Jowonews

IMPLEMENTASI LITERASI PEMBELAJARAN KOMPETENSI KEBERAGAMAN SOSIAL BUDAYA MELALUI PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT BERBANTUAN MEDIA MONKERSA KELAS V SDN 01 WONOSARI SEMARANG

Oleh: Rosa Sita Aprillia

Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal,guru sebagai pendidik di sekolah disiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan keguruan sehingga memiliki kepribadian sebagai pendidik. Guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang memiliki peran yang paling strategis, karena guru merupakan faktor paling menentukan pada saat terjadinya proses belajar mengajar. Berkaitan dengan hal tersebut, Haidar menyatakan bahwa, “Di bidang keguruan ada tiga persyaratan pokok seseorang itu menjadi tenaga professional dibidang keguruan. Pertama, memiliki ilmu pengetahuan dibidang yang diajarkan sesuai dengan kualifikasi dimana ia mengajar. Kedua, memiliki pengetahuan dan keterampilaan dibidang keguruan. Ketiga, memiliki moral akademik”.

Strategi pembelajaran merupakan pola umum untuk mewujudkan proses belajar mengajar. Pembelajaran termasuk salah satu prosedur dan metode yang ditempuh oleh guru untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran merupakan suatu sistem penyeluruh yang terdiri dari empat variabel yaitu pembelajaran, materi pembelajaran, metode dan teknik mengajar.

Hasil belajar siswa adalah merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga masalah hasil belajar siswa merupakan salah satu problem yang tidak pernah habis dibicarakan dalam dunia pendidikan. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antaralain strategi dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalamkelas, lingkungan belajar siswa, dan media pengajaranyang digunakan oleh guru. Ketidaktepatan model pembelajaran guru akan berakibat pada rendahnya motivasi dan aktivitas belajar siswa. Sebagai contoh, kegiatan pembelajaran PPKn di SDN01 Wonosari Semarang, terfokuspada guru, siswa pada umumnya pasif, tidak terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa rendah.

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran pada materi keberagaman sosial budaya. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) melalui media kartu Monopoli. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan kinerjapengajaran guru dan prestasibelajar siswa, sertamerupakan suatu kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna. Pada penerapan model ini dibutuhkan penguasaan materi yang baik oleh seorang guru dan mampu memfasilitasi siswa dalam memahami dan menerapkan konsep ke dalam suatu contoh dengan baik dan tepat.

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) melalui media kartu monopoli di SDN 01 Wonosari dalam pembelajaran PPKn dapat melahirkan siswa-siswa dengan kerangka pikir, sikap mental dan keterampilan yang berkualitas dan seimbang, yang memiliki kecakapan hidup dalam bidang Pendidikan Kewarganegaraan.

Respon siswa untuk setiap pernyataan berkisar antara positif dan sangat positif. Nilai rata-rata keseluruhan diperoleh skor 3,23 sesuai dengan kriteria yangtelah ditetapkan. Dapat disimpulkan bahwa respon dari para siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) melalui media monkersa (Monopoli keberagaman sosial budaya ) pada materi keberagaman sosial budaya adalah positif. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Teams Games Tournament Berbantuan media Monkersa sangatlah baik dalam diterapkan pembelajaran dikelas V untuk dapat menunjang keberhasilan dan peningkatan prosesbelajar siswa.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait