Oleh : Sifaul Janah, S.Pd
Pada tahun 2021 negara Indonesia masih dalam masa pandemi Covid-19. Segala bidang aspek kehidupan juga terkena imbasnya, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi, budaya, dan juga pendidikan. Dalam bidang pendidikan sendiri proses pembelajaran merupakan salah satu yang terkena imbasnya karena harus dilakukan secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring), juga belum bisa dilakukan secara tatap muka keseluruhan siswa seperti biasanya (Kemdikbud. 2021). Hal ini sangat berpengaruh terhadap tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Setiap tahunnya pemerintah dan penyelenggara pendidikan melakukan perbaikan mutu pendidikan secara terus-menerus. Berkaitan dengan kinerja seorang guru dalam proses pembelajaran adalah bagaimana guru tersebut mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, selain itu guru juga harus mampu menilai hasil belajar siswa dengan baik (PP No. 57. 2021).
Mata pelajaran IPA dipelajari untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam, dan kehidupan sehari-hari yang di alami. IPA adalah ilmu yang mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan gejala alam baik benda hidup maupun mati (Kumala. 2016: 6). Proses pembelajaran IPA yang akan dilakukan hendaknya dirancang terlebih dahulu dengan menggunakan prosedur yang ada, misalnya dengan model pembelajaran yang menyenangkan, media pembelajaran yang menarik dan lain sebagainya, sehingga nantinya siswa tidak akan merasa tertekan dalam pembelajaran dan siswa juga bisa menjadi lebih aktif untuk merespon pembelajaran baik secara fisik maupun mental.
Oleh karena itu perlu adanya inovasi baru dalam penggunaan model pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Model pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti dalam upaya meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPA materi energi adalah model pembelajaran problem solving (pemecahan masalah), nyata. Penggunaan model ini juga memberikan sebuah manfaat diantarnya dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah, serta dapat mengambil keputusan secara obyektif dan lebih rasional, kemudian model ini juga mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sikap toleransi siswa terhadap orang lain serta rasa hari-hati dalam mengemukakan pendapat. Model ini mampu memberikan pengalaman proses yang menarik dalam diri siswa (Shoimin, 2014 : 137).
Tidak hanya menggunkaan model, bisa juga menggunakan media yang dapat menunjang keberhasilan yang hendak dicapai yaitu media mind mapping. Mind mapping adalah suatu teknik penyusunan catatan yang mana akan lebih membantu seseorang dalam menggunakan seluruh potensi otaknya agar lebih maksimal. Caranya, dengan menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Metode ini akan mempermudah seseorang dalam memahami informasi yang akan diserap oleh otak (Puspita, 2012).
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving dengan mind mapping dapat memberikan pengaruh lebih baik dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa karena siswa diarahkan melakukan penyelidikan untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Siswa menganalisis, mendefinisikan masalah, mengumpulkan informasi, mengumpulkan referensi, sampai dengan merumuskan kesimpulan. Hal ini mampu membiasakan siswa untuk berpikir terlebih dahulu sebelum memecahkan masalah, bukan menerima penjelasan lalu berpikir. Pernyataan ini diperkuat dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lestari dkk (2017) tentang pengaruh model inkuiri terbimbing berbantuan mind mapping terhadap pemahaman konsep ipa siswa. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Putri dkk (2018) tentang adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran problem solving terhadap pemahaman konsep siswa. Nabic et al (2013) mengungkapkan bahwa pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan menerapkan model pembelajaran problem solving memberikan pencapaian yang lebih baik dalam menyelesaikan masalah, hal ini dinilai dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah. Dengan penerapan model pembelajaran problem solving siswa terlatih untuk menyelesaikan masalah materi energi dengan konsep yang benar, hal ini memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman konsep siswa.