban tanah, suhu tanah dan data cuaca pada sistem ini dapat mengoptimalkan penggunaan air. Sistem Smart Garden ini sendiri merupakan produk penelitian dosen dan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi “Alhamdulillah berkat kerjasama tim dosen dan mahasiswa, dan setelah melalui proses uji coba Laboratorium, kami berhasil melakukan instalasi peralatan smart garden plus water recycle ini. Proses pembuatan hingga instalasi ini tidak membutuhkan waktu yang lama” ujar Indrawata Wardhana, Sekretaris pusat kajian Lingkungan Hidup. Terobosan teknologi smart garden ini, jelas Indra, yakni pada pengembangan sistem machine learning berbasis decision tree sehingga seluruh aplikasi tidak menggunakan operator. “Peralatan ini otomatis tidak akan melakukan penyemprotan air jika terjadi hujan pada pagi hari. Ataupun jika berdasarkan hasil analisa machine learning kami diprediksi akan terjadi hujan, maka machine learning yang berada di server akan melakukan kalkulasi debit air yang akan dikeluarkan. Sehingga air yang di gunakan lebih efektif ” ujar Ahmad Syukron Prasaja, Ketua pusat Studi Demografi yang juga dosen matakuliah Geografi. Selain terobosan dari segi teknologi, tim green stuha ini juga melakukan optimalisasi sumber air smart garden. Dengan menggunakan air yang berasal dari kolam ikan, yang kaya akan nutrisi namun harus di buang per lima hari. Maka tim ini memutuskan untuk menggunakan air pada kedalaman -10 cm dari permukaan kolam untuk menyedot sisa-sisa kotoran / lumut dan lainnya dari dasar kolam. Sehingga ikan semah yang berada pada kolam dapat mendapatkan air bersih karena air terus berganti dan tanaman pada taman mendapatkan nutrisi dari air kolam. “Biaya awal pembuatan sistem ini kurang dari 1 jt. Namun bisa mengairi seluruh sisi taman yang panjangnya saja bisa 100 meter. Rencananya Sistem ini akan dilengkapi peralatan Smart Pollution dan Monitoring Automatic Weather System (MAWS) buatan tim “ ungkap Syukra Ningsih, ketua pusat kajian lingkungan hidup. Saat ini sistem smart garden telah terpasang di rumah dinas rektor. Selanjutnya, akan diujicobakan pada lahan perkebunan masyarakat skala kecil sebagai upaya pendampingan masyarakat di sekitar area kampus. Selain itu beberapa alat smart system juga akan di pasang. Seperti smart building, smart pollution, dan early warning system. Hal ini sebagai upaya kampus untuk melakukan penerapan teknologi hasil penelitian pada masyarakat.

Siap Diunduh, Fitur baru WhatsApp Disappearing Messages

JAKARTA, Jowonews- Fitur baru WhatsApp disappearing messages—atau pesan yang menghilang otomatis dalam jangka waktu tertentu—, sekarang sudah tersedia bagi pengguna WhatsApp di seluruh dunia. Pengguna di Indonesia juga bisa menikmati fitur ini setelah versi pembaruan tersedia di Google Play sejak 18 November 2020 kemarin. Pembaruan versi 2.20.207.3 tersedia di Google Play mobile yang bisa diakses di ponsel sejak kemarin, atau 12 hari setelah fitur tersebut resmi diluncurkan oleh WhatsApp—aplikasi perpesanan milik Facebook—pada 6 November lalu. Sekarang semua pengguna di seluruh dunia sudah bisa menikmati fitur “pesan yang menghilang otomatis” dalam jangka waktu tertentu, dengan mengunduh pembaruan WhatsApp di Google Play, yang kapasitas file-nya sekitar 13 megabytes bervariasi tergantung jenis perangkat. Sampai Kamis (19/11) pagi ini, pembaruan WhatsApp itu sudah diunduh sekitar 5 miliar meskipun belum lama diluncurkan. Tujuan WhatsApp menambahkan fitur ini adalah membuat percakapan di WhatsApp terasa sedekat mungkin secara langsung, yang berarti pesan tidak harus bertahan selamanya. “Itulah mengapa kami sangat senang memperkenalkan opsi untuk menggunakan pesan menghilang di WhatsApp,” kata WhatsApp Inc di blog resminya sebagaimana diberitakan Antara. Saat pesan menghilang diaktifkan, pesan baru yang dikirim ke obrolan akan hilang setelah 7 hari. Hal ini dinilai membantu percakapan terasa lebih ringan dan lebih pribadi. Dalam obrolan satu lawan satu, salah satu orang dapat mengaktifkan atau menonaktifkan pesan yang hilang. Dalam grup, admin akan memegang kendali dan bisa mengaktifkan atau menonaktifkan fitur dimaksud. “Kami memulai dengan 7 hari karena menurut kami ini menawarkan ketenangan pikiran bahwa percakapan itu tidak permanen, namun tetap praktis sehingga Anda tidak melupakan apa yang Anda bicarakan,” jelas WhatsApp. Daftar belanja atau alamat toko yang Anda terima beberapa hari yang lalu akan ada di sana saat Anda membutuhkannya, dan kemudian menghilang setelah Anda tidak membutuhkannya. Untuk menikmati fitur baru tersebut Anda bisa mengunduh versi terbaru WhatsApp di Google Play pada link ini:  https://play.google.com/store/apps/details?id=com.whatsapp

Ditelusuri, Kontak Erat Kasus Covid-19 Camat Jepara

JEPARA, Jowonews-– Tim Satgas Penanganan Covid-19 Jepara, Jawa Tengah, masih melakukan penelusuran kontak erat pascameninggalnya Camat Tahunan EK (57) yang dinyatakan meninggal akibat penyakit virus corona. “Sebelumnya memang sudah melakukan penelusuran kontak di lingkungan Kantor Kecamatan Tahunan, kemudian dilanjutkan ke keluarga almarhum,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Jepara Muh Ali di Jepara, Rabu (18/11). Dalam penelusuran kontak tersebut, kata dia, semuanya dilakukan tes usap tenggorokan (swab) guna mendeteksi ada tidaknya virus corona. Hasilnya, imbuh dia, hingga kini memang belum keluar sehingga yang sebelumnya menjalani tes usap tenggorokan tentunya harus melakukan isolasi sampai diketahui hasilnya. Ia berharap aturan protokol kesehatan tetap dijalankan guna mencegah terjadinya rantai penularan, lansir Antara. Sebelum meninggal, Camat Tahunan mulai menjalani perawatan di RSUD Kartini Jepara sejak 14 November 2020. Sementara hasil tes usap tenggorokan terhadap almarhum diketahui pada Sabtu (14/11) dinyatakan terkonfirmasi Covid-19. Tim Satgas Penanganan Covid-19 DiteJepara mengingatkan masyarakat di Kabupaten Jepara untuk tetap disiplin menggunakan masker serta selalu mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak aman serta menghindari kerumunan.