Solo, Jowonews.com– Sistem pendidikan menjadi sorotan bagi calon walikota (cawali) Solo dari Koalisi Solo Bersama (KSB), Anung Indro Susanto. Pendidikan karakter yang seharusnya dapat diberikan mulai anak usia dini masih terbengkalai dan kurang representatif. Hal tersebut disampaikan Anung, sapaan akrab cawali Solo itu saat mengadakan sarasehan dengan kader dan pengurus Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Solo di Hotel Syariah Arini, Sabtu (20/6) siang kemarin.“Pendidikan usia dini di Kota Solo tempatnya masih menjadi satu dengan rumah tangga, hal ini karena tempatnya kurang representatif. Akibatnya banyak terjadi kekerasan pada anak karena orangtua belum begitu tahu cara mendidik anak. Selain itu, perlu juga guru TPQ [Taman Pendidikan Qur’an] yang tidak hanya mengajar baca Al Qur’an, tetapi harus bisa mengajar mental spiritual pada anak usia dini,” katanya.
Anung juga menjelaskan, dengan ditanggungnya biaya operasional dan investasi pendidikan oleh negara melalui APBN dan APBD, diharapkan para siswa mendapatkan biaya-biaya personal seperti biaya transportasi dan biaya ekstrakulikuler.
Selain itu, dia berharap Kota Solo bisa menjadi barometer pendidikan seperti di Jogja. Hal itu mengacu pada rating perguruan tinggi di Solo terutama Universitas Sebelas Maret (UNS) yang selalu naik.
“Kami menginginkan Kota Solo menjadi destinasi pendidikan. Harapannya, ketika banyak mahasiswa datang ke Solo, maka dapat berpengaruh juga dengan pelayanan jasa yang ada,” pungkasnya.
Sementara, Ketua DPD PKS Solo Sugeng Riyanto berharap dengan diadakan sarasehan dengan cawali tersebut dapat dijadikan langkah awal bagi kader dan pengurus PKS untuk melakukan kerja-kerja politiknya. “Paska acara ini, mesin-mesin kita harus semakin panas,” kata dia. (JN03)
