Jowonews

KONSEP DAN FILOSOFI KI HADJAR DEWANTARA

Oleh: Aliya Rahmawati Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang dunia pendidikan sesuai dengan kondisi masyarakat di Indonesia, bahkan pemikirannya masih relevan hingga saat ini. Benar adanya yang dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara yang pada intinya kita harus bisa bangga atas apa yang kita punya, tidak usah meniru orang lain. Belum tentu milik orang lain sesuai dan cocok untuk diri kita sendiri. Tetapi, kita juga harus belajar untuk memaksimalkan apa yang kita punya. Pemikiran yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara dapat menjadi landasan dalam menentukan Kebijakan Pendidikan yang diambil dalam pelaksanaan Pendidikan nasional. Karena, didalam pemikiran Ki Hajar Dewantara terdapat makna filosofi, kultural yang sesuai bagi masyarakat bumi pertiwi Indonesia. Pelaksanaan Pendidikan perlu adanya landasan Pendidikan yang mampu memberikan ciri khas sesuai dengan falsafah kehidupan bangsa. Seperti pemikiran-pemikiran oleh Ki Hajar Dewantara.  Ki Hajar Dewantara adalah sosok pemikir dan penggiat Pendidikan. Ia juga dijuluki sebagai bapak Pendidikan nasional yang hari kelahirannya diperingati sebagai hari Pendidikan nasional yakni setiap tanggal 2 Mei. Pada mulanya, Ki Hajar dewantara terkenal akan tulisan-tulisannya yang berbau politik dan menggugah semangat perjuangan bangsa. Setelah itu, Ki Hajar Dewantara memberikan perhatian terhadap Pendidikan dan pengajaran. Pemikiran-pemikirannya serta perhatiannya terhadap dunia Pendidikan menjadikan Ki Hajar Dewantara menjadi salah satu tokoh peletak dasar Pendidikan Bangsa Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia, masyarakat merasa memiliki kewajiban untuk memajukan dan memperbaiki berbagai hal dalam pendidikan. Namun tidak ada contoh yang baik untuk diterapkan di sekolah. Kemudian tidak ada cukupnya motivasi untuk mencari pengetahuan sendiri dan hanya berfokus pada nilai yang tinggi pada rapor. Indonesia hanya dipandang sebagai objek perdagangan selama masa penjajahan. Kemudian terdapat intruksi untuk mengajarkan kepada rakyat untuk belajar membaca, menulis dan berhitung seperlunya sajaguna membantu jalannya perusahaan. Pemberian pengajaran bebas hanya bisa untuk bangsa Eropa. Di saat bersaman didirikan juga “sekolah-sekolah kabupaten” yang hanya untuk mendidik calon pegawai. Ki Hadjar Dewantara bertekad untuk meluaskan semangat pendidikan kepada generasi muda. Upaya untuk mendidik kaum muda merupakan syarat utama dalam membebaskan diri dari jeratan penjajah. Pendidikan yang mendasarkan kebudayaan nasional dapat menghindari dari kebodohan. Pendidikan yang ada pada masa kolonial tidak mencerdaskan, melainkan mendidik manusia untuk tergantung pada nasib dan bersikap pasif. Kondisi tersebut justru membuat Ki Hajar Dewantara tergerak untuk mendirikan sekolah untuk rakyat. Sistem pendidikan masa kolonial tidak dapat menjadikan warga pribumi belajar sepenuhnya. Melihat fenomena tersebut, Suwardi Suryaningrat atau dikenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara mengorganisir dan memperbarui pendidikan nasional dengan mendirikan Taman Siswa pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan terlihat dari konsep mengenai Tri Pusat Pendidikan, bahwa dalam kehidupan anak-anak, terdapat tiga tempat penting yang menjadi pusat pendidikan bagi mereka, yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda. Pada saat yang bersamaan didirikanlah sekolah Bumiputera yang hanya memiliki 3 kelas dimana anak-anak diajarkan membaca, menulis dan berhitung seperlunya guna membantu usaha dagang mereka. Selain itu mereka juga memberikan pendidikan bagi calon mudir dokter untuk kepentingan mereka, yaitu guna menangani wabah cacar air disepanjang pantai utara pulau Jawa karena khawatir angka kematian penduduk yang tinggi akan berdampak pada hasil panen mereka. Sistem pendidikan masa kolonial tidak dapat menjadikan warga pribumi belajar sepenuhnya. Melihat fenomena tersebut, Suwardi Suryaningrat atau Ki Hadjar Dewantara mengorganisir dan memperbarui pendidikan nasional dengan mendirikan Taman Siswa pada 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan terlihat dari konsep mengenai Tri Pusat Pendidikan, bahwa dalam kehidupan anak-anak, terdapat tiga tempat penting yang menjadi pusat pendidikan bagi mereka, yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda. Dari konsep tersebut lahirlah istilah Tripusat Pendidikan yang menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional meliputi tiga hal, yaitu pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan masyarakat. Selain konsep Tri Pusat Pendidikan, Ki Hadjar Dewantara juga mencetuskan lima asas pendidikan yang dikenal dengan Pancadharma, yaitu 1) Kodrat alam; 2) Kemerdekaan; 3) Kebudayaan; 4) Kebangsaan; dan 5) Kemanusiaan. Asas kodrat alam memiliki makna bahwa secara lahiriah akal pikiran manusia dapat berkembang dan dikembangkan. Kemudian asas kemerdekaan dapat diartikan bahwasanya para peserta didik diarahkan untuk merdeka secara lahir dan batin baik pikiran maupun tenaganya dimana mereka tidak hanya diberikan pengetahuan searah, tetapi juga diberi kebebasan untuk merdeka dalam mengembangkan diri mereka secara mandiri. Asas ketiga ialah kebudayaan, yaitu asas yang menyadarkan peserta didik bahwa pendidikan didasari sebagai sebuah proses yang dinamis. Selanjurnya adalah asas kebangsaan yang artinya dalam belajar peserta didik harus menimbuhkan rasa cinta tanah air dalam dunia mereka. Terakhir adalah asas kemanusiaan dimana diharapkan pendidikan dapat mengatasi segala perbedaan dan diskriminasi daerah, suku, keturunan dan agama. Konsep dan filosofi Ki Hadjar Dewantara inilah yang menjadi pedoman serta acuan bagi perkembangan pendidikan di Indonesia hingga saat ini. Salah satunya adalah dikembangkannya Kurikulum Merdeka supaya siswa dapat memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran sehingga nantinya tujuan dari pendidikan nasional tercapai, yaitu merdeka belajar, merdeka mengajar untuk Indonesia merdeka sesungguhnya. Pendidikan menjadi salah satu bidang yang juga sangat terpengaruh oleh perkembangan IPTEK. Dalam konteks mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang yang begitu lekat dengan penggunaan teknologi, maka pendekatan IPTEK di bidang pendidikan amat sangat diperlukan. Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa “Untuk mendapatkan sistem pengajaran yang berfaedah bagi perikehidupan bersama, haruslah sistim itu disesuaikan dengan hidup dan penghidupan rakyat serta pentingnya asas menurut keadaan (natuurlijkheid), dalam arti segala alat, usaha dan cara pendidikan harus sesuai dengan kodratnya keadaan.” Makna yang tersirat dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara tersebut adalah pentingnya kontekstualitas dalam pendidikan, pendidikan yang sesuai dengan zamannya, atau asas menurut keadaan (natuurlijkheid). Para siswa dan anak-anak kita yang saat ini sedang belajar adalah generasi penerus bangsa yang kelak akan mewarnai kehidupan dan peradaban bangsa Indonesia. Maka dari itu, perikehidupan dan kehidupan yang “serba teknologi” harus dipersiapkan sejak dini, supaya para generasi penerus kita tidak gagap teknologi sekaligus tidak kehilangan moral pijakan sebagai bangsa Indonesia.

MARI EKSPLOR ANAK

Oleh: Dian Purnama Sari Coba bayangkan saat kita menjadi seorang siswa. Masih ingatkah dengan teman sekelasmu satu persatu? Lalu terkenang juga bagaimanakah karakteristik masing-masing temanmu? Mari coba bawa khayalanmu ke masa itu. Siapa di antara teman-temanmu yang paling pandai berhitung dan tercepat dalam mengumpulkan tugas atau bahkan sebaliknya? Adakah temanmu yang sangat menonjol di keterampilan seni? Siapakah yang senang berbicara di depan? Siapa juga yang ketika pelajaran berlangsung malah asyik menggambar? Siapakah di antara mereka ketika di kelas sering kali tertidur? Dan masih banyak lagi bayangan temanmu saat di sekolah dulu. Pasti sangat seru sekali ya mengingat masa indah di sekolah yang penuh makna dan kenangan. Pada dasarnya setiap anak mempunyai pribadi yang unik. Meskipun dalam proses perkembangannya terdapat banyak kesamaan, namun tetap saja predikat setiap anak memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan anak yang lainnya. Walaupun anak kembar sekalipun tentu pasti ada perbedaan yang menjadi ciri khas dari anak tersebut. Setiap siswa datang ke sekolah dengan membawa keunikan dan keragaman yang melekat pada diri mereka masing-masing. Begitu banyak keunikan kebutuhan anak yang harus terpenuhi tidak terkecuali tugas dari guru. Disadari atau tidak, setiap harinya guru menghadapi anak dengan berbagai banyak keragaman. Hal tersebut juga menjadi tantangan bagi guru bagaimana memastikan agar anak sukses dalam proses belajarnya. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam mengajar adalah mengenal anak didik, mengetahui kemampuannya, minat dan keterbatasannya, gaya belajarnya agar apa yang diberikan dan cara penyampaian materi pelajaran dapat disesuaikan dengan keadaan anak didik. Salah satu usaha yang bisa dilakukan seorang guru dalam membimbing siswa belajar yang bermakna adalah dengan pembelajaran berdiferensiasi. Diferensiasi merupakan salah satu taktik yang dapat membangun proses pembelajaran. Pembelajaran secara berdiferensiasi dapat memberikan keleluasaan bagi siswa dan mampu mengakomodasi kebutuhan siswa sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Dalam pembelajaran berdiferensiasi ini pada dasarnya sejalan dengan filosofi pemikiran pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa pendidikan itu memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar anak mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak. Tujuannya tidak lain adalah agar dapat memperbaiki laku serta menumbuhkan kekuatan kodrat anak. Penerapan strategi pembelajaran diferensiasi mampu memperlihatkan kegiatan proses pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik baik dalam kesiapan belajar, minat belajar dan gaya belajar peserta didik. Sehingga pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik dapat terpenuhi dengan baik. Pada akhirnya peserta didik akan bisa belajar sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki masing-masing. Strategi pembelajaran diferensiasi di sekolah dasar dilakukan berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik yang terdiri dari tiga aspek yaitu kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar peserta didik. Kesiapan belajar peserta didik artinya daya tampung atau kemampuan awal peserta didik untuk memepelajari konsep materi baru. Minat belajar peserta didik diartikan sebagai pembelajaran apa yang peserta didik sukai dan minati sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang bermakna bagi bagi peserta didik tersebut. Sedangkan profil belajar peserta didik merupakan pendekatan proses pembelajaran yang disenangi oleh peserta didik. Profil belajar diantaranya budaya, bahasa, gaya belajar dan keadaan keluarga. Guru harus bisa mempertimbangkan bahwasanya setiap peserta didik di kelas memiliki kebutuhan belajar yang beragam dan unik. Pembelajaran diferensiasi terdiri dari diferensiasi konten atau isi, proses dan produk pembelajaran. Oleh karena itu peserta didik harus memiliki kesempatan yang luas untuk bisa mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari dalam proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kebeutuhan belajar mereka. Bergantung dari kebutuhan belajar peserta didik baik minat dan keterampilan yang dimiliki maka hasil dari proses pembelajaran bisa disajikan dalam bentuk tulisan artikel, lagu, puisi, poster dan sebagainya yang diseuaikan dengan materinya. Selin itu, strategi pembelajaran diferensiasi merupakan strategi atau pendekatan yang sangat dianjurkan untuk digunakan karena dalam proses pembelajarannya dapat memenuhi dan mengoptimalkan kebutuhan belajar peserta didik dan akan terus berkembang di abad 21 ini.

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF

Oleh: Sri Rahayu Lestari Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk meuwujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan menurut Soegeng (2017:3) pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat, dimana ia hidup. Pendidikan adalah proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu secara optimum. Berdasarkan definisi tersebut, negara dengan sadar melakukan sebuah usaha yang terencana yang disusun untuk melaksanakan proses belajar mengajar untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diharapkan agar peserta didik sekaligus sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat bermanfaat baik untuk masa sekarang ataupun masa yang akan datang. Indonesia pertama kali mengumukan adanya kasus posistif Covid-19 pertama kalinya pada tanggal 2 Maret 2020. Semakin berjalannya waktu, kasus penderita positif corona semakin meningkat dan bertambah. Ada beberapa kasus positif corona tetapi penderita tidak mengalami gejala seperti penderita corona pada umumnya sehingga mereka akan tetap beraktivitas seperti biasanya atau yang biasa disebut Orang Tanpa Gejala (OTG). Untuk meminimalisi bertambahnya kasus penyebaran virus Covid-19 ini, pemerintah memutuskan untuk mengadakan social distancing atau pembatasan sosial dengan tetap memperhatikan 3M yaitu 1) Mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir, 2) Memakai masker, 3) Menghindari kerumunan.Adanya pembatasan sosial ini akhirnya berdampak pada semua aspek di kehidupan sehari-hari termasuk berpengaruh pada bidang pendidikan. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran tersebut. dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan dirumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Media pembelajaran adalah alat bantu dalam proses pembelajaran. Segala sesuatu yang digunakan dengan perencanaan yang baik dan memiliki tujuan untuk menyampaikan pesan/informasi sehingga informasi tersebut dipahami dengan baik dan dapat menarik perhatian peserta didik  dalam proses pembelajaran. media pembelajaran memiliki manfaat bahwa fungsi utama dari media pembelajaran adalah alat bantu mengajar yang diciptakan guna mempermudah penyampaian materi serta untuk meningkatkan perhatian siswa selama proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat dijadikan sebagai alternatif dalam penyampaian materi tematik dari guru ke peserta didik. Media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Pemakaian media pembelajaran yang tepat akan berdampak pada semangat belajar siswa yang nantinya juga akan berpengaruh pada pencapaian hasil belajarnya. Proses pembelajaran daring bisa didukung dengan adanya media yang inovatif dan kreatif karena media pembelajaran merupakan alat perantara dan sebagai alat komunikasi yang cukup efektif agar transfer ilmu yang dilakukan oleh guru ke peserta didik dapat tercapai. Dalam proses pembelajaran daring, seorang guru diwajibkan untuk menyampaikan materi dengan cara yang berbeda-beda karena karakter siswa pun berbeda-beda dalam memahami suatu materi pelajaran. Penggunaan media pembelajaran akan sangat mendukung dalam penyampaian materi agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA UNTUK MINGKATKAN MINAT BELAJAR

Oleh: Ima Rokhmawati Pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari pembelajaran di sekolah baik sekolah dasar, menengah, dan atas. Hal ini dapat disimpulkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan adanya perbaikan yaitu dengan menggunakan model pembelajaran dan media yang dapat mendukung pembelajaran dan media yang dapat mendukung pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah alat yang dapat berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadinya proses belajar siswa. Media belajar merupakan sumber belajar yang dapat berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Media belajar merupakan kombinasi antara alat (hardware) dan bahan (software). Penggunaan media pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang tepat, sehingga dapat menciptakan suasana belajar kondusif dan dapat mengoptimalkan kemampuan dan kecerdasan anak. Permainan ular tangga merupakan permainan yang berupa gambar yang ada di papan permaianan ular tangga, yaitu seperti gambar ular, tangga, maupun gambar lain sesuai dengan tema yang digunakan dalam permaianan ular tangga. Media ular tangga ini sangat fleksibel karena dapat dimainkan untuk semua muatan pelajaran dan semua jenjang kelas, karena didalamnya hanya berisi berbagai pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Permainan ular tangga adalah permainan yang dimainkan oleh 2 orang atau lebih dengan menggunakan dadu dan terdapat kotak-kotak serta gambar tangga dan ular. Pada permainan ini peserta didik diajak untuk melakukan dan menemukan sendiri hasil belajar yang akan dicapai sehingga peserta didik secara aktif melakukan pembelajaran ini. permainan ular tangga dapat dijadikan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik, mereka akan cenderung tertarik mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran ular tangga dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar dan keaktifan peserta didik.  Langkah-langkah permainan media ular tangga: 1) Media ini dimainkan 4-5 siswa 2) Permainan dimulai dari start 3) Setiap siswa wajib melempar dadu sebelum melakukan langkah permainan 4) Setiap siswa melangkah sesuai dengan angka yang didapatkan pada dadu yang dilempar 5) Setiap siswa yang mendapatkan langkah sesuai mata dadu, siswa kotak (kolom) yang dilewati, sehingga siswa memperoleh informasi mengenai konten materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran tercapai. Keunggulan dari media ular tangga ini adalah tampilan/desain nya yang menarik. Tulisan dan petunjuk pemakaian disajikan secara jelas, pemilihan jenis huruf pada papan permainan dan kartu soal yang bervariasi, serta pemilihan warna-warna cerah sehingga memancing minat siswa untuk memainkannya. Selain itu juga peserta didik dapat belajar sambil bermain secara berkelompok.

DIALOG PROAKTIF: Dwi Yasmanto Bersyukur Jalan Desa Mulai Mulus

Dwi Yasmanto

KEBUMEN – Dalam sehari, anggota Komisi C DPRD Provinsi Jawa Tengah Dwi Yasmanto berkeliling Kebumen. Sejumlah warga desa yang menjadi binaannya disapa . Kegiatan itu dilakukannya dalam program Dialog Proaktif pada Minggu (12/3/2023). Agenda pertama menghadiri pengajian bersama warga Desa Sido Bunder, Kecamatan Puring dilanjutkan dengan penyerahan bantuan seperangkat rebana. Dalam pengajian tersebut turut hadir pula anggota DPRD Kebumen Solatun, dan Kepala Desa Sido Bunder Sarno. Alat musik rebana, kata Yayan-sapaan akrab Dwi Yasmanto mengatakan penyerahan bantuan tersebut sesuai keinginan ibu-ibu Muslimat di Desa Sida Bunder. Melalui Lurah Sida Bunder, mereka  menyampaikan keinginannya untuk bisa berkegiatan dengan menggunakan rebana. “Bagaimanapun rebana menjadi salah satu alat siar dan merupakan salah satu alat music tradisional. Alhamdulillah bantuan alat rebana ini telah terealisasi dan mudah-mudahan dapat bermanfaat,” ucapnya. Dwi Yasmanto menyampaikan, jika jalan rusak yang telah kita lewati bersama pada saat menuju ke tempat acara ini menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat.  maka kami dari Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk merealisasikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat tadi, contohnya jika jalan usaha taninya bagus otomatis pada saat para petani membawa hasilnya itu bisa lebih mudah dan cepat dibandingkan jalan usaha tani yang masih jelek yang mana bisa mengakibatkan hasil pertaniannya jatuh sehingga dapat menghambat. Harapan kedepannya sinergitas dan kedua pembangunan desa itu wajib dan kita dari Pemerintah Provinsi juga mendukung program – program Bupati Kebumen  seperti Jalan Mulus Ekonomi Bergerak (Jamu Seger). Tak selang lama kemudian, Dwi Yasmanto yang didampingi Basuki dan Solatun kini berpindah ke Desa Tambakmulyo, Kecamatan Puring guna meninjau aspirasi yang telah diberikan berupa jalan. Basuki menjelaskan bahwa dulu jalan yang ada di Desa Tambakmulyo kondisi jalan ini merupakan jalan yang rusak dan becek. Dengan telah diperbaikinya jalan ini aktifitas masyarakat yang ad di Desa Tambakmulyo bertambah lancar, ruas jalan yang telah di perbaiki 400 meter. Masyarakat Desa Tambakmulyo bekerja di kebun, penderes gula merah. Ini salah satu fungsi dari menyerap aspirasi masyarakat dan Pak Lurah telah menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat melalui reses maupun melalui jaring aspirasi masyarakat. Ke depannya sektor desa wisata yang ada di Kebumen akan selalu kami dukung. Harapannya kami selaku pemerintah Provinsi Jawa Tengah khususnya untuk masyarakat yang ada di Desa Tambakmulyo dan masyarakat jawa tengah jangan pesimis karena adanya pandemic kemarin ayo kita sama – sama dan pemerintah pastinya juga akan memperhatikan apa saja yang menjadi kebutuhan masyarakat dan semoga Kedepan Perekonomian Masyarakat Tambakmulyo semakin maju dan saat ini destinasi wisata yang ada di desa Tambakmulyo ini banyak dan sangat bagus, tentunya dapat meningkatkan pendapatan asli desa.

RAPAT PARIPURNA: PAW Anggota DPRD Jateng

Anggota DPRD Jateng

GEDUNG BERLIAN – DPRD Provinsi Jateng menggelar rapat paripurna, Selasa (14/3/2023), dengan agenda utama Pergantian Antar Waktu (PAW) Anggota DPRD. Dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Sukirman itu, agenda dimulai dengan pengucapan sumpah. “Anggota yang hadir dalam rapat sebanyak 84 orang dari 119 orang Anggota Dewan. Sesuai Tata Tertib DPRD, rapat sudah memenuhi kuorum,” kata Sukirman mengawali rapat didampingi Wakil Ketua DPRD lainnya, Heri Pudyatmoko, Ferry Wawan Cahyono, dan Quatly Abdulkadir Alkatiri. Kemudian dilangsungkan pengucapan sumpah PAW dipimpin Sukirman. Sebagai informasi, dalam PAW itu, Djoni Kristijanto menggantikan Alm. Mujaeroni, Anggota Komisi A dari Fraksi Partai Gerindra. Usai pengucapan sumpah, dilakukan penandatanganan pakta integritas. Dalam sambutannya, Sukirman mengucapkan selamat atas dilantiknya Djoni Kritianto. “Terkhusus untuk Pak Heri Pudyatmoko, saya mengucapkan selamat karena sudah mampu mendidik kadernya,” kata Sukirman. Agenda rapat selanjutnya yakni perubahan alat kelengkapan dewan (AKD). Dalam perubahan itu, Djoni Kristijanto ditempatkan di Komisi A.