Jowonews

Polisi Tangkap Pelaku Pewarna Cabe Rawit

TEMANGGUNG, Jowonews – Kepolisian Resor Temanggung menangkap petani terduga pencampur cabai dengan bahan pewarna berinisial BN (35) warga Desa Nampirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kapolres Temanggung AKBP Benny Setyowadi di Temanggung, Kamis (31/12), mengatakan pelaku mencampur cabai rawit hijau dengan pewarna sehingga cabai tersebut menyerupai cabai rawit merah yang harganya lebih mahal. “Perbuatan pelaku didasari cabai hijau dengan cabai merah harganya terpaut jauh. Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, cabai hijau itu diwarnai menyerupai cabai merah,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia menyampaikan pelaku diamankan pada Rabu (30/12) malam di rumahnya di Desa Nampirejo, Kecamatan Temanggung, Kabupaten Temanggung. Kapolres menyebutkan dalam kasus ini polisi menyita barang bukti berupa cabai hijau yang diberi pewarna oranye dan cat pewarna. Ia menyampaikan pelaku diamankan tadi malam sehingga masih dilakukan proses penyelidikan lebih lanjut. “Kasus ini kami gelar lebih cepat agar masyarakat waspada dan tidak membikin suasana gaduh. Karena dalam beberapa hari ini kita mendapat kabar adanya distribusi cabai yang tidak sesuai dengan standar kesehatan yang diberi pewarna bukan pewarna makanan,” katanya. Kasat Reskrim Polres Temanggung AKP Ni Made Srinitri mengatakan semula pihaknya mendapatkan informasi adanya dugaan tindak pidana memperdagangkan barang rusak dan tercemar tanpa memberikan informasi lengkap dan benar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) UU nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. “Setelah petugas melakukan penyelidikan dan mendapat informasi bahwa cabai tersebut berasal dari petani Desa Nampirejo, Temanggung,” katanya. Kemudian petugas mengamankan pelaku dan pelaku mengaku bahwa dirinya telah melakukan pencampuran cabai rawit hijau menggunakan bahan pewarna agar warna cabai tersebut berubah seperti cabai rawit merah. Ia menuturkan pelaku mencampur cabai yang diberi pewarna tersebut dengan cabai berkualitas bagus dan dimasukkan karung kemudian dijual ke pedagang pengumpul. “Alasan pelaku melakukan perbuatan tersebut untuk mendapatkan harga cabai yang lebih tinggi, yang saat ini harga cabai kualitas bagus atau berwarna merah memiliki harga jual lebih bagus dari pada cabai warna hijau,” katanya. Pelaku BN menuturkan melakukan perbuatan tersebut baru sekali dengan volume lima hingga enam kilogram. Ia menyebutkan harga cabai rawit hijau saat ini harganya Rp20.000 per kilogram, sedangkan harga cabai rawit merah harganya mencapai Rp45.000 per kilogram. 

Terungkap, Kasus Cabe Rawit Berpewarna Merah

PURWOKERTO, Jowonews– Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota (Polresta) Banyumas bekerja sama dengan Polres Temanggung, Jawa Tengah, mengungkap kasus cabai rawit putih berpewarna merah yang diperjualbelikan di daerah ini. “Untuk pelaku cat cabai, sudah diamankan penyidik di Temanggung. Saat ini, Kanit dan anggota juga masih di Temanggung melakukan pemeriksaan saksi-saksi terkait,” kata Kepala Satreskrim Polresta Banyumas Komisaris Polisi Berry di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kamis (31/12) sore. Berdasarkan pemeriksaan sementara, kata dia, pewarnaan terhadap cabai rawit putih itu baru pertama kali oleh pelaku berinisial BN (35), warga Desa Nampirejo, Kabupaten Temanggung, dengan menggunakan cat semprot. Menurut dia, perbuatan tersebut dilakukan oleh BN yang merupakan petani cabai karena motif ekonomi seiring dengan adanya selisih harga yang cukup tinggi antara cabai rawit putih dan cabai rawit merah. “Itu karena harga cabai rawit putih di tingkat petani hanya sebesar Rp19 ribu per kilogram, sedangkan harga cabai rawit merah sebesar Rp45 ribu/kg. Karena ingin memperoleh keuntungan yang lebih besar, BN melakukan pengecatan terhadap cabai rawit merah sebelum dijual kepada pengepul,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Berdasarkan pengakuan pelaku, cabai rawit putih yang disemprot cat warna merah itu sebanyak 5—6 kilogram. Karena penyemprotannya di atas cabai rawit merah, kata dia, cabai rawit merah yang ada di bawahnya terkena cat sehingga cabai yang diberi pewarna itu menjadi banyak. Berry mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman terhadap kasus pengecatan cabai rawit putih dengan cat warna merah itu. “Nanti setelah selesai pemeriksaan saksi-saksi, pelaku akan dibawa ke Satreskrim Polresta Banyumas untuk pemeriksaan lebih lanjut,” katanya. Kasus cabai rawit putih yang diduga diberi pewarna merah itu terungkap berkat laporan pedagang di Pasar Wage, Purwokerto, Selasa (29/12). Kasus ini kemudian ditindaklanjuti dengan pengecekan oleh instansi terkait, seperti Loka POM Banyumas, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas, serta Polresta Banyumas. Dari hasil pengecekan tersebut, diketahui ada lima pedagang yang mendapatkan cabai rawit merah yang dioplos dengan cabai rawit putih berpewarna. Masing-masing mendapatkan satu kardus berisi cabai rawit sebanyak 30 kilogram. Selain di Pasar Wage, cabai rawit berpewarna merah itu juga ditemukan di Pasar Cerme Baturraden dan Pasar Kemutus Sumbang. Terkait dengan hal itu, Bupati Banyumas Achmad Husein meminta seluruh pihak terkait untuk mengusut hingga tuntas kasus cabai rawit berpewarna merah yang ditemukan di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Banyumas. “Kasus ini harus diusut hingga tuntas karena berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” katanya saat memimpin konferensi pers terkait temuan cabai rawit berpewarna di Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (30/12) sore.

Muladi Dimakamkan di TMP Giri Tunggal Semarang

SEMARANG, Jowonews- Mantan Menteri Kehakiman Prof. Muladi   langsung dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal Semarang, Kamis sore, setelah menempuh perjalanan dari Jakarta. Mantan Rektor Universitas Diponegoro Semarang tersebut dimakamkan dengan upacara kemiliteran. Para anggota TNI yang bertugas dalam pemakaman tersebut menggunakan APD lengkap sesuai dengan protokol Covid-19. Prosesi pemakaman sendiri dipimpin langsung oleh Rektor Undip Semarang Yos Johan Utama. Yos Johan mengatakan Muladi merupakan sosok visioner yang berpegang teguh dalam keimanan. “Beliau tidak hanya sebagai guru, tetapi juga panutan bagi kita,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Prof Muladi meninggal dunia pada Kamis pukul 06.45 WIB di Jakarta karena sakit. Muladi menjabat sebagai Rektor Undip Semarang pada tahun 1994 hingga 1998. Muladi juga sempat mengemban jabatan sebagai Menteri Kehakiman serta Gubernur Lemhanas pada 2005 hingga 2011. Pria kelahiran Surakarta, 26 Mei 1943 tersebut dilaporkan sempat dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.

Timnas U-19 Mulai Beradaptasi Latihan di Spanyol

SPANYOL, Jowonews- Para pemain Tim Nasional Indonesia U-19 menikmati pemusatan latihan (TC) yang sedang dijalani di Spanyol. Mereka mulai beradaptasi dengan cuaca dingin di Eropa. Skuat Garuda Nusantara sendiri tiba di negeri matador sejak 27 Desember 2020 hingga 31 Januari mendatang. Selain menjalani TC, David Maulana dan kawan-kawan akan menjalani sejumlah laga uji coba. Latihan timnas U-19 untuk sementara dipimpin oleh asisten pelatih, Nova Arianto. Hal ini karena pelatih Shin Tae-yong masih memimpin timnas Indonesia persiapan SEA Games 2021 di Jakarta. “Kami dalam kondisi baik semua disini dan terus bersemangat. Seluruh materi latihan dari pelatih kami nikmati dan jalani dengan maksimal,” kata Bagas Kaffa sebagaimana dikutip Jowonews dari laman PSSI, Kamis (31/12). “Soal adaptasi cuaca kami harus cepat beradaptasi. Saya kira tidak masalah dengan cuaca karena sebagian besar pemain pernah punya punya pengalaman berlatih di cuaca dingin Eropa,” tambah pemain asal Barito Putera tersebut. Senada dengan Bagas, kiper timnas U-19, Erlangga Setyo mengatakan bahwa dirinya bertekad terus berjuang keras di Spanyol. Apalagi sebagai persiapan mengikuti turnamen Piala AFC U-19 yang akan dimulai Maret 2021 mendatang. “Adaptasi dengan cuaca dingin di Spanyol saya kira tidak ada kendala yang dirasakan oleh kami. Saat ini bagaimana kami bisa menjaga kondisi dengan baik dan tetap fokus,” kata Erlangga Setyo. Sebelumnya Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan mengatakan bahwa selama di Spanyol, timnas U-19 tetap harus semangat, bekerja keras dan berjuang secara maksimal. “TC di Spanyol, kami harap dimanfaatkan dengan baik oleh pemain. Mereka harus bekerja keras dan terus bersemangat demi torehan positif di Piala AFC U-19. PSSI tetap berkomitmen terhadap timnas U-19. Meskipun Piala Dunia U-20 diundur ke tahun 2023, pemain ini adalah cikal bakal timnas U-23 maupun timnas senior nantinya,” kata Iriawan. TC di Spanyol sebagai persiapan Garuda Nusantara mengikuti Piala AFC U-19 2020 yang berlangsung pada Maret 2021 mendatang di Uzbekistan. Pada ajang tersebut Indonesia berada di grup A bersama tuan rumah Uzbekistan, Kamboja, dan Iran

Temanggung dan Kudus Segera Punya Alat Pendeteksi Gempa

BANJARNEGARA, Jowonews –Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) segera memasang alat pendeteksi gempa di Kabupaten Temanggung dan Kudus, Jawa Tengah, sebagai salah satu upaya mitigasi bencana. “BMKG segera memasang ‘shelter seismograph’ sebagai alat deteksi gempa di Kabupaten Temanggung dan Kudus pada tahun 2021,” kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Kamis (31/12). Dia mengatakan pemasangan alat pendeteksi gempa tersebut bertujuan untuk memantau aktivitas kegempaan di wilayah Kabupaten Temanggung, Kudus dan sekitarnya. “Pemasangan alat bertujuan untuk memantau aktivitas kegempaan di dua wilayah tersebut serta wilayah kabupaten lain di sekitarnya, sekaligus juga untuk memperkuat jejaring pemantauan gempa di wilayah Republik Indonesia,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Dia menambahkan bahwa Stasiun Geofisika Banjarnegara bersama perwakilan koordinator BMKG Provinsi Jawa Tengah telah melakukan pertemuan dengan pihak pemerintah kabupaten terkait rencana pemasangan alat tersebut. Dia mengatakan pemasangan alat pendeteksi gempa tersebut diharapkan juga akan bermanfaat bagi penguatan jejaring pemantauan gempa di Indonesia. “Selain itu juga diharapkan dapat mendukung upaya mitigasi bencana agar lebih optimal,” katanya. Dia mengatakan, pihaknya juga telah mempersiapkan sejumlah agenda pada tahun 2021 dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19. “Contohnya adalah kami akan mengadakan kegiatan sekolah lapang gempa di Purworejo dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang sangat ketat,” katanya. Dia menambahkan, pihaknya juga menurut rencana akan melakukan kerja sama dengan pihak Pemkab Wonosobo terkait rencana kajian kerentanan seismik atau gempa di wilayah setempat. Dia menambahkan pada 2021,  pihaknya akan terus menyosialisasikan potensi cuaca ekstrem guna mendorong kesiapsiagaan masyarakat di wilayah setempat. “Kami terus mengintensifkan sosialisasi mengenai tanggap bencana gempa dan antisipasi potensi cuaca ekstrem,” katanya. Melalui program tersebut, kata dia, pihaknya ingin senantiasa mengingatkan bahwa peningkatan curah hujan juga dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor dan juga angin kencang. “Karena itu kami ingin meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir, longsor, angin kencang.Akibat meningkatnya intensitas curah hujan di Banjarnegara,” katanya. Dalam program tersebut, kata dia, pihaknya juga ingin mengingatkan masyarakat mengenai pentingnya upaya mitigasi bencana gempa. “Masyarakat diimbau untuk senantiasa memeriksa keadaan struktur rumah bangunan secara berkala untuk meminimalisasi potensi kerusakan akibat gempa,” katanya. Selain itu masyarakat juga diimbau untuk senantiasa mengikuti prosedur keselamatan dan mengikuti jalur evakuasi apabila bencana gempa terjadi. “Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi terkini terkait kebencanaan dari sumber terpercaya,” katanya.

Batang Luncurkan Destinasi Taman Buah Seluas 25 Hektar

BATANG, Jowonews- Ada destinasi wisata baru di Batang, Jawa Tengah. Pemerintah setempat meluncurkan eduwisata taman buah di lahan bengkok desa seluas 25 hektare di Desa Kalasalak, Kecamatan Limpung. Bupati Batang Wihaji di Batang, Kamis (31/12), mengatakan bahwa konsep eduwisata taman buah ini akan menguntungkan pemerintah desa sekaligus petani penggarap. Mereka akan mendapatkan pendampingan dan bibit buah serta menikmati hasil tanamannya. “Demikian pula, nantinya pemerintah desa juga mendapatkan hasil dari sewa tanah dan pendapatan dari tiket eduwisata taman buah,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Selain pendampingan dari Dinas Pertanian, kata dia, eduwisata taman buah Desa Kalisalak juga akan juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Pertanian melalui Dirjen Hortikultura. Dirjen Hortikultura, kata dia, sudah menunjuk petugas pendamping ahli dalam tanaman buah agar bisa tumbuh dan berbuah dengan hasil panen yang baik. “Pada kebun eduwisata ini akan ditanami buah seperti durian, kelengkeng, dan mangga yang diharapkan lima tahun ke depan menjadi sentra buah-buahan,” kata Bupati wihaji. Petugas pendamping penanaman buah durian Tabah Harianto mengatakan bahwa dirinya hanya bertugas membantu para petani buah saat mulai menanam, merawat, berbuah, dan hingga pemasarannya. “Semua biaya perawatan akan menggunakan dana desa karena saya sifatnya sebagai pendamping petani khusus durian. Pada lahan seluas 25 hektare ini akan ditanami 2.500 tanaman durian jenis Musang King, Bawor, dan durian duri hitam,” katanya. Durian jenis seperti itu kini menjadi unggulan buah di Indonesia karena dagingnya kuning rasanya legit, ada paitnya, dan tidak berserat. “Oleh karena, dengan memiliki nilai jual tinggi maka jenis durian ini diharapkan dapat mensejahterakan para petani. Tanaman durian ini rata–rata dapat berbuah setelah usia empat hingga produktifitasnya sampai 65 tahun,” katanya.

Muladi, Akademikus Tegas dan Humanis

SEMARANG, Jowonews- Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Yos Johan Utama menyebut mantan Menteri Kehakiman Muladi sebagai akademikus yang tegas, visioner, dan humanis. “Almarhum adalah akademisi dan pemimpin yang tegas, visioner, dan humanis,” kesan Yos Johan atas almarhum Muladi di Semarang, Kamis (31/12). Menurit dia, keluarga besar Senat Akademik dan Dewan Profesor Universitas Diponegoro kehilangan salah satu guru besar terbaiknya. Mantan Rektor Undip Muladi meninggal dunia pada Kamis pukul 06.45 WIB. Muladi menjabat sebagai Rektor Undip Semarang pada tahun 1994 hingga 1998. Muladi juga sempat mengemban jabatan sebagai Menteri Kehakiman serta Gubernur Lemhanas pada 2005 hingga 2011. Pria kelahiran Surakarta, 26 Mei 1943 tersebut dilaporkan sempat dirawat di RSPAD Jakarta.

Mantan Rektor Undip Muladi Meninggal Dunia

SEMARANG, Jowonews – Mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Muladi dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (31/12) pagi. Rektor Undip Yos Johan Utama membenarkan kabar meninggalnya guru besar hukum tersebut. “Keluarga besar Senat Akademik dan Dewan Profesor Universitas Diponegoro kehilangan salah satu guru besar terbaiknya,” kata Yos melalui singkat ketika dihubungi di Semarang. Menurut informasi, kata dia, Prof Muladi meninggal dunia pada Kami pukul 06.45 WIB. Ia menambahkan jenazah almarhum rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibatan Jakarta. “Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Muladi menjabat sebagai Rektor Undip Semarang pada tahun 1994 hingga 1998. Muladi juga sempat mengemban jabatan sebagai Menteri Kehakiman serta Gubernur Lemhanas pada 2005 hingga 2011. Pria kelahiran Surakarta, 26 Mei 1943 tersebut dilaporkan disempat dirawat di RSPDA Jakarta.