SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengecek persiapan tempat karantina para pemudik guna mengantisipasi meluasnya penyebaran virus Corona jenis baru di sejumlah desa di Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang, Minggu.
Dengan mengendarai sepeda motor, Ganjar berkunjung ke Desa Trisobo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Desa Ngadirejo dan Desa Pacet, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, serta Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal.
Pejabat Kepala Desa Trisobo Suwondo mengatakan pihaknya sudah menyiapkan dua ruangan untuk karantina pemudik masing-masing di gedung PKD dan di Balai Desa.
“Saat ini sudah ada 10 orang. Setelah dicek dan dinyatakan sehat, kesepuluh warga itu dipulangkan dan menjalani isolasi mandiri di rumah,” katanya.
Dari Desa Trisobo, Ganjar langsung menuju Desa Ngadirejo dan Desa Pacet, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang.
Di dua desa itu, juga sudah disiapkan tempat karantina bagi para pemudik, bahkan di Desa Pacet tercatat sebanyak 14 pemudik sudah dikarantina.
“Total sudah ada 30 orang yang mudik di desa ini. Begitu pulang langsung kami isolasi, kami menyiapkan tiga tempat, yakni di gedung PKD dan dua rumah warga. Yang sekarang masih diisolasi ada 14 orang dan semuanya sehat,” ujar Kepala Desa Pacet Dendy Hermawan.
Ganjar kemudian melanjutkan perjalanan menuju Desa Jungsemi, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal. Di desa itu, Ganjar mengecek puskesmas serta ruang isolasi.
Orang nomor satu di Jateng itu juga menyempatkan menengok dua tenaga kerja Indonesia (TKI) yang baru saja pulang dari Malaysia, dan keduanya sedang menjalani karantina mandiri di rumah masing-masing.
Ganjar mengaku sengaja berkeliling untuk mengecek persiapan desa dalam menyambut para pemudik.
“Beberapa desa yang saya cek tadi, semuanya sudah siap dengan tempat karantina masing-masing. Pintu masuk desa-desa juga sudah dijaga oleh petugas,” kata Ganjar.
Ganjar meminta kepada seluruh kepala desa di Jateng untuk membuat tempat karantina, tidak harus membuat gedung baru, beberapa gedung yang ada, seperti sekolah, balai desa, bahkan rumah warga dapat dijadikan tempat karantina.
“Saya juga titip pesan kepada seluruh kades untuk memantau betul mereka-mereka yang mudik. Dan yang belum mudik, kami berharap keluarganya melarang mereka untuk mudik. Kalau tetap mudik, akan kami karantina selama 14 hari,” ujarnya. (jwn5/ant)