Jowonews

Situs Candi Ditemukan di Musuk Boyolali, Diperkirakan Peninggalan Zaman Hindu Budha

Candi Musuk Boyolali

BOYOLALI – Situs candi masuk benda cagar budaya ditemukan di Dukuh Tirtohardi, Desa Musuk, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Saat ini kondisi situs candi tersebut sebagian besar masih tertutup tanah. Masih dalam dugaan candi ini telah ada sejak zaman Hindu Budha. Di area situs tersebut ditemukan yoni dan bekas-bekas batu candi berbentuk segi empat yang berantakan. Diduga luas area candi sekitar 500 meter persegi. Namun, semua itu sedang dilakukan pengkajian pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), Kabupaten Boyolali. Beberapa waktu lalu Disdikbud bersama tim peneliti cagar budaya Boyolali telah mengecek lokasi penemuan situs candi. Pengecekan untuk mengetahui seberapa adanya benda cagar budaya di lokasi tersebut. “Kami mengecek terlebih dahulu seberapa adanya benda cagar budaya di lokasi. Kami menemukan yoni dan ada seperti bekas-bekas batu candi yang berbentuk persegi empat yang berantakan di atas permukaan lahan lokasi penemuan,” kata Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali, Biyanto, dikutip dari krjogja.com, Kamis (27/8/2022). Selanjutnya, setelah dilakukan pengkajian pihaknya akan melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah setempat terkait tanah dimana situs candi tersebut berada. Ia belum dapat memberikan keterangan pasti berapa usia candi tersebut. Namun, dari lokasi telah ditemukan kode-kode tertentu yang dapat menunjukkan dugaan pada zaman apa candi dibangun. “Penemuan situs candi di Desa Musuk ini, belum bisa memberikan keterangan peninggal zaman kerajaan apa, tetapi diduga pada zaman Hindu Budha. Setelah ini, Disdikbud akan segera berkomunikasi dengan pemerintah daerah setempat yang berkaitan dengan keberadaan pemilik tanah,” katanya. Menurutnya, dari beberapa benda yang ditemukan, diperkirakan peninggalan Hindu Budha. Ada kemungkinan zaman itu, dijadikan tempat ibadah atau pemujaan. Namun masyarakat sekitar hingga sekarang belum berani menyentuh misalnya untuk upacara ritual tertentu. “Kami bisa menilai peninggalan candi Hindu Budha, karena ditemukan bagian benda dari candi yakni sebuah yoni,” katanya. Rendra Agusta sebagai meneliti cagar budaya mitra kerja Disdikbud Boyolali mengatakan temuan situs candi di Desa Musuk tersebut sejak 2000 oleh warga, kemudian dicatat dan dikaji oleh Disdikbud setempat. Penemuan situs batu candi di Musuk, kata Rendra, kemungkinan peninggalan zaman Hindu Budha bisa abad ke-7 hingga Ke-15 karena abad ke-16 memasuki kerajaan Islam dan kemungkinan candi sudah tidak dimanfaatkan lagi dan beralih fungsi. Menurut dia, fungsi dari kajian tersebut mengembalikan ke fungsi awal sebagai satu situs kebudayaan bahwa di Boyolali mempunyai situs yang penting sebagai bagian sejarah panjang kabupaten ini. “Temuan itu, ditetapkan situs candi, karena ditemukan bagian dari candi seperti Kemucak, zoni, dan lingga semu. Kami melihat itu, sudah tahu komponen bagian sebuah struktur candi. Walaupun kami belum tahu ukurannya sebesar apa. Candi itu, diduga zaman Hindu Siwa,” katanya. Foto: doc. krjogja.com

Lirik Mendung Tanpo Udan Chord dan Artinya dalam Bahasa Indonesia

Lirik Mendung Tanpo Udan Chord dan Artinya dalam Bahasa Indonesia

Lagu-lagu dalam bahasa Jawa akhir-akhir ini sering dijadikan backsound video reels Instagram maupun TikTok. Lirik Mendung Tanpo Udan Chord – Ndarboy Genk kini banyak dicari. Lagu Mendung Tanpo Udan diciptakan musisi Kukuh Prasetya Kudamai. Bahkan lagu ini sempat viral dan menjadi sorotan karena NCT Dream, Boyband asal Korea Selatan ikut menari menggunakan lagu ini. Lirik Mendung Tanpo Udan dan Artinya dalam Bahasa Indonesia Mendung tanpo udan..Mendung tanpa hujan… Ketemu lan kelangan..Ketemu dan kehilangan… Kabeh kui sing diaraniSemua itu yang dinamakan Perjalanan..Perjalanan… Reff : Awak.. dewe tau duwe bayanganKita pernah punya bayangan Besok.. yen wes wayah omah-omahanBesok kalau sudah berumah-tangga Aku moco koran sarunganAku membaca koran sambil mengenakan sarung Kowe belonjo dasteran..Kamu belanja sambil mengenakan daster Nanging.. saiki wes dadi kenanganNamun… sekarang sudah jadi kenangan Aku.. karo kowe wes pisahanAku… dan kamu telah berpisah Aku kiri kowe kananAku kiri kamu kanan wes bedo.. dalan..Sudah beda… jalan… Intro : Mlaku bebarengan..Berjalan bersamaan Ben dino sayang-sayangan..Setiap hari sayang-sayangan Sedih lan kebahagiaanSedih dan kebahagiaan dilewati.. tahun-tahunan..Dilewati.. bertahun-tahun Int. Padu meneng-menengan..Bertengkar saling mendiamakan.. Barkui kangen-kangenan..Setelah itu saling kangen-kangenan.. kadang bedo pilihanTerkedang berbeda pilihan Nganti.. pedot balikan..Sampai… berpisah balikan Mendung tanpo udan..Mendung tanpa hujan… Ketemu lan kelangan..Ketemu dan kehilangan… Kabeh kui sing diaraniSemua itu yang dinamakan Perjalanan..Perjalanan… Reff : Awak.. dewe tau duwe bayanganKita pernah punya bayangan Besok.. yen wes wayah omah-omahanBesok kalau sudah berumah-tangga Aku moco koran sarunganAku membaca koran sambil mengenakan sarung Kowe belonjo dasteran..Kamu belanja sambil mengenakan daster Nanging.. saiki wes dadi kenanganNamun… sekarang sudah jadi kenangan Aku.. karo kowe wes pisahanAku… dan kamu telah berpisah Aku kiri kowe kananAku kiri kamu kanan wes bedo.. dalan..Sudah beda… jalan… Musik :sya lala la..sya lala la.. Mendung tanpo udan..Mendung tanpa hujan… Ketemu lan kelangan..Ketemu dan kehilangan… Kabeh kui sing diaraniSemua itu yang dinamakan Perjalanan..Perjalanan… Reff : Awak.. dewe tau duwe bayanganKita pernah punya bayangan Besok.. yen wes wayah omah-omahanBesok kalau sudah berumah-tangga Aku moco koran sarunganAku membaca koran sambil mengenakan sarung Kowe belonjo dasteran..Kamu belanja sambil mengenakan daster Nanging.. saiki wes dadi kenanganNamun… sekarang sudah jadi kenangan Aku.. karo kowe wes pisahanAku… dan kamu telah berpisah Aku kiri kowe kananAku kiri kamu kanan wes bedo.. dalan..Sudah beda… jalan… Awak.. dewe tau duwe bayanganKita pernah punya bayangan Besok.. yen wes wayah omah-omahanBesok kalau sudah berumah-tangga Aku moco koran sarunganAku membaca koran sambil mengenakan sarung Kowe belonjo dasteran..Kamu belanja sambil mengenakan daster Nanging.. saiki wes dadi kenanganNamun… sekarang sudah jadi kenangan Aku.. karo kowe wes pisahanAku… dan kamu telah berpisah Aku kiri kowe kananAku kiri kamu kanan wes bedo.. dalan..Sudah beda… jalan… Chord Mendung Tanpo Udan – Ndarboy Genk

Jenis Motif Batik Solo dan Sejarahnya

Jenis Motif Batik Solo dan Sejarahnya

Motif Batik Solo – Batik merupakan Warisan Budaya Takbenda atau Intangible Cultural Heritage (ICH) yang mendapat pengakuan dari UNESCO pada tahun 2009 lalu. Batik adalah salah satu budaya Indonesia yang telah dikenal sejak masa lalu. Bahkan, budaya membatik dipercaya telah ada di Indonesia sebelum abad ke-10. Keyakinan tersebut berdasar pada temua artefak kuno seperti patung atau pun relief candi yang menampilkan sosok yang mengenakan pakaian dengan ornamen batik. Surakarta atau Solo merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terkenal denga kerajinan batiknya. Salah satu karakteristik Batik Solo adalah warnanya yang elegan, kehalusan, kerumitan motifnya. Penggunaan warna sogan yang memiliki kecenderungan warna gelap merupakan ciri khas utama batik Solo. Warna ini merupakan kombinasi warna cokelat tua, cokelat muda, cokelat kehitaman, cokelat kekuningan hingga cokelat kemerahan. Berdasar dari salah satu sumber sejarah, Batik Solo telah berkembang sejak era Kerajaan Pajang sekitar tahun 1568. Primus Supriono melalu bukunya Ensiklopedia The Heritage of Batik, batik diperkenalkan kepada masyarakat di Desa Laweyan oleh seorang tokoh bernama Ki Ageng Henis. Tradisi membatik ini kemudian berlanjut pada era Kerajaan Mataram Islam yang kemudian pecah menjadi Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta atau Solo. Adapun daerah Laweyan hingga kini masih menjadi salah satu penghasil batik terbesar di kota tersebut. Adapun Batik Solo banyak disukai oleh masyarakat karena warnanya yang dianggap elegan. Pengaruh keraton membuat Batik Solo dikenal memiliki motif yang indah dan halus. Berikut ini beberapa Motif Batik Solo yang umum digunakan Motif Kawung Motif Kawung adalah salah satu ragam motif geometris. Pada mulanya, motif ini berkembang di dalam tembok keraton. Motif Kawung memiliki pola bulatan seperti buah kawung atau kolang kaling yang ditata secara geometris. Ada pula yang mengatakan motif kawung ini menyerupai bunga teratai dengan empat daun. Makna dari motif ini adalah sebuah perjuangan yang berbuah keberhasilan. Motif Ceplok Ceplok adalah motif batik dengan ragam hias berupa pengulangan bentuk geometri, seperti bulatan, persegi panjang atau persegi. Ragam hias tersebut ditata sedemikian rupa sehingga membentuk pola simetris. Motif ini biasa digunakan saat siraman pengantin. Motif Ceplok menyimbolkan bersatunya unsur-unsur baik seperti rezeki, kerukunan dan keturunan. Motif Parang Motif parang berbentuk lengkungan yang menyerupai ombak di laut. Jenis motif seolah membentuk seperti huruf S ini merupakan sebuah simbol atau perlambangan kekuasaan. Pada masa lalu batik motif parang hanya boleh digunakan oleh keluarga raja saja. Pada perkembangannya, motif ini memiliki turunan motif lain yang sejenis, sebut saja parang barong, parang rusak, parang klitik, parang kusumoa dan lainnya. Motif Sido Mukti Sido mukti adalah salah satu motif klasik dari Batik Solo. Nama ini diambil dari kata sido yang berarti menjadi dan mukti yang berarti mulia. Diharapkan seseorang yang mengenakan batik motif ini akan mendapat sebuah kemuliaan. Motif dasar dari sido mukti adalah bentuk gurda dengan isian berupa sawut, cecek, ukel dan cecek pitu. Ornamen penghias dalam motif ini biasanya berupa kupu-kupu, sayap kupu-kupu, bunga, takhta hingga singgasana. Motif Lereng Sama halnya dengan motif parang, motif lereng pada awalnya juga hanya dapat dikenakan oleh kalangan keraton. Ciri khas motif lereng adalah memiliki pola garis diagonal, memiliki pola sederhana namun dengan ornamen yang kecil dan rumit. Ragam hiasnya hanya dibatasi dengan motif parang atau lung-lungan.