Oleh : Hanum Faizunnur Lathifah
Pandemi Covid 19 atau Corona virus disease of 2019 yang mulai menyebar pada tahun 2019 membuat seluruh aspek dalam kehidupan terkena dampaknya. Mulai dari ekonomi, pangan, transportasi hingga pendidikan. Meskipun tidak berdampak secara langsung, pendidikan juga ikut terkena imbasnya. Akibatnya terciptalah yang dinamakan dengan learning loss. Menurut Zahir dkk (2022) yang dimaksud dengan learning loss disini adalah hilangnya makna pembelajaran yang menjadi hak peserta didik. Hal ini dikarenakan peserta didik tidak dapat melaksanakan pembelajaran seperti biasanya di Sekolah. Peserta didik terpaksa melakukan pembelajaran secara tatap muka (virtual) akibat dari adanya pandemic covid 19.
Peserta didik yang seharusnya melaksanakan kegiatan pembelajaran di Sekolah beralih melaksanakan pembelajaran di Rumah dengan bantuan sarana handphone ataupun laptop. Dalam penelitiannya Syamsuddin (2021) menemukan jika kegiatan pada masa pandemic covid19 mengakibatkan peserta didik menjadi malas dan jenih terlalu lama belajar di Rumah. Syamsuddin juga menjelaskan jika kurangnya pengawasan guru dan orang tua untuk memantau dan membimbing peserta didik ketika pembelajaran secara daring juga menjadi faktor menurunnya motivasi belajar peserta didik. Setelah dua tahun mengalami masa yang sulit dalam mengahadapi pandemic covid yang melanda Indonesia. Sekarang peserta didik dapat mendapatkan haknya untuk melakukan pembelajaran di Sekolah.
Meski demikian terdapat masalah akibat adanya jarak dua tahun selama pandemi covid 19 menjadikan kemampuan peserta didik memiliki gap yang cukup terlihat antara peserta didik yang satu dengan lainnya. Hal ini dapat dikarenakan sarana belajar yang kurang memadai ketika melaksanakan pembelajaran secara daring ataupun orang tua yang tidak ikut membimbing dan mengawasi peserta didik ketika melakukan pembelaajaran secara daring. Kebutuhan yang dimiliki peserta didik juga menjadi beragam. Peserta didik dalam satu kelas tentunya memiliki kebutuhan belajar yang berbeda-beda. Untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda, Fitra (2022) menyatakan jika salah satu upaya memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah melalui pembelajaran berdiferensiasi.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi, kebutuhan belajar peserta didik yang beragam mulai dari kesiapan belajar, minat belajar peserta didik dan profil belajar peserta didik dapat terakomodasi dan dapat mencapai tujuan belajar yang sama. Andini (2016) juga mengungkapkan jika keberagaman yang dimiliki setiap individu harus diperhatikan karena setiap individu tumbuh di lingkungan dan budaya yangberbeda-beda. Andini juga menyatakan jika pada dasarnya semua anak itu belajar, yang membedakan adalah kemampuan belajar yang berbeda-beda didalam kelas yang sama. Oleh karenanya dibutuhkannya pembelajaran diferensiasi agar kebutuhan peserta didik yang beragam dapat terpenuhi.
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat elemen/aspek penting dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi, diantaranya terdapat konten, produk, proses dan lingkungan belajar. Keempat aspek ini dapat membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik ketika pembelajaran berlangsung. Dalam aspek konten peserta didik berhak mendapatkan materi atau bahan ajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki setiap peserta didik. Peserta didik yang lebih cepat memahami materi melalui video akan menjadi satu kelompok yang bahan ajarnya berupa video. Pada aspek produk, peserta didik dapat memilih secara bebas akan menyajikan karya dari materi pada pembelajaran pada hari itu. Penyajian karya disini yang dimaksud adalah peserta didik dalam mengerjakan karya dalam bentuk mind map, infografis, lagu ataipun kesimpulan. Meskipun memiliki perbedaan hasil akhir tetapi tetap memuat tujuan pembelajaran yang sama.
Pembelajaran berdiferensiasi pada aspek proses menjelaskan ketika peserta didik akan peserta didik yang satu diberikan waktu yang berbeda dengan peserta didik yang lain dikarenakan peserta didik tersebut memiliki kekurangan dalam menulis jawaban dari pertanyaan yang didapat. Sedangkan untuk aspek lingkungan belajar, tempat duduk peserta didik akan diubah sesuai dengan kebutuhan guru dalam pembelajaran.
Menurut Saya, pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, terutama kepada peserta didik yang mengalami pandemic covid 19. Pembelajaran berdiferensiasi juga secara jelas menjelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengen strategi diferensiasi berdasarkan aspek pembelajaran berdiferensi. Aspek pembelajaran berdiferensiasi secara nyata mampu memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam dikarenakan setiap peserta didik mendapatkan pembelajaran yang disesusaikan dengan kebutuhan dan minat belajar peserta didik.
Dengan begitu dapat disimpulkan jika pembelajaran berdiferensiasi dapat mengembalikan leraning loss yang terjadi pada peserta didik ketika pandemic covid 19 terjadi selama dua tahun ini. Pembelajaran berdiferensiasi juga dapat secara nyata memikirkan dan memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam sesuai karakter yang dimiliki peserta didik.
Referensi/Daftar Pustaka
Andini, Dinar Westri. (2016). Differentiated Instruction Solusi Pemblejaran dalam Kebragaman Siswa di Kelas Inklusif. Trihayu : Jurnal Pendidikan ke-SD-an, 2(03), 340-349.
Fitra, Devi Kurnia. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Perspektif Pregresivisme pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal Filsafat Indonesia, 5(03), 250-258.
Syamsuddin, (2021). Dampak Pembelajaran Daring di Masa Pandemic Covid 19 terhadap Motivasi Belajar Siswa SD Inpres 1 Tatura Kota Palu. Guru Tua : Jurnl Pendidikan dan Pembelajaran, 4(01), 45-50.
Zahir, Abdul dkk. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Jenjang SD Kabupaten Luwu Timur. IPMAS, 2(02), 1-8.