KEBUMEN – Sebanyak 55 siswa dari Sekolah Alam Indonesia (SAI) di Depok, Jawa Barat, telah melakukan petualangan belajar yang menarik ke kawasan Geopark Kebumen. Selama empat hari mulai dari Senin hingga Kamis, tanggal 19 hingga 22 Februari 2024, mereka menjelajahi rute dan destinasi menarik di Geopark Kebumen. Para peserta ini adalah siswa kelas 3 Sekolah Dasar (SD) yang berasal dari Sekolah Alam Indonesia (SAI). Mereka tiba dengan kereta api dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta, dan disambut dengan hangat di Stasiun Kebumen oleh Badan Pengelola Geopark Kebumen dan Milangkori Tour yang akan menjadi panduan mereka selama study tour di Kawasan Geopark Kebumen. Risko Pujiantono, Kepala Sekolah Alam Indonesia Studio Alam Depok Kebumen, menyampaikan bahwa kunjungan study tour SAI ini sudah yang kelima kalinya ke Kebumen. Menurutnya, Geopark Kebumen dipilih sebagai tempat untuk pembelajaran langsung karena merupakan tempat yang ideal untuk belajar tentang alam, termasuk batuan, serta budaya dan keanekaragaman budayanya. “Kami sangat senang dengan apa yang kami pelajari di sini. Kali ini kami akan menghabiskan empat hari, mengunjungi Cagar Alam Geologi Karangsambung, kawasan karst, dan juga Kebumen kota, terutama sekitar Alun-alun Pancasila,” ujarnya. Sementara itu, Sigit Tri Prabowo, General Manager (BP) Geopark Kebumen, menyambut baik kedatangan mereka. Bahkan, Sigit, yang juga pemilik Milangkori Tour, secara pribadi mendampingi peserta untuk mengenalkan beberapa situs Geopark Kebumen dan memandu praktik langsung di lapangan. “Kami menyambut baik kunjungan SAI yang sudah memilih Kebumen sebagai destinasi study tour selama lima tahun berturut-turut. Anak-anak ini bahkan bisa menjalani kegiatan secara mandiri dengan hanya didampingi oleh guru pendamping. Ini kesempatan bagi kita untuk memberikan pendampingan langsung di kawasan Geopark, agar anak-anak ini lebih mengenal potensi dan situs Geopark Kebumen,” jelasnya. Lebih lanjut, Sigit menjelaskan bahwa para peserta SAI diajak untuk menjelajahi lebih dari 5 destinasi dan situs Geopark Kebumen, mulai dari BRIN di Karangsambung, Goa Jatijajar, Pantai Menganti, hingga Alun-alun Pancasila, Eduwista Pertanian Agri Smart, dan mendaki Gunung Parang serta Eksplorasi Kawasan Geopark di Desa Seboro hingga situs batuan purba Batu Rijang. “Para siswa juga diajak untuk berpartisipasi dalam praktik membuat alat musik pukul terbang dari gerabah. Jadi, selain menikmati keindahan alam Kebumen, mereka juga diajak untuk merasakan potensi dan kuliner yang ada di kawasan Geopark Kebumen. Kami memberikan pendidikan mulai dari keragaman hayati, budaya, hingga biologi,” jelas Sigit. Sigit menambahkan bahwa saat ini Geopark Kebumen sedang dalam proses pengajuan ke Global Geopark Unesco. Persiapan sedang digenjot, mulai dari penguatan tim hingga persiapan di beberapa situs yang akan disurvei secara langsung oleh tim Global Geopark Unesco pada pertengahan tahun 2024 ini. “Prioritas utama kami saat ini adalah persiapan menuju UGGN. Kami akan menerima kunjungan langsung dari tim UGGN. Persiapan geosite kami saat ini sudah mencapai 60 persen, dengan total 41 geosite, 10 culturesite, dan 7 biosite yang tersebar di 22 kecamatan di Kabupaten Kebumen,” tambahnya. “Dengan kunjungan ini, Geopark Kebumen terbukti sebagai destinasi wisata pendidikan yang lengkap. Selain kontennya yang kaya, aksesnya juga sangat mudah dibandingkan dengan geopark lainnya,” ujarnya penuh semangat.