Jowonews

Logo Jowonews Brown

Ahok, Sunny, dan Bola Panas Reklamasi

JAKARTA, Jowonews.com – Bola panas kasus suap proyek reklamasi di pantai utara Jakarta terus bergulir. Kali ini kasus yang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mulai mengarah ke Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnawa atau Ahok. Hal itu lantaran staf khusus Gubernur DKI, Sunny Tanuwidjaja sudah dicekal oleh KPK.

Nama Sunny mencuat setelah mantan Wagub DKI, Prijanto menceritakan panjang lebar dalam sebuah acara di stasiun televisi nasional. Tak berlangsung lama setelah itu, Sunny dicekal oleh KPK. Ahok pun mulai buka-bukaan tentgang siapa sebenarnya Sunny tersebut.

“Sunny tidak pegang proyek apapun. Lagi pula, dia (Sunny) bukan staf khusus atau anak magang juga. Saya dengan dia itu sebenarnya seperti teman saja. Tapi kalau orang mau bilang staf khusus, ya bisa saja,” kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat.

Ahok menuturkan, dia pertama kali bertemu dengan Sunny pada 2009 karena diminta untuk menjadi pembicara dalam acara Labour Day di Amerika Serikat.”Kemudian, kami ketemu lagi tahun 2010. Sejak itu, kami jadi sering ketemu dan akhirnya dia seperti teman saja. Saya juga tidak pernah membayar atau memberikan gaji ke dia. Cenderung teman sih sebetulnya,” tuturnya.

Selain itu, karena Sunny bukan termasuk staf atau anak magangnya, dia menuturkan bahwa Sunny tidak pernah melaporkan kegiatannya setiap hari, seperti yang harus dilakukan oleh staf atau anak magang yang lain.
“Tidak, dia tidak pernah melaporkan kegiatannya setiap hari kepada saya,” tegasnya.

Lebih lanjut, mantan Bupati Belitung Timur itu mengungkapkan Sunny pernah bergabung dengan lembaga kajian dan riset opini publik bernama Center for Democracy and Transparency (CDT).
“Saya rasa dia mengikuti banyak yayasan atau organisasi, hanya saja tidak pernah terlibat langsung. Dia tidak bergabung dengan Ahok Center, tapi dia pernah di CDT,” ungkap Ahok.

Akan tetapi, ketika Sunny hendak memulai penyusunan disertasi untuk gelar doktornya, Ahok memintanya untuk tidak lagi bergabung dengan lembaga tersebut, sehingga lebih fokus dengan disertasinya.
“Karena dia mau ambil gelar doktor, akhirnya saya lepas dia, tidak boleh lagi di lembaga CDT. Dia ikut lembaga itu karena katanya ingin tahu gaya kepemimpinan saya. Makanya, saya pernah ajak dia ketemu Ibu Megawati, Pak Surya Paloh dan lain-lain. Dia cuma mau tahu saja,” tambah Ahok.

Ahok juga terang-terangan juga mengakui bahwa Sunny memang orang dekatnya atau bahkan bisa dibilang orang kepercayaannya. Mengingat Sunny pernah diajak Ahok dalam sebuah kesempatan saat bertemu dengan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketum Partai Nasdem, Surya Paloh. Ahok jugalah yang menceritakan sendiri salah satu isi pertemuan dengan Megawati, yang tidak lain berkaitan dengan langkahnya di Pilgub DKI 2017.

Kata Ahok, Megawati hanya ingin bertemu empat maka dengannya. Sunny ikut bersamanya dalam pertemuan itu akhirnya menunggu diluar, tidak ikut ketemu langsung dengan Megawati. Sunny jugalah yang ditenggarai mempengaruhi Ahok untuk maju Pilgub DKI melalui jalur independen.

Dan kini KPK terus mengembangkan kasus proyek reklamasi di Jakarta. Terakhir KPK sudah memeriksa Kepala DPKAD DKI dan Kepala Bappeda DKI terkasit kasus ini. Bukan tidak mungkin Sunny sudah masuk dalam daftar orang yang akan diperiksa KPK. Dan bisa besar kemungkinan drama proyek reklamasi akan memakan banyak korban. Atas situasi ini jelas Ahok ikut was-was menghadapinya. Situasi semakin ramai, seiring dengan menjelang Pilkada DKI 2017 Sehingga tunggu saja ending dari alur cerita reklamasi yang akan dibongkar habis oleh KPK. (JN19/Ant)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...