Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Tatkala Dewa Srani Memburu “Lelananging Jagad”

MAGELANG, Jowonews.com – Grup kesenian tradisional “Panjibutan” dari Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mementaskan tarian “grasak” untuk menghibur para wisatawan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Sabtu.

Pementasan tarian “grasak” oleh sekitar 25 penari dan penabuh gamelan di dua lokasi di Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur selama sekitar satu jam itu, yakni di bawah pohon beringin dekat pintu masuk wisatawan dan panggung terbuka di Taman Lumbini.

Mereka yang berasal dari Dusun Tanggul Anom, Desa Tanggul Angin, Kecamatan Selopampang, Temanggung, itu juga melakukan kirab jalan kaki sejauh 200 meter dari bawah pohon beringin menuju panggung terbuka Taman Lumbini di Kompleks TWCB.

Sejumlah wisatawan baik mancanegara maupun nusantara yang hendak naik ke Candi Borobudur, memanfaatkan atraksi wisata oleh grup kesenian tradisional yang dipimpin Suwandi (40) dengan fasilitasi kerja sama antara Unit TWCB dengan komunitas Warung Info Jagad Cleguk (WIJC) Borobudur itu, untuk berfoto.

Suwandi mengatakan tarian tersebut menggambarkan gerak tari para raksasa atau buta dengan kisah yang mengambil dari dunia pewayangan.

“Ini pentas grup kami yang kedua di Candi Borobudur ini, setelah sebelumnya sekitar tiga bulan lalu juga pentas di sini,” ujarnya.

Pemeran utama dalam tarian grasak dengan cerita cuplikan dari lakon wayang “Dewa Srani Nagih Janji” itu, antara lain Prabu Dasamuka (Toni), Patih Joromoyo (Samidi), Senopati Kidang Karakas (Nanang), Tumenggung Guntur Geni (Yanto), dan Tumenggung Tambak Kenanga (Sofik).

Gerakan tarian secara dinamis oleh puluhan penari lainnya dalam sejumlah konfigurasi yang digarap oleh Suwandi, menggambarkan tarian keprajuritan para raksasa.

Ia menceritakan tentang lakon tersebut yang antara lain Prabu Dasamuka diperintah turun ke bumi oleh Batari Durga dari khayangan untuk memenuhi permintaan putranya Dewa Srani. Dewa Srani dikisahkan menagih janji Batari Durga untuk memberikan kesaktian tentang “lelananing jagad” yang hanya dimiliki oleh salah seorang keluarga Pandawa, Arjuna.

“Untuk memenuhi permintaan tersebut dengan cara membunuh Arjuna. Tetapi dalam perjalanannya, sebelum bertemu Arjuna, pasukan raksasa dikalahkan oleh Bratasena atau Werkudara dan Semar. Maknanya bahwa kebaikan akan menang dari kejahatan,” katanya.

Grup kesenian “Panjibutan” dengan anggota para seniman petani desa di perbatasan antara Kabupaten Magelang dengan Temanggung itu, memiliki tiga model tarian buta atau raksasa, yakni “garong” (mirip barongan), “ondhel-ondhe”, dan “grasak”.

Kerja Sama antara Unit TWCB dengan Komunitas WIJC Borobudur pimpinan Sucoro mementasakan beragam tarian tradisional berasal dari berbagai desa sebagai atraksi wisata setiap Sabtu di Candi Borobudur. (Jn16/ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...