KEBUMEN – Sampai saat ini, masalah sampah masih menjadi masalah lingkungan yang serius. Memang jika tidak dikelola dengan baik, sampah menjadi ancaman serius bagi kelestarian lingkungan. Sebaliknya, jika dikelola dengan baik, sampah bisa menjadi bisnis yang menguntungkan. Pengelolaan sampah memang harus dilakukan di sumbernya, salah satunya adalah rumah tangga. Jika masalah sampah domestik dapat diatasi, tentunya dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Langkah ini dilakukan warga PKK RT 2 RW 2 Tamanwinangun. Setiap dua minggu sekali masyarakat mengumpulkan sampah dari setiap rumah tangga. Sampah tersebut kemudian dijual ke Bank Sampah. Dalam hal ini kerjasama dengan Bank Sampah Asri Tamanwinangun. Beberapa jenis sampah dikumpulkan dari plastik, kertas dan logam. Pemisahan sampah juga dilakukan dari rumah tangga. Namun di bank sampah, pemisahan juga dilakukan lagi. “Ini program PKK RT 2 RW 2 Tamanwinangun. Alhamdulillah warga sekitar juga mendukung program ini,” ujar WInarti, ketua PKK RT 2 RW 2 Tamanwinangun. Dia mengatakan, pengumpulan dilakukan di Pos Ronda setiap dua minggu sekali. Kemudian, dari tempat sampah tersebut, Asri akan mengambil sampah tersebut. Sampah rumah tangga dibayarkan langsung di tempat. Uang hasil penjualan sampah dimasukkan ke kas. “Dalam kegiatan ini, ada beberapa keuntungan. Dimana lingkungan menjadi bersih dan PKK juga memiliki uang kas hasil penjualan sampah. Selain itu, yang terpenting adalah terjalinnya hubungan baik antar warga,” jelasnya. Sementara itu, Direktur Bank Sampah Asri Tamanwinangun, Catur Tiyantahara mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga yang telah mendukung bank sampah tersebut. Dijelaskan pula bahwa pengelolaan sampah dilakukan sesuai prinsip 3R, yaitu reduce, reuse, dan recycle. Ia menjelaskan bahwa minimisasi adalah mengurangi penggunaan produk yang nantinya cenderung menjadi limbah. Langkah ini juga merupakan langkah pertama dan prioritas, karena apabila setiap warga mengurangi sampah sekali pakai, maka tidak perlu ke langkah berikutnya yaitu reuse dan recycle. “Contoh dari penerapan reduce yakni membawa botol minum atau alat makan sendiri. Sehingga tidak perlu menggunakan berbagai alat makan dan minum sekali pakai,” katanya Sedangkan Reuse adalah penggunaan kembali. Langkah ini mengajak memanfaatkan kembali produk yang sudah digunakan. Ini seperti menggunakan botol minuman bekas sebagai pot tanaman kecil atau menggunakan kaleng bekas kue atau biskuit sebagai kotak penyimpanan di rumah. “Recycle berarti mendaur ulang. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat produk yang terbuat dari bahan sampah. Selain itu, kami juga mendaur ulang sampah menjadi produk baru,” ujarnya.