Jowonews

Tradisi Wiwit Tembakau, Ritual Adat Di Lereng Sindoro Mengawali Masa Panen

Tradisi Wiwit Tembakau, Ritual Adat Di Lereng Sindoro Mengawali Masa Panen

Warga di Lereng Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung, memiliki tradisi tersendiri untuk mengawali masa panen tembakau. Setiap keluarga membawa makanan seperti nasi tumpeng, ingkung, dan jajanan pasar. Tradisi ini biasa disebut dengan Tradisi Wiwit Tembakau. Penyelenggaraan tradisi ini dipusatkan di Desa Mranggen Tengah, Kecamatan Banjarsari. Rangkaian ritual atau upacara dilakukan sebagai wujud syukur dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar para petani saat memanen dan mengolah tembakau senantiasa diberikan keselamatan dan keberlimpahan rezeki. Bupati Temanggung, M Al Khadziq mengatakan, tradisi wiwit Tembakau ini sudah berjalan lam dan mengakar dalam kehidupan masyarakat Temanggung. “Tradisi ini sebagai rasa syukur dan doa agar petani mendapatkan rezeki banyak,” katanya, Jumat (29/7/2022). Dia berharap petani tembakau dapat terus menjaga kualitas tembakaunya. Ia berpesan kepada para petani agar menggunakan bibit tembakau Temanggung, mengolah dengan benar dan tidak dicampur dengan tembakau dari luar daerah. “Hal ini agar tembakau asli Temanggung tetap terjaga kualitasnya,” tandasnya. Menurutnya, apabila kualitas tembakau terjaga, maka para pembeli juga akan memberikan harga sesuai dengan kualitasnya.

Logo Jepara Environmental Art Biennale Diluncurkan, Ikhtiar Kenalkan Seni Ke Dunia Internasional

Logo Jepara Environmental Art Biennale Diluncurkan, Ikhtiar Kenalkan Seni Ke Dunia Internasional

Seniman di Kabupaten Jepara hingga saat ini memiliki tekad kuat untuk mengenalkan karya-karya seni dari Kota Ukir itu. Salah satunya dengan mengadakan Jepara Envirnmental Art Biennale (JEAB) untuk memperkenalkan karya seni ke dunia internasional. Baru-baru ini Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Jepara resmi mengenalkan logo JEAB, pada Kamis (28/7/2022) malam. Logo tersebut dibidani para seniman senior seperti A Anzleb, Nano Warsono dan Nur Rohmad. Ketiganya merupakan seniman asli Bumi Kartini yang telah melalangbuana ke berbagai penjuru dunia. Menurut ketiganya, logo JEAB yang baru saja diluncurkan penuh filosofi luhur. Mereka menjelaskan, ide awal yang mendasari logo itu adalah ukiran di dinding Masjid Mantingan. Kemudian, bentuk logo yang menyerupai punden berundak sebagai perlambangan pengingat pada ajaran tujuh sifat manusia yang perlu dimiliki seorang pemimpin. Adapun tujuh sifat utama pemimpin adalah mahambeg mring warih (meniru sifat air), samirana (angin), candra (bulan), surya (matahari), samodra (laut), wukir, lan dahana (gunung dan api). Lebih lanjut mereka mengemukakan, logo tersebut juga memiliki lima unsur utama. Pertama, Pasaran pon (Huruf J) bermakna makrokosmos bertempat di Barat, yang mengandung unsur air. Pengertian mikrokosmos ini diartikan sebagai ari-ari. Kedua, Pasaran wage (Huruf E), berarti makrokosmos bertempat di Utara, yang mengandung unsur tanah. Ketiga, Pasaran legi (Huruf A), mengandung makna makrokosmosbertempat di Timur, yang mengandung unsur udara. Artinya mamarti atau air ketuban. Lalu keempat, Pasaran pahing (Huruf B), artinya makrokosmos bertempat di Selatan, yang mengandung unsur api. Simbol ini bermakna darah. Kelima, Pasaran Kliwon (Simbol eiter), bertempat di tengah-tengah perlambang sukma atau jiwa sebagaimana lima pancer yang memancarkan cahaya panca warna. Yang dimaksud di sini adalah si jabang bayi. Adapun JEAB mengangkat tema Ambah Pesisiran yang berarti mendatangi kembali pesisiran. Hal Itu mengingat letak geografis Kabupaten Jepara yang berada di daerah pesisir. ”Jepara memiliki landscape alam yang lengkap. Laut sampai gunung ada. Tema yang kita angkat ini membawa misi penjagaan lingkungan. Harapannya, seni bisa berdampingan dengan narasi alam dan manusia,” kata Nano Warsono, perupa yang kini menjadi dosen ISI Yogyakarta ini, Kamis (28/7/2022) malam. Melalui pameran seni rupa bertaraf nasional bahkan internasional itu, para kurator berharap karya-karya yang disuguhkan bisa membuat pengunjung dan masyarakat mampu memaknai narasi-narasi seni, alam dan kemanusiaan.

Dewan Pers-Menko Polhukam Bahas RKUHP, SMSI Terus Tolak Pasal Krusial yang Potensial Lemahkan Kebebasan Pers

Dewan Pers-Menko Polhukam Bahas RKUHP, SMSI Terus Tolak Pasal Krusial yang Potensial Lemahkan Kebebasan Pers

JAKARTA—Dewan Pers mengadakan pertemuan dengan Menko Polhukam Prof. Mahfud MD, di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, Kamis (28/7). Pertemuan ini untuk mendiskusikan draf Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP). Mahfud menjelaskan, draf RKUHP ini sudah lama dibahas. Rencananya, RKUHP ini diberlakukan sebagai hadiah kemerdekaan Republik Indonesia. “Masih ada waktu pembahasan. Mungkin jika ada masalah, bukan ditunda tapi dilakukan perbaikan. Kalau jelas ada pasal yang membahayakan, ya dihapus atau direformulasi,” tutur Mahfud. Menurut Mahfud, RKUHP tersebut dulu sudah akan diketok. Namun lantaran ada demo besar, presiden pada 2019 minta pengesahannya ditunda. Saat bertemu Menko Polhukam, Dewan Pers dipimpin ketuanya, Prof Azyumardi Azra. Ikut mendampingi M Agung Dharmajaya (wakil ketua), anggota Dewan Pers (Arif Zulkifli, Ninik Rahayu, Yadi Hendriana, dan A Sapto Anggoro. Hadir juga perwakilan anggota konstituen Dewan Pers, Sasmito Madrim, dan Ketua Bidang hukum, Arbitrase dan Legislasi Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Pusat, Makali Kumar SH. Dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, kepada Dewan Pers, Mahfud minta catatan reformulasi terhadap pasal-pasal yang dinilai bermasalah. “Sampaikan reformulasi secara konkret sekaligus simulasinya. Besok akan saya sampaikan ke Kemenkumham. Wamenkumham akan kita panggil minggu depan,” ungkapnya. Ia menambahkan, KUHP adalah politik hukum penting, pemerintah berharap secepatnya berlaku saat peringatan kemerdekaan nanti karena KUHP yang berlaku saat ini merupakan produk kolonial. Namun, Dewan Pers Bersama masyarakat sipil lainnya melihat ada 14 pasal dan 9 klaster yang potensial melemahkan kebebasan pers. Maka perlu dihapus atau direformulasi. Menurut Mahfud yang didampingi Deputi Hukum dan HAM Sugeng Purnomo, ada sekitar 700-an pasal dalam RKUHP. “Jika ada usulan 14 pasal, maka jumlah itu tidaklah banyak,” kata Mahfud. Pihaknya tidak mau menjamin penundaan berlakunya KUHP tersebut. Ia hanya menegaskan, sebelum RKUHP maju ke persidangan harus dibahas secara jelas. Menko Polhukam berjanji akan memanggil Kemenkumham untuk membicarakannya dan akan melibatkan Dewan Pers. Sementara itu, Prof Azra melaporkan, pada 2018 Dewan Pers sudah mengajukan usulan delapan klaster pasal yang dinilai bermasalah. Namun, masukan dari Dewan Pers dan konstituen tidak dimasukkan sama sekali. Dalam draf sekarang ini, urainya, malah ada sembilan klaster dari 22 pasal umum yang mengganggu hak berekspresi, 14 di antaranya berkaiatan dengan kemerdekaan pers. Dewan Pers juga sudah ketemu dengan konstituen Dewan Pers dan para pemangku kepentingan. Pertemuan dengan Kemkumham yang dipimpin Wamenkumham Prof Edward (Edi) Omar Sharif Hiariej dan tim perumus sudah dilakukan Dewan Pers pekan lalu. Rumusan reformulasi RKUHP diminta segera oleh Mahfud MD. Dewan Pers bekerja cepat, hari Kamis ini juga melakukan penyusunan reformulasi dengan melibatkan Wakil Ketua Mahkamah Agung Andi Samsan Nganro, ahli hukum Bivitri Susanti, mantan Ketua YLBHI Asfinawati, Tim LBH Pers dipimpin Ade Wahyudin, dan lain-lain. Samsan Ngandro berpendapat pasal terkait dengan pers yang mengandung delik harus diperbaiki. Dewan Pers juga minta supaya pasal-pasal bermasalah didrop atau direformulasi. Arif Zulkifli menyatakan pemberitaan soal terorisme pun bisa diperkarakan karena harus lengkap. “Pemberitaan pers pasti yang terdepan dan belum lengkap. Demikian juga soal penghinaan pada presiden hingga lurah/kepala desa, bisa menjadi perkara,” paparnya. Ia khawatir kelak ada self censorship yang tinggi di media, ini adalah berbahaya bagi kelangsungan kehidupan pers dan masyarakat. Sedangkan Ninik menuturkan, masih ada waktu untuk mengawal RKUHP. Dia berharap, pasal yang tak seharusnya ada bisa dikeluarkan. “Intinya adalah reformulasi,” kata dia. Adapun Sasmito mengutarakan, secara prinsip AJI tidak menolak RKUHP itu. Tapi, RKUHP masih perlu masukan dari masyarakat luas dan penyempurnaan sehingga tidak buru-buru diberlakukan. Ketua Bidang hukum, Arbitrase dan Legislasi SMSI Pusat, Makali Kumar SH, hadir mewakili Ketua Umum SMSI Firdaus, dalam pertemuan bersama Dewan Pers dan konstituennya, akademisi, pengamat hukum, serta praktisi hukum di Hotel Mercure, Sabang-Jakarta, Kamis (28/7/2022), kembali menyuarakan penolakan terhadap pasal-pasal RUU KUHP. Makali dengan tegas menyatakan, banyak pasal-pasal RUU KUHP yang harus ditolak dan dihapus, karena berpotensi untuk menghalangi kebebasan pers di Indonesia. Pasal-pasal RKUHP yang menjadi sorotan SMSI dan juga menjadi bahan diskusi Dewan Pers dalam pertemuan tersebut sekitar 20 pasal, antara lain pasal 188, 218, 219, 220, 240, 241, 246, 248, 263,264 280, 302, 303, 304, 352, 353, 437, 440, 443, dan 447. “Seperti pasal 263 dan 264 RKUHP yang didalamnya ada kata penyiaran dan berita. Frasa ini akan berpotensi menghambat kemerdekaan pers. Kita minta untuk dihapus atau dihilangkan dalam RKUHP, karena hal itu sudah diatur dalam UU no 40 tahun tentang pers,” jelas Makali. Bersama rekan perwakilan organisasi konstituen dewan pers lainnya, Makali begitu gigih dalam diskusi itu, untuk menyuarakan kemerdekaan pers di Indonesia. Bahkan Makali juga minta pers dan konstituen Dewan Pers lainnya, serta berbagai kalangan pers untuk tetap solid menyuaran dan memperjuangkan penolakan pasal-pasal tersebut secara maksimal di DPR RI. Jangan sampai, informasi yang menyebutkan pada tanggal 16 Agustus 2022, DPR RI akan bersidang dan menetapkan RKUHP itu, menjadi kenyataan. “Kita jangan kecolongan, kita kawal perjuangan kita, sampai DPR mau mengakomodir perjuangan kita. Sehingga pasal-pasal yang akan merusak kemerdekaan pers di Indonesia sudah hilang di RKUHP,” tegas Makali. Dalam siskusi dewan pers di hotel Mercure tersebut, berlangsung pukul 09.00-19.00 WIB. Diskusi itu menghadirkan juga, pejabat penegak hukum, yakni Wakil Ketua Mahkamah Agung Rzi, Dr Andi Nganro SH MH, Humas Polri,Brigjen. Pol. Drs. Mohamad Hendra Suhartiyono, M.Si, dan utusan dari Kejaksaan Agung. (*)

Sega Tiwul, Kuliner Legendaris Hasil Kreativitas di Masa Penjajahan

Sega Tiwul, Kuliner Legendaris Hasil Kreativitas di Masa Penjajahan

Apakah kamu pernah menikmati Sega Tiwul? Jika kamu berkunjung ke pasar-pasar tradisional Jawa Tengah atau Yogyakarta, khususnya Wonogiri dan Gunung Kidul, mungkin kamu akan mendapati kuliner tradisional ini. Makanan ini terbuat dari bahan dasar singkong yang dijemur hingga kering. Masyarakat setempat menyebutnya gaplek. Gaplek yang telah benar-benar kering, ditumbuk halus dan kemudian dikukus hingga matang. Dari dulu hingga kini, tiwul dikenal sebagai jajanan pasar yang sangat merakyat. Biasanya penjual tiwul menjajakannya sejak subuh hingga menjelang siang hari. Di pasar tradisional, biasanya cemilan manis ini dibungkus menggunakan daun pisang dengan porsi yang kecil. Sehingga sangat cocok sebagai pengganjal perut di pagi hari. Selain sebagai jajanan, pada beberapa daerah tiwul juga pernah/menjadi makanan pokok pengganti nasi karena lokasinya yang tandus. Nasi Tiwul atau yang biasa disebut dengan Seqa Tiwul ini juga dikonsumsi bersama dengan lauk pauk dan sayuran. Sejarah Tiwul, Makanan Pokok Masa Penjajahan Jepang Jika menelisik sejarahnya, tiwul sebenarnya adalah kuliner yang muncul saat kondisi ekonomi sedang sulit. Saat harga beras mahal, konon masyarakat mengonsumsi tiwul agar perut tetap kenyang. Kondisi ini terjadi pada era penjajahan Jepang dan pada era tahun 1960-an. Tak seperti yang kita jumpai sekarang, pada masa lalu tiwul juga dimakan selayaknya makanan pokok seperti nasi. Disajikan bersama dengan lauk pauk serta sayuran. Sementara yang kita jumpai sekarang ini, tiwul pada umumnya dikonsumsi bersama dengan parutan kelapa dan siraman gula merah. Selain itu, biasanya juga disajikan dengan makanan pelengkap lainnya seperti ketan hitam, jagung rebus pipilan, dan singkong rebus yang diserut. Sega Tiwul, Makanan Pokok Saat Musim Kemarau Saat musim kemarau di daerah tandus seperti sebagian wilayah Wonogiri, dan Sukoharjo. Masyarakat yang kesusahan menanam padi, biasa menjadikan tiwul biasa sebagai makanan pokok pengganti nasi. Salah satunya adalah masyarakat di Dusun Kalisonggo, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo. Tak jarang masyarakat di dusun itu menyantap tiwul sepanjang tahun. Dusun Kalisonggo memang dikenal sebagai daerah tandus. Tanaman yang dapat tumbuh di daerah tersebut hanya palawija seperti jagung, kedelai, kacang tanah, dan singkong. Dalam penyajiannya, untuk menghemat pengeluaran, biasanya masyarakat mencampur tiwul dengan perbandingan satu banding dua. Cara Pembuatan Tiwul Tiwul terbuat dari singkong yang dijemur hingga kering, atau biasa disebut gaplek. Gaplek ditumbuk hingga halus, kemudian dikukus hingga matang. Hasil kukusan inilah yang disebut dengan tiwul. Ketika dikonsumsi sebagai makanan pokok, tiwul dapat dihidangkan bersama lauk pauk antara lain tempe gembus goreng, sayur lombok ijo, dan sambal. Tiwul Kaya Akan Gizi Walaupun pada masa lalu tiwul identik dengan makanan orang miskin, bukan berarti kadar gizi dalam tiwul rendah. Kepala Program Studi Agribisnis Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Kusnandar memastikan kalau kandungan karbohidrat tiwul ternyata tidak jauh berbeda dari beras. “Tidak selalu harus makan nasi. Bisa diganti dengan singkong (bahan utama tiwul) dan jagung,” ungkap Kusnandar.

Seri Babad Tanah Jawi: Kahuripan sebagai Ibu Kota Jenggala

Seri Babad Tanah Jawi: Kahuripan sebagai Ibu Kota Jenggala

Kahuripan sebagai Ibu Kota Jenggala – Sebagaimana disebutkan, pada akhir pemerintahannya, Airlangga berhadapan dengan masalah persaingan perebutan tahta antara kedua putranya. Calon raja sebenarnya, yaitu Sanggramawijaya Tunggadewi, memilih menjadi petapa daripada naik tahta. Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, yaitu bagian barat bernama Kadiri (beribu kota di Daha) diserahkan kepada Sri Samarawijaya, dan bagian timur bernama Janggala beribu kota di Kahuripan, yang diserahkan kepada Mapanji Garasakan. Kahuripan dalam Sejarah Majapahit Nama Kahuripan muncul kembali dalam catatan sejarah Kerajaan Majapahit yang berdiri tahun 1293. Raden Wijaya (Raden Sesuruh versi Babad Tanah Jawi) sang pendiri kerajaan tampaknya memperhatikan adanya dua kerajaan yang dahulu diciptakan oleh Airlangga. Dua kerajaan tersebut adalah Kadiri alias Daha dan Janggala alias Kahuripan atau Jiwana. Keduanya dijadikan sebagai daerah bawahan yang paling utama oleh Raden Wijaya. Daha di barat, Kahuripan di timur, sedangkan Majapahit sebagai pusat. Pararaton mencatat beberapa nama yang pernah menjabat sebagai Bhatara i Kahuripan atau disingkat Bhre Kauripan. Yang pertama adalah Tribhuana Tunggadewi, putri Raden Wijaya. Setelah tahun 1319, pemerintahannya dibantu oleh Gajah Mada yang diangkat sebagai Patih Kahuripan, karena berjasa menumpas pemberontakan Ra Kuti. Hayam Wuruk, sewaktu menjabat yuwaraja, juga berkedudukan sebagai Raja Kahuripan bergelar Jiwanarajyapratistha. Setalah naik tahta Majapahit, gelar Bhre Kahuripan kembali dijabat oleh ibunya, yaitu Tribhuwana Tunggadewi. Sepeninggal Tribhuwana Tunggadewi yang menjabat Bhre Kahuripan adalah cucunya, yang bernama Surawardhani. Lalu ia digantikan oleh putranya, yaitu Ratnapangkaja. Sepeninggal Ratnapangkaja, gelar Bhre Kahuripan disandang oleh keponakan istrinya (Suhita) yang bernama Rajasawardhana. Ketika Rajasawardhana menjadi Raja Majapahit, gelar Bhre Kahuripan diwarisi oleh putra sulungnya, yang bernama Samarawijaya.

Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Bulan Muharram

Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun Bulan Muharram

Tahun baru Islam 1 Muharram 1444 H telah tiba. Dalam Islam, pergantian tanggal dimulai saat matahari terbenam atau atau tepatnya tanggal 29 Juli 2022 sore, tepat memasuki tanggal 1 Muharram 1444 H. Bulan Muharram adalah salah satu bulan di antara bulan-bulan lain yang memiliki kemuliaan. Banyak amalan sunnah yang dapat dilakukan selama bulan Muharaam. Bulan Muharram sendiri sebagai penanda peristiwa perjalanan hijrah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Mekkah menuju Madinah. Sebagian umat Islam menyambut bulan Muharram dengan membaca doa akhir tahun dan dilanjutkan dengan doa awal tahun. Harapannya adalah agar diampuni segala dosa dan memohon perlindungan untuk tahun berikutnya. Doa Akhir Tahun بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْه وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوبَتِي وَدَعَوْتَنِي إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِي عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِي وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihis sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba‘da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da‘autanî ilat taubati min ba‘di jarâ’atî ‘alâ ma‘shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa‘attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha‘ rajâ’î minka yâ karîm. Artinya: “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Karenanya aku memohon ampun kepada-Mu. Ampunilah aku. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah pupuskan harapanku. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.” Doa Awal Tahun بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَللَّهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِه، وَالعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu‘awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm. Artinya: “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”

Pembatik Disabilitas Solo Membuat Batik Bermotif ASEAN Paragames

Pembatik Disabilitas Solo Membuat Batik Bermotif ASEAN Paragames

Pengrajin batik disabilitas bisu tuli dari Solo, Dian Primadyka, membuat batik motif ASEAN Paragames sejak seminggu lalu. Batik buatan pengrajin Batik Toeli Laweyan ini cukup menarik. Motif batik menampilkan logo ASEAN Paragames, Rajamala yang berdiri dari dalam Stadion Manahan Solo. Dian membatik pada kain burukuan 2 x 1,15 meter. Proses membatik telah dilakukan sejak seminggu lalu. Untuk saat ini yang dibuat baru satu motif saja. Pemilik Batik Toeli Laweyan, Muhammad Taufan Wicaksono mengatakan, pengerjaan batik ASEAN Paragames dikerjakan cukup detail selama lebih dari 13 hari. “Pada gambar Stadion Manahan terdapat batik motif parang seperti aslinya,” kata Taufan, dikuti dari joglosemarnews.com, Jumat (29/7/2022). Taufan mengungkapkan, pihaknya akan membuat kreasi motif lain yang nantinya dapat dikombinasikan dengan cabang olahraga lain. Bisa jadi sepak bola atau cabang olah raga lainnya. “Pada nantinya batik ini kita perjualbelikan. Kalau ada warga Solo atau wisatawan luar kota yang menginginkan batik ASEAN Paragames bisa memesan,” tutur Taufan. Untuk meningkatkan promosi, Taufan juga berencana memperlihatan batuk yang dibuat para penyandang disabilititas ini kepada Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming. Ia berharap karya-karya penyandang disabilitas mendapatkan apresiasi yang lebih luas. “Kalau ketemu sih enggak, paling coba kita kontak saja lewat media sosial Instagram. Jika Pemerintah Solo melihat batik Asean Paragames ini dibuat penyandang disabilitas. Agar orang-orang disabilitas di Batik Toeli juga bisa dikenal luas masyarakat Solo,” pungkasnya.

Sebanyak Tiga Usaha Kuliner Semarang Raih Penghargaan eKuliner Awards 2022

Sebanyak Tiga Usaha Kuliner Semarang Raih Penghargaan eKuliner Awards 2022

Sebanyak tiga UMKM Kuliner asal Semarang meraih penghargaan eKuliner Awards 2022. Peraih penghargaan tersebut antara lain Asla Bird Nest, Taho Baxo Bu Pudji, dan Lunpia Cikmeme. Penghargaan diserahkan langsung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno. Co-founder Paxel, Zaldy Ilham Masita mengatakan Sejak gelara eKuliner Awards 2021, pihaknya melihat pertumbuhan UMKM menunjukkan tren positif. Ia menyebut, dalam ekosistem Paxel sendiri setidaknya terdapat kenaikan jumlah pelaku usaha kuliner sebesar 30% sejak 2021. “Angka ini diikuti dengan penyerapan tenaga kerja dari sisi UMKM Kuliner sebesar 6 juta pekerja. Tentu ini sejalan dengan harapan pemerintah yang terus mendorong UMKM go digital, guna meningkatkan omzet agar semakin berlipat,” kata Zaldy. Fakta menarik lainnnya, tambah Zaldy, permintaan produk kuliner mayoritas berasal dari kota-kota besar seperti Jabodetabek. Sementara itu suplai dikirimkan dari daerah, sehingga hal ini mampu mengangkat ekonomi daerah. “Dari data Paxel, kenaik omzet para pemenang eKuliner 2021 senilai 56%. Secara tidak langsung ini menunjukkan bahwa UMKM kuliner di daerah mampu bersaing melalui platform online,” tambahnya. Sementara itu Menparekraf, Sandiaga Uno mengatakan, selama pandemi UMKM kuliner terbukti mampu bertahan dan bahkan tambah berkembang. Selain menggerakkan perekonomian daerah juga menyerap tenaga kerja paling banyak. “Untuk itu UMKM kuliner perlu terus didukung agar kembali memberikan kontribusi, seperti tahun 2020 lalu yang telah menyumbang 41% terhadap PDB ekonomi kreatif,” kata Sandiaga. Berikut daftar UMKM Kuliner Online pemenang penghargaan “eKuliner Awards 2022”: Spencer Almond Milk – Kuliner makanan beku dari Surabaya Pempek Natasya – Kuliner makanan beku dari Jakarta Bakwan Sowan – Kuliner makanan beku dari Surabaya Lembayung Strawberry – Kuliner makanan segar dari Bandung Spikoe Resep Kuno – Kuliner makanan segar dari Surabaya Bogor Raincake – Kuliner makanan segar dari Bogor Empal Si Babah – Kuliner makanan tahan lama dari Bogor Asinan Gedong Dalam – Kuliner makanan tahan lama dari Bogor Roti Unyil – Kuliner makanan tahan lama dari Bogor Asla Bird Nest – Kuliner makanan beku dari Semarang Tahu Baxo Bu Pudji – Kuliner makanan beku dari Semarang Ayam Pio – Kuliner makanan beku dari Solo Semusim Petai – Kuliner makanan segar dari Malang Poffen – Kuliner makanan segar dari Magelang Lunpia Cikmeme – Kuliner makanan segar dari Semarang Roti Sisir Jogja – Kuliner makanan tahan lama dari Yogyakarta Pia Agung – Kuliner makanan tahan lama dari Denpasar Pie Susu Asli Enaaak – Kuliner makanan tahan lama dari Denpasar Seluruh pemenang berhak mendapatkan penghargaan berupa trofi dan seragam chef eksklusif. Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Sandiaga Uno, serta review produk kuliner dari influencer dan media. Tidak lupa, Sunlight dan Unilever Professional turut mendukung acara dan memberikan hadiah produk kepada para pemenang.