Jowonews

Apakah Dialek Ngapak Banyumas Ini Merupakan Cikal Bakal Bahasa Jawa?

SEMARANG – Ngapak merupakan dialek yang lekat dengan identitas masyarakat Banyumas. Sorotan terkait dialek ngapak bukan hanya karena keunikannya tetapi juga karena pertanyaan mendalam tentang sejarahnya. Dalam buku ‘Indonesiaku Kaya Bahasa’, Desi Saraswati menuliskan bahwa ngapak adalah istilah untuk menyebut dialek Banyumas. Sementara itu, Drs Andreas Soeroso, MS, dalam buku ‘Sosiologi 2’, menegaskan bahwa ngapak adalah bahasa yang khas dari Banyumas dan sekitarnya, menjadikannya berbeda dan unik dibandingkan logat Jawa lainnya.

Tapi pertanyaan mendasar yang mengemuka adalah, apakah ngapak bisa dianggap sebagai asal mula bahasa Jawa? Untuk menjawabnya, kita harus menggali lebih dalam ke dalam lapisan sejarah bahasa tersebut.

Dalam buku ‘Banyumas; Sejarah, Budaya, Bahasa, dan Watak’ karya H Budiono Herusatoto, ngapak dikaitkan dengan perkembangan awal bahasa Jawa. Herusatoto menjelaskan bahwa ngapak adalah bagian dari bahasa Jawa pada tahap awal, yang dikenal sebagai bahasa Jawadwipa. Ini mengindikasikan bahwa ngapak memiliki kedekatan dengan bahasa Jawa purba, sehingga menjadi salah satu cikal bakal dari bahasa Jawa yang kita kenal sekarang.

Logat ngapak, dengan vokalnya yang khas seperti a dan o, serta konsonannya yang tegas seperti b, d, dan k, memiliki cara pengucapan yang berbeda dari dialek Jawa lainnya. Vokal dan konsonan ini memberikan kesan mantap dan lugas, yang membuat ngapak terasa lebih langsung dan ekspresif dibandingkan bahasa Jawa yang dipelajari secara formal di sekolah-sekolah.

Penjelasan lebih lanjut disampaikan dalam jurnal ‘Ngapak dan Identitas Banyumasan’ oleh Afifah Rizki Pratomo. Di sini, dijelaskan bahwa ngapak memiliki hubungan erat dengan bahasa Jawa Kawi, sebuah bentuk bahasa Jawa kuno. Ngapak telah digunakan sejak dahulu oleh penduduk asli Banyumas untuk berkomunikasi, menunjukkan keterkaitan yang dalam dengan bahasa Jawa kuno dan tahap awal bahasa Jawa.

Sejarah logat ngapak menunjukkan bahwa dialek Banyumasan ini lebih tua dibandingkan dengan bahasa Jawa pada umumnya. Menurut jurnal ‘Identitas Dialek Banyumasan sebagai Konstruksi Budaya’ karya Gatikasari Mujiastuti, ngapak mengalami evolusi dari bahasa Jawa kuno pada abad ke-9 hingga ke-13, berlanjut ke bahasa Jawa abad pertengahan, dan akhirnya menjadi bahasa Jawa modern di abad ke-20. Proses perkembangan ini menunjukkan bagaimana ngapak bertahan dan beradaptasi sepanjang waktu.

Menggali sejarah ngapak adalah seperti membuka lembaran-lembaran yang terlupakan dari sebuah buku tua. Setiap kata dan logat membawa kita lebih dekat kepada masa lalu, memberikan wawasan tentang bagaimana bahasa dan budaya berkembang. Dalam perjalanan ini, ngapak tidak hanya menjadi simbol identitas Banyumas, tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan kita dengan asal-usul bahasa Jawa.

Dengan semua informasi ini, dapat disimpulkan bahwa ngapak adalah bagian integral dari evolusi bahasa Jawa. Dialek ini tidak hanya mencerminkan keunikan lokal tetapi juga menunjukkan jejak sejarah yang kaya dan mendalam, mengingatkan kita akan keragaman dan kekayaan budaya yang ada di tanah Jawa.

Bagikan:

Google News

Dapatkan kabar terkini dan pengalaman membaca yang berbeda di Google News.

Berita Terkait