SURAKARTA – Candi Mangkubumen di Solo memiliki keunikan yang mencolok karena tidak mengikuti desain candi Hindu atau Buddha, melainkan menampilkan arsitektur khas Belanda atau Eropa. Meskipun disebut sebagai “candi,” bangunan ini tidak digunakan untuk peribadatan.
Sekilas Candi Mangkubumen
Candi Mangkubumen, yang berlokasi di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo, Mangkubumen, Solo, merupakan sebuah peninggalan sejarah yang memikat dengan keanggunan arsitektur klasiknya. Pembangunannya dilakukan pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono IV di Kesultanan Mataram. Meskipun disebut sebagai candi, bangunan ini memiliki desain yang indah dan megah, menampilkan ciri khas Eropa pada periode masa lalu.
Bangunan ini menghadap ke arah barat dan tidak mencerminkan pengaruh Hindu-Buddha seperti kebanyakan candi pada umumnya. Faktanya, Candi Mangkubumen sebenarnya bukanlah candi sejati, melainkan dikenal sebagai ‘Candi Mangkubumen’. Lebih menyerupai sebuah tugu dengan ketinggian sekitar 3 meter, bangunan utama ini dikelilingi oleh pagar, dan terdapat tempat dupa yang digunakan untuk kegiatan berziarah.
Sebelum menjadi struktur berdiri sendiri di tanah kosong seperti sekarang, Candi Mangkubumen sebelumnya dikelilingi oleh bangunan lain. Salah satunya adalah RSUD Dr. Moewardi, yang kemudian direlokasi ke Jebres.
Tempat Persemayaman Tali Pusar Patih Sasranegara
Menurut informasi dari laman resmi Pemerintah Kota Solo, Candi Mangkubumen didirikan pada tahun 1840 dengan tujuan utama untuk menjadi tempat persemayaman tali pusar atau ari-ari Patih Sasranegara. Patih Sasranegara merupakan tokoh kunci dalam sejarah Kesultanan Mataram pada abad ke-18. Pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono II, Sasranegara menjabat sebagai patih, sebuah posisi yang setara dengan perdana menteri dalam pemerintahan Mataram.
Pentingnya peran Sasranegara dalam membangun dan mengelola kebijakan pemerintahan kesultanan membuat namanya mencuat dalam sejarah. Ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dan berwibawa, terlibat dalam banyak kebijakan strategis, termasuk upaya untuk menjaga stabilitas di tengah goncangan politik dan ketegangan dengan pihak Belanda. Meskipun tidak selalu sejalan dengan kebijakan penguasa saat itu, Sasranegara tetap setia dan memberikan kontribusi besar dalam menjaga keutuhan dan kedaulatan Kesultanan Mataram.
Dengan demikian, Candi Mangkubumen tidak dapat dianggap sebagai candi seperti Prambanan atau Borobudur. Sebaliknya, bangunannya lebih menunjukkan pengaruh desain Eropa yang kental. Apakah Anda tertarik untuk melihatnya secara langsung?