Upaya Pemkab Batang Menanggulangi Abrasi dan Banjir Rob
BATANG – Banjir rob yang terjadi di wilayah Jawa Tengah termasuk Kabupaten Batang berpotensi menaikkan muka air laut dalam beberapa tahun. Meskipun Kabupaten Batang relatif aman dibandingkan daerah lain yang terkena dampak banjir rob, seperti Kota Pekalongan dan Semarang, abrasi dan banjir rob juga menjadi perhatian khusus pemerintah Kabupaten Batang. Menurut data yang terkumpul, pada tahun 2015 Kabupaten Batang kehilangan garis pantai sepanjang 50 meter. Berbagai upaya preventif telah dilakukan, Diantaranya dilakukan PMI Batang bersama beberapa komunitas lingkungan telah memimpin gerakan penanaman mangrove di sepanjang pantai dari Roban hingga Kuripan Selain itu, Desa Denasri Kulon juga memberikan solusi lain untuk mengatasi banjir rob dengan membangun tanggul sementara. “Yang dimaksud dengan pembuatan tanggul air sementara itu, memperlambat datangnya air masuk ke permukiman, sehingga mereka bisa bersiap-siap terlebih dahulu sebelum datangnya rob,” imbuh Penata penanggulangan bencana BPBD Batang, Riza, dikutip dari Tribun Jateng, Selasa (20/12/2022). Riza juga menambahkan untuk membuat tanggul sementara itu menggunakan anggaran desa dan bantuan tambahan dari BPBD. “Pembangunan tanggul sementara ini panjangnya sekitar 40m hingga 50m dengan tinggi 1,5m hingga 2m. Mereka melakukannya sendiri dengan dana dari dana desa. Mengingat pantai akan dibendung, BPBD juga telah memberikan bantuan sebanyak 1.000 karung dan 100 bambu,” imbuhnya. Sebelumnya, pada Desember 2018, Dinas Kelautan, Perikanan, dan Peternakan (Dislutanak) membangun pemecah gelombang atau biasa disebut breakwater dengan menggunakan teknologi Geotube. Pemecah gelombang sepanjang 1,7 km dan terletak di sepanjang pantai Ujungnegoro Tanggul yang menggunakan teknologi geotube tidak lain untuk mencegah abrasi di sepanjang pesisir Kabupaten Batang agar tidak semakin parah. Sementara itu, PJ Bupati Batang, Lani Dei Rejeki, beberapa waktu lalu melakukan pemantauan di beberapa wilayah rawan rob, untuk mendapatkan gambaran terkait langkah-langkah yang harus dilakukan Pemkot Batang. “Untuk banjir rob di Kabupaten Batang, saat ini menjadi salah satu fokus Gubernur Jateng Ganjar. Namun Alhamdulillah Kabupaten Batang relatif aman dibandingkan daerah terdampak banjir lainnya, misalnya seperti Kota Pekalongan dan Semarang,” kata Lani. Meski begitu, Pemkab Batang akan terus memantau dan melakukan upaya untuk menangani masalah pasang surut. “Bersama dinas teknis yang menangani masalah ini, khususnya BPBD Kabupaten Batang dan DPUPR Kabupaten Batang, kami akan melihat ke daerah untuk mengetahui tindakan apa yang akan kami ambil dalam jangka pendek hingga menengah untuk menghadapi banjir akibat air pasang,” imbuhnya. Saat ini, lanjutnya, opsi yang sedang dibahas adalah membangun tanggul sepanjang 5 km, tujuannya untuk mencegah air laut membanjiri daratan saat air pasang. Rencana sementara, tanggul akan dibangun dari Sungai Gabus hingga Sigandu. “Tapi masih diskusi karena kita belum tahu angka pastinya dan apa penyebab rob, tentu kita harus mencari tahu dimana pasang tertinggi, setelah dicari solusinya kita akan bahas anggaran yang diperlukan, kalau Pemkab Batang tidak mampu, kami akan minta dukungan provinsi atau pusat,” pungkasnya. Foto dok. Tribun Jateng