SOLO, Jowonews.com – Tingkat okupansi sejumlah hotel di Kota Solo mulai meningkat seiring dengan memasukinya era normal baru yang menjadi salah satu kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19.
“Sepanjang bulan Juni ini ada kenaikan sekitar 5-10 persen untuk keterisian hotel,” kata perwakilan Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Surakarta Sistho A Srestho di Solo, Selasa.
Meski angka kenaikannya belum signifikan, dikatakannya, kondisi tersebut lebih baik dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Ia mengatakan dengan kenaikan tersebut saat ini angka okupansi hotel di Solo dan sekitarnya di kisaran 15-17 persen.
“Sebelumnya hanya 8-12 persen. Juni ini memang mulai menggeliat kembali. Harapannya, angka ini akan terus meningkat setiap bulannya. Dengan catatan, normal baru dijalankan sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Juga melihat kondisi pandemi ini ke depan seperti apa,” katanya.
Sementara itu, menurut dia, adanya kenaikan tersebut direspon positif oleh sejumlah pengelola perhotelan yang sempat menutup operasional sementara waktu akibat pandemi COVID-19.
“Beberapa hotel yang sempat tutup berencana beroperasi kembali pada bulan depan. Ini merupakan potensi yang sangat baik bagi bisnis perhotelan,” katanya.
Apalagi, dikatakannya, kondisi tersebut juga diiringi dengan pelonggaran aturan terkait pembatasan kunjungan.
“Protokol kesehatan juga sudah mulai diterapkan berbagai pihak. Kalau tidak ada drama-drama lagi, seperti gelombang kedua pandemi, maka bisnis perhotelan bisa perlahan bangkit kembali,” katanya.
Dengan demikian, dikatakannya, sebagian karyawan hotel yang sempat dirumahkan selama pandemi akan kembali dipanggil untuk bekerja.
“Tetapi mungkin secara bertahap sesuai dengan kebutuhan hotel. Makin cepat pemulihan ekonomi maka makin cepat pula manajemen hotel kembali memperhitungkan kebutuhan tenaga kerja,” katanya. (jwn5/ant)