Jowonews

Timnas Wanita Segera Lakukan Seleksi Pemain

JAKARTA, Jowonews- Pelatih Tim Nasional Wanita Indonesia, Rudy Eka Priyambada langsung bergerak cepat untuk membentuk tim. Rudy langsung bergerak cepat dengan melakukan seleksi tahap awal. Yakni meminta rekomendasi dari para pelatih sepakbola wanita di daerah maupun sekolah sepakbola (SSB) untuk dapat berpartisipasi pada seleksi tahap awal ini. “Seusai pemaparan program dan rencana terkait Timnas Wanita yang sudah saya sampaikan ke Ketua Umum (Mochamad Iriawan dan Direktur Teknik PSSI (Indra Sjafri), saya akan melakukan scouting pemain terlebih dahulu di bulan Februari ini. Bulan Maret nanti rencananya kami memulai pemusatan latihan,” kata Rudy Eka, sebagaimana dikutip Jowonews dari laman PSSI, Kamis (4/6). Rudy menjelaskan terkait mekanisme seleksi tahap awal, pelatih klub atau sepak bola boleh mengirimkan kandidat pesepakbola wanita yang memenuhi kriteria untuk bergabung dalam Timnas Wanita. “Seleksi tahap awal akan dilakukan melalui screening video, dimana setiap pesepakbola wanita potensial yang ingin mengikuti seleksi, harus memenuhi beberapa kriteria dasar, yakni memiliki fisik yang baik, kecepatan berlari, berani, mengerti dan menguasai teknik-teknik sepakbola, disiplin, dan yang terpenting memiliki sikap yang baik,” tambah Rudy Eka. Setelah melakukan seleksi tahap awal berupa video screening, Rudy Eka pun akan mengunjungi tim atau klub untuk melihat langsung kemampuan dari para kandidat pesepakbola wanita yang terpilih. Sebelum akhirnya ia mengumpulkan para pemain tersebut untuk melakukan seleksi di lapangan. “Adapun menyangkut persyaratan batas usia, untuk Timnas senior, pemain harus kelahiran 2002 ke atas. Sementara untuk kelompok U18, para pemain harus kelahiran tahun 2003-2005, dan kelompok U15 mereka yang lahir pada tahun 2006 dan 2007,” tutup Rudy. Pada 2021 sejumlah event yang rencananya akan diikuti timnas wanita Indonesia, yakni Piala Jenesys di Jepang (1-8 Juni), Piala AFF U-16 Girls Championship di Indonesia (2-15 Agustus), AFC U-20 Women’s Asian Cup 2022 (14-22 Agustus). Lalu AFF Women’s Championship 2021 di Filipina (Agustus-September), AFC Women’s Asian Cup India 2022 di Indonesia (13-25 September), AFC U-17 Women’s Asian Cup (18-26 September), AFC U-20 Women’s Asian Cup 2022 Qualifiers Round 2 (3-7 November). Kemudian AFF U-19 Women’s Championship 2021 di Indonesia (16-28 November), SEA Games di Vietnam (15 November-1 Desember), AFC U-17 dan terakhir Women’s Asian Cup 2022 Qualifiers Round 2 (8-12 Desember).

Gerakan “Jateng di Rumah Saja” Diminta Ditinjau Ulang

KUDUS, Jowonews- Pedagang Pasar Kliwon Kudus yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar Kliwon (HPPK) minta kepala daerah meninjau kembali kebijakan menutup pasar tradisional selama dua hari di akhir pekan. Apalagi di akhir pekan transaksi lebih besar di banding hari-hari sebelumnya.  “Kami mohon kepada pihak pembuat kebijakan, baik Gubernur atau Bupati untuk meninjau kembali kebijakannya atau membatalkan rencana penutupan tanggal 6-7 Februari 2021,” kata Ketua HPPK Sulistiyanto di Kudus, Kamis (4/2).  Ia memastikan pedagang akan merugi jika benar-benar harus libur dua hari di akhir pekan, karena trend transaksinya saat ini tengah naik seiring menjelang bulan puasa. Akhir pekan juga bisa disebut sebagai masa panen pedagang untuk meraih transaksi yang lebih besar karena biasanya memang banyak kunjungan ke pasar. Sementara selama masa pandemi Covid-19, transaksi penjualan para pedagang cenderung turun. Adanya tren penjualan yang positif saat ini tentunya ingin dilanjutkan tanpa mengabaikan protokol kesehatan.  Berdasarkan rapat terbatas pengurus HPPK Kudus menyampaikan keberatan atas ditutupnya pasar tradisional, termasuk Pasar Kliwon dalam rangka gerakan “Jateng di rumah saja”. Hal itu diyakini akan mengganggu roda perekonomian tidak hanya dari pedagang, tetapi menyangkut pula upah karyawan, pemasok , penyetor dan pelaku pasar lainnya, seperti tukang parkir, kuli panggul, penarik becak, maupun jasa ojek.  Jika tujuan libur dua hari untuk menekan kasus Covid-19, kata dia, pedagang juga sudah berupaya melaksanakan kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Bahkan melaksanakan pam swakarsa.  “Kami pelaku pasar sanggup melaksanakan prokes yang diperketat di lingkungan pasar tradisional dan sanggup mengadakan satgas swadaya untuk penegakan prokes di pasar tradisional,” ujarnya sebagaiman dilansir Antara. Pemberitaan sebelumnya, Pemkab Kudus mendukung gerakan “Jateng di rumah saja” dengan menutup pasar tradisional dan pusat perbelanjaan serta pedagang kaki lima selama dua hari pada akhir pekan. Hal ini untuk menekan kasus Covid-19 dengan tetap mempertimbangkan kearifan lokal.  Apalagi di Kudus terdapat beberapa pabrik besar dan hari Sabtu masih tetap ada aktivitas kerja. Bahkan ada perusahaan yang mesin produksinya harus beroperasi selama 24 jam.

Mengoptimalkan Tanah Sehat dalam Urban farming

SEMARANG, Jowonews- Ada sementara orang yang berpendapat tidak bakat dalam berkebun sebelum mencobanya. Salah satu alasan klasik, tidak pandai bertanam gegara tak bertangan dingin. Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah tangan dingin ini adalah sifat selalu membawa hasil, terutama dalam usaha pertanian, pengobatan, dan sebagainya. Alasan lain, tidak memiliki lahan luas, tidak punya pekarangan, atau halamannya telanjur dipasang keramik sehingga tidak ada media untuk bercocok tanam. Namun, kata peneliti urban farming dan biologi lingkungan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Dian Armanda, sebagaimana dikutip dari Antara, semua itu bergantung pada kemauan dan berani mencoba berkebun. Mereka bisa menerapkan sistem teraponik, yakni suatu sistem yang memanfaatkan lahan kecil menjadi lahan produktif untuk pertanian. Sistem ini menggunakan tanah namun umumnya di kontainer, bukan tanah terbuka di atas bumi. Sementara itu, bagi mereka yang telanjur halaman rumahnya dipasang keramik, misalnya, masih ada media tanam hidroponik sebagai salah satu alternatif. Cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah ini (hidroponik) biasanya dikerjakan dalam kamar kaca dengan menggunakan medium air yang berisi zat hara. Zat ini meliputi unsur fosfat, amonium, dan nitrat yang memengaruhi kesuburan perairan yang menentukan jenis tumbuhan yang hidup di dalamnya. Ciri-ciri ini umumnya dimiliki hidroponik. Oleh karena itu, pendiri start up CitiGrower (inisiatif urban farming berbasis digital) ini menyarankan kepada pemula untuk mengenal seputar tanah, media tanam, dan pupuk sebelum mengawali berkebun. Hal ini juga pernah Dian Armanda sampaikan dalam dalam Webinar Urban Farming Series III bertajuk “Optimalkan Tanah Sehat dan Pupuk Organik: Modal Urban Farming Alami”, Sabtu (30/1) malam. Ditegaskan oleh kandidat doktor dari Institute of Environmental Science, Leiden University, Belanda ini bahwa tanah merupakan media tanam paling natural (organik). Tanah Sehat

Kasus Covid-19 Menurun, Boyolali Zona Orange

BOYOLALI, Jowonews- Status kasus Covid-19 di Boyolali sudah kembali menurun dari zona merah atau risiko tinggi menjadi orange atau risiko sedang. Kepala Dinas Kesehatan Boyolali dr Ratri S Survivalina, MPA, Kamis (4/2) di Boyolali menyatakan hingga Rabu (3/2) malam penambahan warga terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 54 kasus sehingga secara akumulasi menjadi 4.746 kasus. Tetapi statusnya sudah kembali ke zona risiko sedang. Jumlah pasien Covid-19 di Boyolali yang masih menjalani perawatan saat ini sebanyak 328 kasus, isolasi mandiri 400 kasus. Sedangkan kasus Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh 3.883 kasus atau 81,8 persen, dan meninggal dunia 135 kasus atau 2,8 persen. Sehingga, kata dia, skoring Indeks Kesehatan Masyarakat (IKM) Covid-19 di Boyolali mencapai 1,96 atau masuk zona resiko sedang atau warna orange. Sedangkan, penambangan 54 kasus Covid-19 itu, seluruhnya merupakan kasus baru. Ratri menjelaskan kasus Covid-19 di Boyolali memang sempat menjadi keprihatian bersama, karena masuk zona risiko tinggi atau merah pada Senin (1/2). Bahkan, kasus penyebaran virus corona selama dua pekan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terus bertambah. “Kasus Covid-19 di Boyolali, pada Senin (1/2), penambahan mencapai 88 kasus yang terdiri atas 62 kasus baru dan 26 kasus kontak erat pasien sebelumnya,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, perkembangan data Covid-19 di Boyolali pada Senin (1/2) itu, jumlah akumulasi konfirmasi positif ada sejumlah 4.653 kasus. Sedangkan, pasien dirawat ada 293 kasus, melaksanakan isolasi mandiri 543 kasus, dinyatakan sembuh 3.691 kasus dan meninggal dunia 126 kasus. Jika dihitung skoring IKM Boyolali diangka 1,8 atau masuk zona risiko tinggi atau zona merah. Ia mengatakan Boyolali masuk zona merah tersebut karena dipengaruhi banyaknya pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. “Bed Occupancy Rate” (BOR) di RSUD Pandan Arang Boyolali, mencapai sekitar 90 persen. Karena kasusnya lebih banyak yang kondisinya sakit berat, sehingga dirawat di rumah sakit. Hal ini, menjadikan skoringnya turun cukup besar sehingga menjadikan Boyolali zona merah. Oleh karena itu, pihaknya meminta masyarakat tetap melaksanakan protokol 3 M yang sekarang sudah ditambah menjadi 5M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Masyarakat diajak bekerja sama mentaati aturan itu, untuk menekan angka Covid-19 di Boyolali. “Jangan sampai masa PPKM ini, justru melakukan bepergian jauh ke luar kota, dan justru menimbulkan kerumunan yang berpotensi penularan COVID-19,” demikian Ratri S Survivalina.