BOYOLALI, Jowonews.com – Ratusan orang mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari berbagai daerah di Indonesia hingga Rabu masih bertahan di tempat penampungan Asrama Haji Donohudan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Kepala Subbidang Pemilu, Pendidikan, dan Budaya Politik, Badan Kesatuan Bangsa Politik, dan Perlindungan Masyarakat Jateng Haerudin di Boyolali, Rabu, mengatakan bahwa jumlah mantan Gafatar yang masih bertahan di Asrama Haji Donohudan sebanyak 334 orang dan 302 orang di antaranya warga Sumatera Utara (Sumut).
Menurut Haerudin, sebanyak 334 orang mantan Gafatar tersebut ditampung di asrama Donohudan sudah sekitar 2 bulan, tetapi mereka masih menunggu dari pihak pemerintah terkait untuk penjemputan pulang ke daerah masing-masing.
“Mantan Gafatar yang masih tinggal di asrama terdiri atas 302 orang warga Sumut, dan sisanya 32 orang asal Nangrue Aceh Darussalam (NAD) dan Sulawesi Selatan. Mereka sudah didata, tetapi pihak pemprov terkait belum menjemput,” katanya.
Bahkan, sejumlah barang milik mantan Gafatar asal Sumut sudah diangkut dibawa pulang dengan truk ke daerah asalnya.
Menurut dia, pihaknya telah mendapat informasi bahwa Pemprov Sumut sudah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Dalam Negeri untuk pencairan dana tidak terduga untuk biaya penjemputan warganya di asrama Boyolali.
“Pemprov Sumut akan melakukan penjemputan warganya setelah dana itu cair,” katanya.
Kendati demikian, Pemprov Jateng, sesuai dengan kebijakan Gubernur Ganjar Pranowo, tetap akan menampung semua mantan anggota Gafatar yang belum dijemput oleh pemprov terkait.
Selain itu, Pemprov Jateng juga memberi kelonggaran bagi mantan Gafatar yang tidak ada penjemputan dari daerahnya bisa mengajukan pindah ke wilayah lainnya. Namun, mereka harus mendapatkan surat rekomendasi pemerintah daerah terkait.
“Mantan Gafatar yang tidak mau pulang ke daerahnya. Namun, mereka ingin pulang ke saudaranya di wilayah lain harus membawa rekomendasi,” katanya. (Jn16/ant)
