Jowonews

Jangan Dekati Kawah Sileri!

BANJARNEGARA, Jowonews- Masyarakat dan wisatawan diminta tidak mendekati Kawah Sileri setidaknya dalam radius 500 meter guna menjaga jarak aman. “Masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekati Kawah Sileri dalam radius 500 meter dari bibir kawah, mengingat kemarin sempat terjadi erupsi freatik Kawah Sileri, Kawasan Dataran Tinggi Dieng,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Banjarnegara Agung Yusianto di Banjarnegara, Jumat (30/4). Dia mengatakan pada saat ini Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng tidak ditutup dan masih bisa dikunjungi wisatawan, kendati terjadi erupsi di Kawah Sileri pada Kamis (29/4) pukul 18.25 WIB. “Kebijakan tersebut diambil mengingat lokasi Kawah Sileri sangat berjauhan dari objek wisata lain seperti Candi Arjuna dan Kawah Sikidang, jaraknya sekitar tiga kilometer lebih. Namun wisatawan agar tetap mematuhi jarak aman dan tidak mendekati Kawah Sileri dalam radius 500 meter,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Untuk itu, Pemkab Banjarnegara, mengingatkan agar wisatawan selalu berhati-hati dan selalu mengikuti anjuran dari pemerintah. Sebelumnya, BPBD Banjarnegara menginformasikan bahwa telah terjadi erupsi dengan jenis erupsi freatik di Kawah Sileri, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara,. Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Andri Sulistyo menjelaskan erupsi freatik tersebut terjadi dengan lontaran material sekitar 400 meter ke arah selatan. Pada saat ini, tim masih melakukan pemantauan guna mengantisipasi adanya bencana susulan. Selain itu, tim juga telah melakukan pengamanan mengingat jalan di sekitar lokasi kejadian sangat licin akibat material lumpur dan batu yang berasal dari lontaran kawah. BPBD Banjarnegara mengimbau kepada masyarakat di wilayah setempat untuk tetap waspada dan jangan panik serta jangan mudah mempercayai kabar berita yang belum jelas kebenarannya atau hoaks. “Warga kami imbau agar selalu waspada namun jangan panik dan jangan mudah percaya berita hoaks atau berita bohong yang belum jelas kebenarannya,” katanya. Aris juga menegaskan BPBD Banjarnegata akan terus menginformasikan perkembangan situasi terkini kepada masyarakat.

Perusahaan Negara Perlu Lakukan Audit Forensik Digital

SEMARANG, Jowonews- Perusahaan negara dianjurkan selalu bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan audit forensik digital dan mengetahui lubang-lubang keamanan mana saja yang ada pada sistem. “Langkah ini sangat perlu guna menghindari pencurian data pada masa yang akan datang,” kata pakar keamanan siber dan komunikasi CISSReC Doktor Pratama Persadha yang pernah sebagai pejabat Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) yang kini menjadi BSSN, Jumat (30/4) sore. Pratama mengemukakan hal itu terkait dengan kasus peretasan yang menimpa perusahaan pemasok perangkat Apple bernama Quant oleh sekelompok geng peretas bernama REvil. Geng hacker tersebut melalui skema ransomware berhasil mencuri cetak biru produk Apple. Akibatnya, lanjut Pratama, setiap hari blueprint produk Apple tersebut diunggah secara bertahap di forum peretas (dark web). REvil juga meminta tebusan 50 juta dolar Amerika Serikar (Rp726 miliar). Pratama sebagaimana dilansir Antara, menjelaskan bahwa serangan ransomware serupa bisa saja menimpa berbagai perusahaan swasta dan lembaga negara di Tanah Air. Dalam kasus ini, pihak peretas telah memberi Apple tenggat waktu hingga 1 Mei untuk membayar tebusan. Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (Communication and Informatian System Security Research Center/CISSReC) ini menegaskan bahwa kasus tersebut adalah peringatan bagi perkembangan industri teknologi di Tanah Air yang terkoneksi dengan internet. Ransomware “Bisa dibayangkan bila perusahaan atau sektor strategis dan vital negara banyak yang terkena serangan malware dan ransomware. Blackout akan kembali mengancam kehidupan,” kata dosen Etnografi Dunia Maya pada Program Studi S-2 Antropologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini. Menurut Pratama, sebaiknya di Tanah Air sedari dini pemerintah segera menyelesaikan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Perlindungan Data Pribadi dan RUU Ketahanan Keamanan Siber untuk melengkapi perundangan yang menaungi wilayah siber. Semua pihak, lanjut dosen pascasarjana pada Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) ini, dituntut harus bisa meningkatkan keamanan pada sistem informasi-nya, meningkatkan perlindungan data, meningkatkan edukasi keamanan siber SDM, dan adopsi teknologi terkini. Disebutkan pula bahwa pada tahun 2020 juga banyak kasus serangan ransomware yang dialami perusahaan besar, seperti Garmin dan Honda. Hal ini menunjukkan tidak ada sistem yang 100 persen aman yang dapat menghalau semua serangan siber pada saat sekarang dan pada masa depan. Menurut Pratama, cara terbaik ke depan adalah melalui mitigasi risiko. Seluruh karyawan dan juga para pemain platform perlu diatur bahwa ada beberapa rules yang wajib diterapkan untuk memastikan keamanan siber yang lebih baik. Kasus tersebut, kata dia, sebenarnya menjadi sebuah pembelajaran bagi semua tim teknologi informasi di dunia atas keamanan dari file sensitif dan dalam melindungi data perusahaan. “Jika melihat dari perkembangan serangan yang makin besar selama pandemi, terutama karena work from home (WFH), perusahan-perusahaan besar terlihat meningkatkan anggaran belanja keamanan sibernya,” tutur pria kelahiran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah ini.

GeNose Mampu Deteksi Varian Baru Covid-19

YOGYAKARTA, Jowonews- Alat screening dan diagnostik Covid-19 berbasis embusan napas “GeNose C19” dipastikan tetap mampu mendeteksi infeksi Covid-19 dengan varian baru. “Dengan adanya varian-varian baru yang beredar, kami yakin GeNose tetap bisa menjaga akurasinya,” kata Juru bicara Tim Pengembang GeNose C19 Mohamad Saifudin Hakim saat jumpa pers secara luring dan daring di University Club UGM, Yogyakarta, Jumat (30/4). Saifudin menjelaskan, GeNose tidak mendeteksi virus secara langsung. Alat buatan para peneliti UGM itu selama ini mendeteksi hasil metabolisme tubuh, berupa volatile organic compound (VOC) atau senyawa organik yang mudah menguap pada embusan napas seseorang. Menurut dia, pola VOC yang dihasilkan dari seseorang atau pasien yang terinfeksi Covid-19 dari bermacam-macam varian tetap tidak mengalami perubahan. Dengan teori itu, Saifudin meyakini berbagai varian Covid-19 yang muncul tidak akan mengurangi kemampuan deteksi dari GeNose. Selain itu, lanjut dia, komponen kecerdasan buatan (AI) yang diterapkan dalam mesin GeNose juga akan terus diperbarui. Berbagai data, kata dia, akan dikenalkan pada sistem AI tersebut sehingga mampu menjaga akurasi kemampuan deteksi GeNose. “Banyaknya data yang akan dilatihkan di sistem AI tersebut sehingga itu menjadi metode lain untuk menjaga akurasi GeNose C19 tetap terjaga,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Uji validasi ekternal oleh tim independen UGM, menurut dia, akan semakin menambah kepastian alat itu mampu mendeteksi berbagai varian Covid-19. Dalam uji validasi itu, sejumlah pakar dari berbagai universitas bakal dilibatkan, termasuk dari Universitas Andalas, Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga. “Uji validitas eksternal dilakukan di saat-saat ini ketika varian tersebut beredar, sehingga kita bisa melihat hasilnya ke depan. Tapi pada dasarnya kami tetap confidence performa GeNose tidak akan mengalami banyak perubahan,” ujar Saifudin.

Pekalongan Mulai Lakukan Penyekatan Pemudik

PEKALONGAN, Jowonews- Pekalongan mulai menyekat para pemudik di pintu keluar Tol Setono. Untuk keperluan tersebut, Kepolisian Resor Pekalongan Kota, Jawa Tengah, dengan melibatkan personel Kodim 0710/Pekalongan dan pemerintah daerah setempat mulai melakukan operasi yustisi Jumat (30/4). Kepala Polres Pekalongan Kota AKBP Mochammad Irwan Susanto di Pekalongan, Jumat, mengatakan bahwa sesuai instruksi Kapolda Jawa Tengah, seluruh jajaran kepolisian di daerah ini akan memberlakukan operasi Ketupat Candi yang akan dimulai 6-17 Mei 2021. “Pada operasi itu, kami akan mencegah terjadinya arus mudik Lebaran 2021. Oleh karena, saat ini kami sudah memulai memperketat pengawasan penyekatan di pintu keluar Tol Setono, dengan tujuan untuk mencegah penyebaran Covid-19,” katanya. Ia yang didampingi Kabag Ops Kompol Mandala mengatakan sasaran dalam operasi tersebut adalah para pemudik dari luar daerah yang akan masuk ke wilayah setempat. “Jika ada pemudik dari luar daerah maka kami akan paksa mereka putar balik dari arah semula. Hal ini untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Selain itu, kata dia, dalam operasi tersebut, pihaknya juga akan memberikan edukasi pada masyarakat untuk taat mematuhi protokol kesehatan secara ketat seperti memakai masker, jaga jarak, dan berkerumun. Ia mengatakan polresta juga telah menyiapkan dua pos pengamanan (pospam) dan satu pos terpadu untuk mendukung kegiatan tersebut. “Operasi Ketupat Candi 2021 memang belum dimulai, tetapi kami akan melaksanakan operasi yustisi dengan melakukan pemeriksaan kendaraan secara selektif prioritas khususnya bernomor plat luar daerah seperti A, B, D, dan BG. Menurut dia, dalam penyekatan kendaraan ini personel gabungan juga melakukan tes cepat antigen terhadap pengendara maupun penumpang yang berasal dari luar daerah. “Jika seandainya nanti hasilnya reaktif maka yang bersangkutan akan dirujuk di rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan,” katanya. Ia menambahkan pada operasi yustisi tersebut, tim gabungan juga akan melakukan penyemprotan disinfektan bagi kendaraan para pemudik.

Tak Ada Pengecualian Larangan Mudik 2021

SEMARANG, Jowonews- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menegaskan tidak ada pengecualian pada kelompok tertentu terkait dengan penerapan larangan mudik Lebaran 2021 untuk antisipasi penyebaran Covid-19. “Nggak ada fasilitasi khusus kepada kelompok-kelompok tertentu, semua aturannya sama. Jadi kalau mereka memang harus pulang dalam kondisi sesuai dengan regulasi, ya ikuti saja di situ,” kata Ganjar, di Semarang, Jumat (30/4). Ganjar mengingatkan kembali kasus Covid-19 yang muncul di Kabupaten Pati berawal dari warga mudik. Kemudian kasus di Kabupaten Purbalingga yang muncul saat pengecekan pembelajaran tatap muka (PTM) dan berasal dari pondok pesantren. “Artinya bukan soal yang lainnya. Ayo kita jaga diri kita tidak pulang, kalau ada yang sifatnya terpaksa silakan ikuti aturannya, kalau dengan mengikuti aturan saya kira seluruh aturannya sudah ada,” ujarnya sebagaimana dilansir Antara. Politikus PDI Perjuangan itu, juga memastikan tidak ada prioritas terhadap kelompok masyarakat tertentu, sebab semuanya sama di mata hukum. “Yang tidak sama adalah yang diizinkan oleh regulasi yang ditentukan oleh kementerian maupun satgas,” kata Ganjar. Pemerintah resmi melarang masyarakat untuk melakukan mudik Lebaran 2021. Larangan itu tertuang dalam Surat Edaran Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah.

Puncak Mudik Diprediksi Terjadi pada 2 Mei

BOYOLALI, Jowonews- Puncak arus mudik Lebaran akan terjadi pada tanggal 2 Mei 2021 sebelum diberlakukannya pelarangan oleh pemerintah pusat. “Ada regulasi terbaru terkait larangan mudik, H-7 sampai H+3 yaitu tanggal 6-17 Mei di 2021. Jadi kami mulai memprediksi arus balik dimulai dari tanggal 2 Mei, yaitu di hari Minggu ini,” kata General Manager Teknik dan Operasi PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) Saktia Lesan Dianasari di Kantor JSN Boyolali, Jumat (30/4). Bahkan, pihaknya memperkirakan mulai Sabtu (1/5) akan mulai terjadi kenaikan arus lalu lintas. Menurut dia, masyarakat cenderung mulai melakukan mudik sebelum diberlakukannya pelarangan tersebut. Meski demikian, ia memperkirakan pada puncak arus mudik tersebut jumlah kendaraan masih akan lebih rendah dibandingkan periode yang sama dua tahun lalu, yaitu sebelum terjadi pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19. “Di tahun 2019 sangat tinggi, bahkan saat Lebaran sampai mencapai 38.000 kendaraan/hari. Mungkin faktornya karena di tahun tersebut baru pertama kali jalan tol Transjawa ‘nyambung’ dari ruas Jakarta sampai Surabaya,” katanya sebagaimana dilansir Antara. Sedangkan untuk puncak arus lalu lintas, dikatakannya, terjadi pada Kamis (13/5) yang diperkirakan akan ada sekitar 22.000 kendaraan melewati ruas tol tersebut serta Jumat (14/5) sebanyak 24.000 kendaraan. “Kalau sekarang di hari normal rata-rata 12.000-13.000 kendaraan/hari yang melewati. Untuk puncak di bulan April kemarin sampai 20.000 kendaraan karena kan ada ‘long weekend’,” katanya. Sementara itu, dikatakannya, untuk penyekatan terkait pelarangan mudik ini khusus di ruas tol Solo-Ngawi ada dua lokasi, yaitu di Gerbang Tol Sragen KM 528 dan Gerbang Tol Ngawi KM 579. “Kenapa ada dua penyekatan di sini, karena Solo-Ngawi ini berada di dua wilayah provinsi, yaitu Sragen mewakili Jawa Tengah dan Ngawi mewakili Jawa Timur. Semoga ini tidak berdampak signifikan karena tahun kemarin ada dua penyekatan juga di lokasi yang sama, lalu lintas hanya 2.000/hari, jadi sangat menurun, sepi sekali,” katanya. Terkait hal itu, pihaknya tengah mengusulkan agar penyekatan cukup dilakukan di satu gerbang tol. “Jadi antara Polda Jawa Tengah dan Jawa Timur bisa menjadi satu, tetapi sepertinya masih dalam kajian dari Polda. Kalau untuk saat ini masih dengan skenario yang sama,” katanya.