Potensi Budidaya Melon dalam Green house di Pengkok, Setahun Bisa Balik Modal
SRAGEN – Desa Pengkok kecamatan Kedawung memiliki potensi besar dalam bidang pertanian. Termasuk budidaya melon dengan kualitas unggulan. Saat ini sudah ada 4 lokasi green house yang dikelola salah seorang pengusaha untuk menjadi percontohan masyarakat. Pengusaha sekaligus Bakal Calon Bupati Sragen Aan Cahyanto saat ini sedang memberikan percontohan untuk budidaya melalui Green House bagi warga sekitar. Di kawasan tersebut, pihaknya memiliki 4 lahan yang dijadikan Green House. Aan menyampaikan melon kualitas premium nyatanya bisa dikembangkan di kawasan Sragen. Pihaknya mengestimasi harga per kilogram sekitar Rp 25.000 – Rp 30.000 dari petani. Bahkan jika sampai konsumen sekitar Rp 40.000 per kilogram. Menurutnya dalam setahun bisa panen hingga 4-5 kali. Lantas diperkirakan dalam setahun sudah bisa balik modal. Dia menegaskan edukasi pertanian ini sebagai bukti untuk upaya pemberdayaan. Lantaran sebagian hasil panen melon juga bakal digunakan untuk pemberdayaan masyarakat sekitar. ”Saya buat ini sebagai sarana edukasi masyarakat, untuk bisa mengembangkan potensi daerah masing-masing. Memanfaatkan lahan kosong untuk dimanfaatkan. Dari pembeli sudah siap untuk didistribusikan ke masyarakat,” ujarnya. Aan menambahkan dengan situasi ini, petani milenial bisa belajar bareng. Lantaran dirinya menjadi satu-satunya petani yang bergerak di agribisnis. Namun untuk meraup keuntungan, usaha petani dengan menggunakan green house tidak cocok untuk agrowisata. ”Petani yang butuh perputaran cepat, tidak bisa agrowisata. Tidak efektif. Bisa dilakukan setelah produk melon diambil pengepul dulu, setelah disortir baru dibuat agrowisata,” ujar dia. Dia menegaskan langkah ini untuk memberi contoh. Wajar ketika usaha masih baru, belum banyak yang berani mengambil resiko. Setelah terlihat keuntungan, dia yakin banyak yang akan tertarik mengikuti langkahnya. Sementara, Sekretaris Desa Pengkok, Sigit Pambudi menyampaikan usaha agribisnis menggunakan greenhouse masih bisa berpotensi di kembangkan. Namun secara umum banyak warga Pengkok yang pergi merantau ke luar desa. ”Green house masih bisa berkembang, tapi permasalahannya warga Pengkok itu banyak yang merantau ke luar daerah. Di Pengkok, ada 11 ribu warga, sekitar 60 persen yang tinggal di desa berusia 50-60 tahun. Para pemuda usia produktif banyak yang merantau,” ujarnya. Sementara sektor pertanian, saat ini masih didominasi komoditas padi. Kemudian ada pula sebagian kecil seperti bawang, sayuran, cabai dan rumput gajah untuk keperluan ternak.