KUDUS, Jowonews.com – Atap ruang kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Mlatinorowito, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mengalami roboh total sehingga tidak bisa ditempati untuk kegiatan belajar mengajar para siswa.
Menurut Kepala SD Negeri 2 Mlatinorowito Noor Wakhidah di Kudus, Jumat, atap ruang kelas IV tersebut roboh Kamis (13/2) sore setelah turun hujan deras.
Saat kejadian, lanjut dia, memang tidak ada aktivitas belajar mengajar siswa karena ruangan kelas IV tersebut dikosongkan, menyusul atap bangunan yang terlihat mulai keropos dan rawan roboh.
“Saat musim hujan, ruangan juga bocor sehingga siswa dialihkan ke ruang kelas lain yang kondisinya masih baik,” ujarnya.
Ruang kelas V dan kelas VI juga ikut dikosongkan karena atap bangunan mulai keropos dan bocor saat turun hujan.
Para siswa ada yang dipindahkan ke ruang guru, ruang perpustakaan, serta ruang laboratorium bahasa.
Pihak sekolah sendiri sudah mengajukan perbaikan ruang kelas sejak tahun 2018, namun baru tahun 2020 mendapatkan anggaran sebesar Rp190 juta.
“Informasi tersebut, kami peroleh dari Ketua DPRD Kudus Masan yang datang ke lokasi untuk melihat ruang kelas yang roboh,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Kudus Masan mengaku prihatin dengan robohnya ruang kelas IV yang lokasinya justru berada di wilayah perkotaan.
Terkait dengan anggaran Rp190 juta, kata dia, tidak cukup untuk memperbaiki atap ruang kelas IV tersebut, mengingat ruang kelas di sebelahnya, mulai ruang kelas V hingga VI kondisinya juga tidak layak ditempati.
Anggaran tersebut, lebih baik digunakan untuk perbaikan atap ruang kelas III yang juga bocor saat musim hujan, sedangkan perbaikan atap ruang kelas IV, V dan VI lebih baik dianggarkan tahun 2021 dengan anggaran yang lebih besar karena bangunan sudah tidak layak sehingga perlu dirobohkan untuk dibangun yang baru.
Ia menganggap anggaran untuk pendidikan cukup besar sehingga perlu ada skala prioritas agar tepat sasaran, terutama untuk perbaikan ruang kelas, bukan untuk pagar atau sarana dan prasarana lain yang bukan prioritas utama.
“Lebih baik memang lewat APBD murni tahun depan karena jika lewat APBD Perubahan, waktunya terlalu mepet sehingga dimungkinkan hanya bisa melakukan perbaikan satu atau dua ruang,” ujarnya.
Bahkan, kata dia, ruang guru yang bersebelahan dengan ruang kelas yang rusak juga mulai mengkhawatirkan dan perlu diperbaiki, termasuk ruang laboratorium komputer juga ikut roboh atapnya. (jwn5/ant)