Jowonews

Logo Jowonews Brown

Terjerat Utang, Bocah India Melarikan Diri dengan Luka Bakar

INDIA, Jowonews.com – Marimuthu, seorang remaja di India selatan, tidak pernah membayangkan bahwa jeratan utangnya tahun lalu membuatnya mengalami luka bakar serius pada kaki yang memaksanya melarikan diri dari majikan kejam dan mencari perawatan ke rumah sakit.

Setelah bekerja selama 15 jam dalam sehari di toko kue dengan sedikit waktu istirahat, Marimuthu merasakan sakit kepala pada suatu hari dan meminta untuk beristirahat.

Pemilik toko menolaknya, meneriakinya, dan melemparkan bejana berisi minyak goreng panas ke arah kakinya, tutur dia.

Beberapa hari kemudian, dia melarikan diri.

Bocah pria berusia 15 tahun itu salah satu dari sekitar 16 juta orang di Inda yang terpaksa melakukan pekerjaan kasar, diperdagangkan ke rumah bordil, terjerat utang, atau dilahirkan untuk perbudakan, demikian Global Slavery Index 2014.

Sebagian besar dari mereka tidak digaji atau terjerat utang seperti Marimuthu yang dikirim ke negara bagian Maharashtra, di wilayah barat India, tiga bulan yang lalu dari rumahnya di Madurai, di wilayah selatan negara bagian Tamil Nadu.

Ibunya memerlukan uang untuk melunasi utangnya sebesar 20.000 rupee (290 dolar AS) dan menyetujui mengirimkan puranya untuk bekerja di toko kue selama satu tahun.

Sang ibu menyetujui dari total gaji anaknya sebesar 40.000 rupee (580 dolar AS), setahun dan menerima separuhnya untuk melunasi utang, sisanya akan dibayarkan pada bulan November tahun ini.

Sang ibu diberitahu toko kue itu berada di dekat kota, namun anaknya dikirim ke seberang negara tersebut dari Madurai di selatan menuju Pundarpur di barat.

“Saya memulai kerja pada pukul enam pagi dan bekerja hingga pukul sembilan malam. Saya bekerja di ruang sempit untuk membuat kue setiap hari dan diberi waktu istirahat sebentar untuk makan,” kata Marimuthu.

“Saya merasakan sakit kepala hebat pada hari itu dan butuh duduk. Pemilik toko tidak mengizinkannya. Dia memaki-maki saya sebelum mengangkat panci berisi minyak panas dan melemparkannya ke saya,” ujarnya saat wawancara per telepon dengan Thomson Reuters Foundation.

“Setelah kaki saya terbakar, saya diantar rekan sekerja menuju kamar dan memakai sedikit tepung yang biasa kami masak untuk mendinginkan luka bakar. Sakitnya tidak reda.” Setelah berusaha untuk meneruskan pekerjaan, akhirnya Marimuthu melarikan diri dengan membawa uang 200 repee yang dimilikinya, menumpang kereta api tanpa tiket selama dua hari menuju rumahnya.

Dia pergi ke rumah sakit di Madurai pada 22 Februari lalu untuk mendapatkan perawatan luka bakar yang parah pada kedua kakinya.

“Kasusnya baru kami ketahui dari pekerja sosial di rumah sakit itu,” kata A Kathir dari LSM Evidence yang mendaftarkan pengaduan resmi kepada kepolisian Madurai.

“Kami tidak yakin anak itu mendapatkan keadilan karena kejahatan terjadi di negara lain dan yurisdiksi berbeda,” ujarnya.

Kasus Marimuthu mengikuti pola eksploitasi di wilayah tersebut, kata para aktivis.

“Beberapa anak remaja dari wilayah itu dibawa ke beberapa wilayah di India untuk bekerja di toko kue karena pembuat kue dari sana terkenal. Semua unit dijalankan oleh pemilik toko kue dari wilayah itu,” kata T Kuralamuthan dari organisasi nirlaba International Justice Mission.

“Tindakan pertama terjadi ketika beberapa remaja melarikan diri dari negara bagian India utara pada 2011 dan kembali lagi. Sejak saat itu, beberapa bocah melarikan diri dan 60 orang diselamatkan oleh polisi beberapa tahun berikutnya.”Sebagian besar bocah, seperti Marimuthu, keluar dari sekolahan setelah kelas enam dan mulai bekerja.

Marimuthu menunggu masa belajar – namun ibunya meninggal sebulan yang lalu, sedangkan bapaknya pencandu alkohol. Dia memiliki dua orang adik yang masih sekolah.

“Mungkin saya harus kembali bekerja setelah keluar dari rumah sakit,” tuturnya. (Jn16/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...