Jowonews

Di Kudus, Siswa Dilarang Naik Ojek ke Sekolah

KUDUS, Jowonews- Siswa di Kudus dilarang naik ojek daring atau angkutan umum lainnya selama simulasi pembelajaran tatap muka demi mencegah kemungkinan terjadinya penularan Covid-19. “Secara tertulis memang ada larangan demikian, bahwa siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka tidak boleh naik ojek daring atau angkutan umum lainnya. Mereka diminta untuk naik kendaraan sendiri atau diantar orang tua,” kata Kepala SMK Wisuda Karya Kudus Fakhrudin di Kudus, Senin (5/4). Larangan lainnya, kata dia, siswa saat berangkat ke sekolah juga dilarang berboncengan dengan siswa lainnya. Untuk hari pertama simulasi yang dimulai Senin (5/4), mayoritas siswa SMK Wisuda Karya Kudus berangkat dengan kendaraan sendiri, sedangkan sebagian kecil ada yang diantar oleh orang tuanya. Ada pula beberapa siswa yang datang terlambat karena kebiasaan bangun siang selama masa pembelajaran jarak jauh. Ia mengakui belum menemukan adanya siswa yang berboncengan atau naik angkutan umum maupun ojek daring, karena melalui surat sudah ada pemberitahuan terkait hal itu. Bahkan, 120 siswa yang mengikuti simulasi juga diatur jam masuknya agar tidak terjadi kerumunan di sekolah. Kepala SMA 1 Bae Kudus Supriyono membenarkan siswanya memang dilarang naik angkutan kota (angkot) ataupun angkutan umum lain, karena selama masa simulasi ini sangat ketat guna menghindari kemungkinan terjadinya paparan virus corona. Sebanyak 110 siswa yang mengikuti simulasi pembelajaran tatap muka juga dipilih yang tempat tinggalnya dekat dengan sekolah dan dalam kondisi sehat. Bagi yang sampai sekolah bersuhu tinggi akan diminta istirahat sebentar di UKS sambil menunggu suhu badannya normal. “Jika tetap tinggi, akan diminta pulang dengan meminta orang tuanya untuk menjemput atau diantar oleh sekolah,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Tempat tidur di ruang UKS juga disiapkan beberapa tempat tidur, termasuk fasilitas tempat cuci tangan dan tidak hanya di luar sekolah, melainkan di setiap kelas juga tersedia tempat cuci tangan, selain memakai masker selama mengikuti pembelajaran. Untuk hari ini, kata dia, tidak ada siswa yang memiliki suhu tubuh di atas 37,3 derajat celcius. Sedangkan setiap kelas hanya diisi 10 siswa dengan lamanya pembelajaran selama dua jam untuk empat mata pelajaran, sehingga masing mata pelajaran selama 30 menit. Siswa yang mengikuti simulasi merupakan siswa kelas 10 yang jumlah siswanya mencapai 396 orang, namun yang mengikuti simulasi hanya 120 siswa. Maya Anggraini, salah satu siswa SMA 1 Bae mengaku senang bisa masuk sekolah, sehingga bisa mengenal teman-temannya. Sejak awal mendaftar, ia memang belum kenal secara dekat dengan semua siswa satu angkatan, karena bersamaan dengan masa pandemi Covid-19.

Pembelajaran Tatap Muka, Siswa Dilarang Naik Angkutan Umum

SEMARANG, Jowonews- Siswa yang mengikuti pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19 tidak diizinkan berangkat maupun pulang sekolah dengan menggunakan transportasi umum. Kepala SMKN 7 Semarang Samiran, di Semarang, Senin (5/4), mengatakan pihak sekolah sudah menyeleksi siswa yang dibolehkan masuk saat uji coba pembelajaran tatap muka di masa pandemi ini. “Syarat yang utama harus mendapat izin orang tua. Kemudian dari yang sudah mendapat izin itu diseleksi lagi berdasarkan jarak terdekat dari rumah, tidak memiliki penyakit komorbit, serta berangkat sekolah menggunakan kendaraan sendiri atau diantar oleh keluarganya,” katanya. Ia menuturkan siswa hanya diizinkan berangkat dan pulang sekolah dengan menggunakan kendaraan sendiri, diantar keluarganya, atau berjalan kaki. Siswa dilarang menggunakan angkutan umum. Ia menjelaskan uji coba pembelajaran tatap muka ini diikuti oleh siswa kelas X. Menurut dia terdapat 104 siswa kelas X yang mengikuti pembelajaran tatap muka yang terbagi dalam delapan jurusan. “Masing-masing jurusan ada 13 siswa. Sementara sisanya mengikuti pelajaran secara daring,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Ia menuturkan pelaksanaan protokol kesehatan pada hari pertama pembelajaran tatap muka mulai pukul 08.00 hingga 10.00 WIB ini berjalan baik. Meski demikian, kata dia, akan dilakukan evaluasi untuk melihat jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki. Ia menambahkan dari jumlah total 609 siswa kelas X, terdapat 27 siswa yang orang tuanya tidak mengizinkan anaknya ikut pembelajaran tatap muka. Samiran tidak merinci alasan ketidaksetujuan orang tua siswa itu. Sementara di SMPN 5 Semarang, pihak sekolah tidak memberi kesempatan siswa untuk bercanda selama berada di lingkungan sekolah. “Setelah masuk gerbang dan dilakukan pengecekan, siswa langsung diarahkan masuk ke kelas oleh guru,” kata kepala SMPN 5 Semarang Teguh Waluyo. Di SMP 5, kata dia, proses belajar mengajar diikuti oleh siswa kelas VII yang terdiri dari tiga kelas yang dibagi dua. “Jadi ada enam kelas yang digunakan oleh siswa dari tiga kelas,” katanya. Menurut dia, sistem pelaksanaan pembelajaran tatap muka dilakukan secara bergiliran. “Hari ini kelas VII A, B, C. Besok kelas VII D, E, F. Begitu pembagian seterusnya di masa uji coba ini,” paparnya.

Pemberian Vaksinasi untuk Guru Diminta Dipercepat

TEMANGGUNG, Jowonews- Pemerintah Kabupaten Temanggung mengusulkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah maupun Kementerian Kesehatan agar pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi para guru dan tenaga kependidikan dipercepat. “Kalau vaksinasi bagi guru dan tenaga kependidikan sudah dilaksanakan maka kita akan lebih siap untuk membuka pembelajaran tatap muka (PTM) yang sangat dinantikan oleh masyarakat,” kata Bupati Temanggung M. Al Khadziq di Temanggung, Senin (5/4). Ia menyampaikan sampai saat ini guru dan tenaga kependidikan yang telah melakukan vaksinasi adalah di sekolah-sekolah yang akan melaksanakan uji coba PTM mulai hari ini. Satuan pendidikan yang melaksanakan uji coba PTM di Kabupaten Temanggung, yakni SMKN 1 Temanggung, SMPN 2 Temanggung, SMAN 1 Parakan, MAN Temanggung, dan MTsN Parakan. Menurut dia vaksinasi kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan ini penting mengingat hal ini menyangkut PTM. Namun, tampaknya sampai hari ini dari Kementerian Kesehatan belum ada petunjuk untuk pelaksanaan vaksin bagi guru. Ia menuturkan sampai sekarang kementerian masih minta vaksinasi untuk lansia dulu. “Jadi kami laksanakan sesuai teknis dan petunjuk pelaksanaaan dari Kementerian Kesehatan,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Khabib Mualim menyampaikan lebih dari 500 guru dan tenaga kependidikan di Kabupaten Temanggung telah menjalani vaksinasi COVID-19. Ratusan guru dan tenaga kependidikan tersebut berasal dari lima satuan pendidikan yang akan melakukan simulasi PTM. “Pelaksanaan vaksniasi di satuan pendidikan dilakukan atas permintaan Dinas Pendidikan dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten Temanggung, dari Dinas Pendidikan ada tiga satuan pendidikan dan Kantor Kemenag ada dua satuan pendidikan,” katanya. 

Merapi Kembali Keluarkan Lava Pijar

YOGYAKARTA, Jowonews- Gunung Merapi di kembali mengeluarkan 11 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah barat daya berdasarkan pengamatan pada Senin (5/4) mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WIB. “Teramati 11 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin (5/4). Selama periode pengamatan itu, Merapi juga mengalami 30 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-8 milimeter (mm) selama 11-67 detik, serta dua kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-8 milimeter (mm) selama 7,1-7,2 detik. Asap kawah tidak teramati keluar dari puncak kawah Merapi selama pengamatan, lansir Antara. Cuaca di gunung itu berawan dan mendung. Angin bertiup sedang ke arah tenggara dengan suhu udara 19-21 derajat celsius, kelembaban udara 73-90 persen dan tekanan udara 872-916 mmHg. Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih. Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Hadapi PSM Makassar, PSIS Fokus Kemampuan Taktik

SEMARANG, Jowonews- pelatih PSIS Semarang Dragan Djukanovic terus mematangkan taktik dan mengasah Hari Nur Yulianto dkk dalam melakukan penyelesaian akhir. Hal ini sebagai persiapan menjelang babak delapan besar Piala Menpora 2021 menghadapi PSM Makassar pada Jumat (9/4/21) mendatang. Dalam latihan di Stadion Citarum, Kota Semarang pada Senin 5/9) pagi ini, skuad Mahesa Jenar berlatih bertahan, menyerang, dan membuat skema serangan balik cepat. Dragan membagi anak asuhnya dalam empat kelompok yang berbeda. Dua kelompok yang dikombinasi pemain menyerang dan gelandang diminta bertipikal menyerang diminta untuk melakukan latihan serangan ke dua kelompok yang diisi pemain belakang dan gelandang bertipikal bertahan. “Hari ini kami menerapkan beberapa latihan kombinasi. Ada kombinasi bertahan, menyerang, dan skema serangan balik. Itu semua hal penting dan yang saya sudah tegaskan sebelumnya memang kami fokus menyiapkan taktik sebelum melawan PSM,” tutur Dragan sebagaimana dikutip Jowonews dari laman PSIS. “Sejauh ini saya juga puas melihat perkembangan tim. Dari hari ke hari mereka selalu menunjukkan perkembangan yang positif,” imbuhnya. Sementara saat latihan penyelesaian akhir, Dragan membagi anak asuhnya dalam beberapa kelompok yang diminta untuk membuat skema dalam memanfaatkan peluang di depan gawang. “Penyelesaian akhir terus kami asah karena itu sangat-sangat penting,” pungkas pelatih berkewarganegaraan Serbia ini.