TEMANGGUNG, Jowonews.com Kebutuhan air bersih untuk droping di daerahdaerah kekeringan hingga musim kemarau berakhir diperkirakan mencapai 150 tangki. Sementara saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung baru dapat mengkoordinir 50 tangki air bersih.
Kepala BPBD Kabupaten Temanggung Agus Sudaryono menyebutkan bahwa berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa hujan baru akan turun pada akhir november mendatang.
“Perkiraannya akhir Oktober hujan sudah turun tapi ternyata sampai sekarang belum. Dimungkinkan untuk Jawa, hujan baru turun akhir November mendatang, sementara Kalimantan dan Sumatera sudah dapat turun di pertengahan November,” ungkapnya, Rabu (28/10).
Permintaan air bersih saat ini pun semakin bertambah seiring dengan kemarau yang meluas di beberapa wilayah. Beberapa dusun di dua Kecamatan yaitu Bulu dan Wonoboyo yang biasanya tidak melakukan permintaan, tahun ini mengajukan permintaan droping air.
Saat ini, setidaknya terdapat 88 dusun di 46 desa yang tersebar di 13 kecamatan yang meminta bantuan air ke BPBD. Akibat semakin banyak permintaan sementara persediaan anggaran untuk pengadaan air bersih menipis, BPBD pun mengurangi jumlah droping air. Apabila biasanya dalam sehari mendistribusi 20 tangki maka akhirakhir ini BPBD hanya mendistribusi 10 hingga 15 tangki air.
“Dana dari APBD dan Dana Siap Pakai (DSP) dari BNPB sudah habis. Kalau dari perubahan prosedurnya panjang dan keburu terdesak kebutuhan. Makanya sementara ini kita mengandalkan CSR dari BUMD dan perusahaanperusahaan. Kalau sampai nanti masih belum bisa menutup kebutuhan maka nanti kita pakai dana tak terduga,” tambahnya.
Kemungkinan BUMD akan menyediakan 50 tangki lagi, begitu juga dengan PMI. Tahun ini APBD Temanggung murni menyetujui anggaran dana sebesar Rp 80 juta untuk pengadaan air bersih menghadapi kemarau. Anggaran tersebut setara dengan 400 tangki. Sementara dari BNPB, Temanggung memperoleh 600 tangki. (JN01)
