SYDNEY, Jowonews.com – Australia pada Kamis mengingaktan bahwa teroris mungkin dalam “tahap menyiapkan serangan lanjutan” di Indonesia dan menyarankan wisatawan untuk mengambil tindakan pencegahan, peringatan itu datang beberapa hari setelah memberi peringatan yang sama kepada Malaysia.
“Indikasi terakhir menunjukkan bahwa teroris mungkin dalam tahapan lanjut mempersiapkan serangan di Indonesia, ” Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengatakan dalam sebuah amanat perjalanan yang telah diperbaharui.
“Kami menyarankan untuk waspada tingkat tinggi di Indonesia, termasuk Jakarta, Bali dan Lombok, karena ada ancaman tinggi akan serangan teroris.
Penasihat perjalan tidak menaikkan tingkat ancaman secara keseluruhan, yaitu “waspada tingkat tinggi” dan departemen terus “menerima informasi yang memiliki indikasi teroris akan berencana menyerang Indonesia, serangan dapat terjadi di mana saja kapan saja.” Dia mengatakan wisatawan harus sangat berhati-hati ketika di tempat-tempat yang memiliki tingkat keamanan rendah dan sementara ini menjauhi kemungkinan sasaran teroris yang telah diketahui, seperti serangan sebelumnya di klub malam, bar, kafe, restoran, hotel internasional, bandara dan tempat-tempat ibadah.
“Pemerintah Indonesia telah meningkatkan keamanan di seluruh Indoensia, menggarisbawahi ancaman tinggi yang sedang berlangsung dari serangan teroris,” itu menambahkan.
DFAT pada Minggu mengingatkan kemungkina serangan di dan sekitar ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur bahwa teroris dapat menyerang sembarangan dan mungkin akan menargetkan lokasi yang disukai oleh orang Barat.
Polisi Indonesia pada Jumat menahan puluhan tersangka ekstremis ISIS di pulau Jawa, namun belum jelas jika mereka terkaot dengan serangan senjata dan bunuh diri di Jakarta bulan lalu yang meninggalkan empat warga sipil dan empat penyerang tewas.
Serangan Jakarta diklaim oleh kelompok ISIS, yang memiliki memberikan seruan baru ampuh bagi ekstrimis Islam di Indonesia negara dengan penduduk Islam terpadat di dunia.
Indonesia mengalami beberapa serangan bom besar oleh kelompok radikal antara 2000 dan 2009, namun tindakan keras berikutnya melemahkan jaringan yang paling berbahaya. (Jn16/ant)
