Jowonews

Logo Jowonews Brown

Kabar Ndeso

Antisipasi Bencana Alam, BPBD Buka Posko di 19 Kecamatan

Bencana terjang Wonogiri. (Foto : JN03)

BOYOLALI, Jowonews.com – Masyarakat di Boyolali diminta untuk waspada menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam, memasuki musim penghujan. Terutama bencana alam angin putting beliung. Pasalnya, hampir seluruh wilayah Boyolali masuk daerah rawan bencana ini.

Memasuki musim penghujan selama dua bulan kedepan, kondisi cuaca diprediksi ekstrim. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, di awal-awal musim penghujan, sejumlah daerah di Kota Susu tersebut dilanda angin lesus.

Bahkan, angin ribut telah melanda wilayah Desa Trayu, Kecamatan Banyudono, Minggu (8/11) lalu. Beruntung tidak sampai mengakibatkan kerusakan parah perumahan penduduk setempat. Sebuah pohon turus jalan raya Bangak – Simo, tepatnya di timur Balaidesa Trayu.

Pohon akasia berukuran cukup besar itu tumpang ke tengah jalan dan menutup seluruh badan jalan. Akibatnya, ruas jalan tersebut sempat terputus. Akses kembali terbuka beberapa jam kemudian setelah sejumlah anggota komunitas relawan independen (KRI) datang membawa gergaji mesin untuk memotong dan menyingkirkan pohon.

“Kami imbau untuk masyarakat mulai waspada, karena memasuki musim penghujan cuaca kemungkinan akan sangat ekstrim,” imbau Kasi Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, kepada wartawan.

Selain kewaspadaan kemungkinan terjadinya bencana angin lesus, juga tanah longsor di musim penghujan. Angin puting beliung bisa menyebabkan pohon tumbang maupun kerusakan rumah. Masyarakat diimbau selalu waspada dan mengantisipasi untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa.

BPBD Boyolali akan mendirikan Posko bencana di 19 kecamatan yang ada di Boyolali. Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Purwanto, mengatakan berdasar data tahun lalu seluruh wilayah Boyolali rentan terkena bencana angin ribut.

Untuk bencana banjir, tiga wilayah kecamatan yang menjadi fokus perhatian yakni Ngemplak, Nogosari dan Juwangi. Sementara untuk potensi bencana longsor, yang paling rawan berada di wilayah kaki Merapi – Merbabu yang kondisinya berbukit-bukit, yakni di Kecamatan Cepogo, Selo, Musuk dan Ampel.

“Akan didirikan Posko bencana disetiap kecamatan. Sedangkan Posko induk di kantor BPBD,” kata Purwanto dihubungi wartawan.

BACA JUGA  Ditinggal Selfie di ''Sapi Ndekem'', Mobil Juragan Beras Digasak Maling

Posko tersebut akan siaga 24 jam, dengan jumlah personil tiga orang per shift. Sedangkan untuk anggarannya akan diusulkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), menunggu surat dari Bupati terkait kondisi siaga bencana. Posko tersebut akan beroperasi selama musim penghujan.

“Posko bencana ini punya fungsi strategis untuk meningkatkan koordinasi. Sehingga kalau ada kejadian bencana informasinya akan cepat disampaikan ke Posko induk untuk segera ditindaklanjuti,” tegasnya. (JN01/JN03)

Simak Informasi lainnya dengan mengikuti Channel Jowonews di Google News

Bagikan berita ini jika menurutmu bermanfaat!

Baca juga berita lainnya...