BATANG, Jowonews.com – Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, bersiap melakukan uji coba penerapan tatanan kehidupan baru atau normal baru di tiga titik, yaitu tempat ibadah, objek wisata, dan lingkungan kerja pemkab setempat.
“Penerapan normal baru masih bersifat warming up (pemanasan). Minggu depan, kami akan mulai uji coba di lingkungan kerja pemkab, objek wisata, dan tempat beribadah,” kata BupatI Batang Wihaji usai memperingati Hari Lahir Pancasila secara virtual di Batang, Senin.
Kendati demikian, kata dia, penerapan tatanan kehidupan baru ini akan lebih dipertegas dengan aturan protokol kesehatan, seperti memakai masker, physical distancing (jaga jarak), dan cuci tangan dengan sabun.
Bupati Wihaji berharap pada masa menuju normal baru seluruh elemen masyarakat agar saling membantu dan bergotong royong untuk mengatasi persoalan yang saat ini dihadapi bersama, yaitu pandemi COVID-19.
Selain itu, kata dia, warga juga harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada dengan menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam beraktivitas saat penerapan new normal.
“Kami minta masyarakat jangan sampai lengah atau menjadi seenaknya terhadap penyebaran COVID-19 dengan adanya kebijakan new normal. Namun, kita harus tetap waspada agar penularan (COVID-19) tidak terus terjadi,” katanya.
Sementara itu, pada upacara Hari Lahir Pancasila secara virtual yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Joko Widodo di Gedung Pancasila Jakarta juga diikuti oleh kepala organisasi perangkat daerah (OPD) di Batang secara terbatas.
“Pada masa pandemi COVID-19, hal ini menjadi tantangan dalam mengamalkan Pancasila. Kita terus diuji tentang ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan, persatuan, dan keadialan sosial sehingga kita harus mengimplementasikan dalam kondisi apa pun,” katanya. (jwn5/ant)
Pemkab Batang Siap Uji Coba New Normal di Tiga Titik
Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!
Baca juga berita lainnya...
Arti Mimpi Istri Selingkuh Menurut Primbon Jawa
21 November 2024
Menyelami Sejarah Manusia Purba di Situs Sangiran yang Diakui UNESCO
21 November 2024