Oleh : Mega Nia Arisca
Pendidikan ialah sarana proses berlangsungnya suatu mengembangan manusia dalam bernalar kritis, kreatif, inovatif dan berkepribadian luhur sesuai kodratnya. Pendidikan pertama yang diperoleh seorang anak ada di lingkungan rumah. Dimana rumah menjadi sekolah awal mengenal terbentuknya karakter. Kontribusi orang tua dan lingkungan keluarga memberikan dampak yang signifikan akibat proses yang berulang-ulang. Lebih lanjut, lingkungan sekolah yang nyaman untuk area mengembangkan bakat, minat dan keterampilan. Optimalisasi pendidikan seorang anak dapat terwujud selaras melalui lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang saling mendukung. Ketiga lingkungan tersebut bahkan telah disinggung tokoh besar Indonesia Ki Hajar Dewantara. Soegito (2011:8) menjelaskan pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bagsa yang bermartabat dalam kerangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.
Orang tua memiliki tanggung jawab penuh untuk keberhasilan dari seorang anak. Perkembangan teknologi yang semakin erat dengan kehidupan jaman sekarang membutuhkan filterisasi guna menyaring informasi. Peran orang yang utama yakni mendidik, mengasuh serta membimbing seorang anak untuk mencapai tujuan dan harapan yang dicita-citakan. Peran orang tua tidak terlepas dari tanggung jawab sebuah karakter ditanamkan di lingkungan keluarga. Peran aktif orang tua dengan lingkungan sekolah demi pendidikan bermakna ditentukan dengan terjalinnya komunikasi yang efektif.
Pentingnya orang tua terhadap pendidikan seorang tidaklah hal yang mudah sebab pendidikan merupakan pondasi awal yang wajib ditanamkan pada setiap individu untuk dapat bertahan hidup dalam rangka menghadapi perkembangan zaman saat ini. Perlunya menyadari eksistensi orang tua memberikan pelayanan pendidikan kepada anaknya.
Perkembangan individu dibentuk melalui tahapan-tahapan awal perkembangan dan mulai berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan minat dan sikap dalam hidup.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua menurut Hurlock (1999) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola asuh orang tua, yaitu karakteristik orang tua yang berupa, kepribadian orang tua setiap orang berbeda dalam tingkat energi, kesabaran, intelegensi, sikap dan kematangannya. Karakteristik tersebut akan mempengaruhi kemampuan orang tua untuk memenuhi tuntutan peran sebagai orang tua dan bagaimana tingkat sensitivitas orang tua terhadap kebutuhan anak-anaknya. Keyakinan yang dimiliki orang tua mengenai pengasuhan akan mempengaruhi nilai dari pola asuh dan akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam mengasuh anak-anaknya.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pola asuh yang diterapkan orang tua sesuai pendapat Hurlock dalam jurnal pendidikan Cahyati (2020), yaitu karakteristik orang tua meliputi kepribadian di setiap orang yang berbeda dalam tingkat energi, kesabaran, pengetahuan, sikap dan kematangan berpikir. Karakteristik tersebut mempengaruhi kemampuan orang tua untuk memenuhi tuntutan peran sebagai orang tua terhadap kebutuhan seorang anak.
Apabila para guru mampu mewujudkan serta menerapkan kondisi pembelajaran yang tidak sama dengan yang sebelumnya maka tentunya hal tersebut akan membuat para peserta didik merasa berminat sebab kegiatan pembelajarannya dilaksanakan sesuai dengan yang diinginkannya (Anggraeni, 2019). Belajar pada hakikatnya mengembangkan konstruksi pengetahuan baru yang diperoleh sebagai hasil interaksi pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami secara nyata apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan materi pembelajaran. Ada banyak pendekatan atau strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru/pendidik untuk menciptakan iklim pembelajaran di kelas yang memungkinkan terjadinya pembelajaran bermakna, salah satunya mengaitkan kegiatan pembelajaran di sekolah dengan peran orang tua. Libatkan orang tua dalam segala hal yang berkaitan dengan perkembangan seorang. Paguyuban orang tua menjadi akses mudah dalam menjalin komunikasi antara sekolah dengan orang tua. Pengenal jenis profesi dari berbagai profesi para orang tua akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Upaya dan langkah memupuk keterampilan dalam segala potensi diri anak dapat dilakukan dengan konsultasi minat dan bakat di awal masuk sekolah. Pihak sekolah harus bekerja sama dengan pihak terkait untuk pemetaan keterampilan sehingga orang tua bagaimana cara mengarahkan dan membimbing anak sesuai potensi yang akurat.