Jowonews

2.973 Gardu Listrik Nyala, Layanan Listrik Jabodetabek Kembali Normal

JAKARTA, Jowonews.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendapatkan laporan bahwa sebanyak 2.973 gardu distribusi yang sempat dimatikan akibat banjir di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) kembali berfungsi normal. “2.973 gardu milik PLN sudah dinyalakan lagi. Sisanya masih menunggu surutnya genangan air,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Kamis. Dari pantauan inspeksi Kementerian ESDM, hingga pukul 14.00 WIB, 5.096 dari 23.700 gardu distribusi yang ada terdampak pemadaman. PLN sendiri sudah menyalakan kembali sebanyak 2.973 gardu dan sebanyak 2.123 gardu masih dipadamkan sementara. “Salah satu kesulitannya adalah akses menuju lokasi gardu masih terkena banjir, sehingga petugas belum bisa menjangkau gardu. Jadi mungkin saja lokasi di rumah pelanggannya sudah surut, namun akses ke gardunya sulit, jadi belum bisa kita nyalakan,” kata Executive Vice President Corporate Communication and CSR PLN, I Made Suprateka. Untuk memastikan listrik di lokasi terdampak banjir dapat dinyalakan kembali, Pemerintah melalui PLN melakukan inspeksi, pembersihan, pengeringan, dan pengecekan gardu distribusi yang terkena dampak banjir. Hal ini dilakukan untuk memastikan peralatan di gardu distribusi dalam keadaan siap beroperasi. Sebelum menyalakan aliran listrik, PLN akan memastikan jaringan listrik warga sudah kering dan siap untuk dialiri listrik dengan menandatangani berita acara penyalaan bersama perwakilan warga. Dalam proses pemulihan, PLN telah menyiagakan 2.337 personil yang tersebar di Jabodetabek. PLN juga menyiapkan 13 perahu karet yang disebar di tiga lokasi terdampak banjir terparah, yaitu Cengkareng, Bandengan, dan Kebun Jeruk. “Salah satu kesulitannya, kami belum bisa memastikan instalasi di rumah pelanggan dalam keadaan aman. Karena untuk memastikan, kami juga membutuhkan kesepakatan dari perwakilan warga bahwa instalasi di dalam rumah aman,” tambah Made. Sementara untuk Banten, dari total 699 gardu distribusi yang terdampak banjir, kini sudah dilakukan pemulihan sebanyak 263 gardu. Adapun lokasi yang sudah menyala antara lain sebagian wilayah Serpong dan Cikokol. “PLN mohon maaf untuk pemadaman sementara yang dilakukan. Jika memang sudah siap dinyalakan, pasti akan kami nyalakan. Namun kami harus pastikan listriknya aman dan benar-benar siap untuk dinyalakan.” tambah Made. (jwn5/ant)

Atasi Banjir, Anies Diminta Lakukan Tiga Hal Ini

JAKARTA, Jowonews.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan disarankan untuk melakukan tiga hal untuk mengatasi banjir yang melumpuhkan Ibu Kota itu, meliputi penuntasan normalisasi sungai, penanganan sampah, dan penyusunan APBD yang mendukung. Sekretaris Jendral Generasi Optimis (GO) Indonesia Tigor Mulo Horas Sinaga di Jakarta, Kamis menyarankan agar Anies Baswedan melakukan langkah yang serius dalam mengatasi banjir di awal tahun. “Pertama, tuntaskan normalisasi dan naturalisasi sungai Ciliwung serta perbaiki sistem drainase kota,” kata Anies Baswedan. Kedua, Pemprov DKI disarankan untuk menangani sampah dengan cepat dan serius, serta meningkatkan kesadaran warga Jakarta perihal kebersihan. “Ketiga, susun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan Jakarta bukan berdasarkan keinginan atau yang lain-lain,” ujar Horas. Menurut dia, anggaran yang jumlahnya hampir Rp100 triliun harus bisa menjamin Jakarta bebas banjir. Sekjen GO Indonesia melihat masalah banjir di Jakarta perlu kerja sama yang baik antara provinsi DKI, Jawa Barat, dan Banten. Karena ketiga provinsi ini bertalian erat dengan sebab-akibat banjir di Ibu Kota. “Tiga provinsi perlu bersinergi mengatasi banjir di Jakarta, dalam hal ini Presiden Jokowi perlu ikut turun tangan, sebab Jakarta adalah ibu kota negara,” kata Horas. Pihaknya optimistis Jakarta bisa bebas dari banjir jika ada niat, profesionalitas, dan kerja sama yang baik di antara Gubernur DKI Jakarta, Jabar, dan Banten. Pada saat yang sama, Ketua Dewan Pembina Generasi Optimis Indonesia, Mangasi Sihombing, menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak cakap mengantisipasi banjir. “Kami tak mau menyalahkan siapa-siapa, tapi secara obyektif banjir adalah bukti sistem drainase ibu kota yang tidak ideal. Drainase adalah tanggung jawab dan wilayah kerja Pemprov DKI,” kata Mangasi. Ia menambahkan, curah hujan memang tinggi, dan kalau sampai terjadi banjir seperti saat ini berarti sistem drainase Jakarta tak bisa menampung air hujan. “Inilah yang menuntut Pemprov bekerja lebih profesional dan serius,” kata diplomat Senior yang pernah menjadi Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI itu. Mangasi mengakui ia mengkhawatirkan dampak banjir yang melumpuhkan kegiatan perekonomian ibu kota dan menyulitkan aktivitas primer warga. “Pemprov DKI seharusnya mengantisipasi banjir sejak jauh-jauh hari, karena banjir sudah jelas musimnya. Bisnis dan ekonomi sangat terganggu karena banjir,” kata Mangasi. (jwn5/ant)

59 Tahun Jasa Raharja, Hadir Melindungi Bangsa

SEMARANG, Jowonews.com – Kemeriahan Hut-59 Jasa Raharja di Kantor Jasa Raharja Cabang Utama Jawa Tengah semakin meriah dengan hadirnya para pensiunan instansi tersebut dengan agenda utama tasyakuran berupa upacara, potong tumpeng dan ramah-tamah. Sebelumnya rangkain Hut ke-59 Jasa Raharja Cabang Utama Jawa Tengah telah mengadakan serangkaian kegiatan diantaranya donor darah, Anjangsana kepada pensiunan Jasa Raharja, kunjungan ke Panti Jompo di Ngaliyan, kunjungan Korban Laka bertempat Ungaran dan jalan sehat. Kepala Jasa Raharja Cabang Utama Jawa Tengah, Haryo Pamungkas mengatakan bahwa dalam rangka memeriahkan Hut Jasa Raharja ke-59 pihaknya mengadakan serangkaian kegiatan mulai dari donor darah yang melibatakan seluruh staf, mitra dan juga masyarakat sekitar hingga jalan sehat. Ia berharap diusia Jasa Raharja yang sudah menginjak angka ke-59 tersebut, diharapkan Jasa Raharja semakin eksis untuk terus melayani masyarakat karena Jasa Raharja ada karena masyarakat. Pada puncaknya Jasa Raharja Cabang Utama Jawa Tengah juga turut mengundang para pensiunan untuk berbagi kebahagiaan. “59 tahun Jasa Raharja saat ini peran Jasa Raharja di masyarakat semakin baik, hal tersebut dilihat dari semakin tingginya tingkat laporan masyarkat akan kejadian kecelakaan bahwa ada peningkatan jumlah santunan sekitar 20% . Harapan kami diusia yang ke-59 ini Jasa Raharja semakin eksis dan tentunya kami harapkan dukungan dari masyarakat. Selain itu juga 59 tahun ini dapat menjadi momentum memperkokoh komitmen memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat, Hal ini sejalan dengan tema HUT ke-59, Hadir Melindungi Bangsa. Wujud dari komitmen itu, Jasa Raharja siap menyelesaikan pemberian santunan kepada korban dan keluarga korban kecelakaan lalulintas (lakalantas) secepatnya,” ungkapnya disela-sela acara tasyakuran Hut Jasa Raharja di Kantor Cabang Utama Jawa Tengah, Kamis (2/1). Perlu diketahui Jasa Raharja Cabang Utama Jawa Tengah telah menyalurkan dana santunan sebesar Rp. 496 Milyar Rupiah, sepanjang tahun 2019. Jumlah tersebut meningkat dibanding 2018 yang tercatat sebesar Rp. 461 Milyar Rupiah. Menurut Haryo, dana tersebut disalurkan untuk 25 ribu kasus korban kecelakaan lalu lintas, baik korban meninggal dunia maupun korban luka. “Pembayaran santunan korban meninggal dunia sebesar Rp50 Juta Rupiah, sedangkan untuk luka luka diberikan santunan untuk biaya berobat sebesar Rp20 juta Rupiah,” imbuhnya. Adapun kecepatan pembayaran santunan korban Meninggal Dunia, sejak tanggal kecelakaan adalah 1.57 hari dan rata-rata pembayaran santunan sejak berkas lengkap adalah selama 23 menit. Haryo juga mengungkapkan, Jasa Raharja juga sudah menyalurkan dana sebesar Rp.1,3 miliar untuk program bina lingkungan pada tahun 2019. “Dana itu disalurkan untuk bantuan bencana alam, pendidikan, sarana ibadah hingga penambahan fasilitas kesehatan,” ungkap Haryo. Sementara secara keseluruhan nilai pendapatan Jasa Raharja Jawa Tengah pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp.753 miliar. Jumlah ini naik 5,8 persen dibandingkan tahun 2018 lalu yang tercatat sebesar Rp.694 miliar. “Sektor pendapatan Jasa Raharja terdiri atas sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dan Iuran Wajib (IW),” pungkasnya. (jwn5)

Sidak Rumah Pompa, Ganjar Temukan Dugaan Pencemaran Sungai

SEMARANG, Jowonews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menemukan adanya dugaan pencemaran sungai saat mengecek kondisi pompa penyedot air di Rumah Pompa Sungai Tenggang, Kota Semarang, Kamis. Saat berada di Rumah Pompa Sungai Tenggang untuk memastikan persiapan antisipasi sekaligus penanganan bencana banjir, Ganjar dikejutkan dengan air sungai yang berbusa cukup banyak itu. “Dengan banyaknya busa ini, berarti ada indikasi perusahaan yang membuang limbahnya ke sungai. Sudah pasti ini, indikasinya ada kok,” kata Ganjar. Ganjar kemudian langsung memerintahkan Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin untuk melakukan pengecekan terkait dengan dugaan pencemaran sungai dan meminta Pemkot Semarang mengumpulkan seluruh perusahaan-perusahaan yang ada di sekitar sungai untuk memberikan peringatan agar tidak membuang limbah ke sungai. “Perusahaan harus dipastikan tidak membuang limbahnya ke sungai. Ini pasti dari limbah karena indikasinya sudah ada yakni busa-busa ini. Nanti tinggal dicari urutannnya, perusahaan apa saja yang ada di sekitar sungai, cek satu persatu,” tegasnya. Pemkot Semarang, lanjut Ganjar, dapat mengambil langkah seperti yang dilakukan Pemprov Jateng dalam menangani pencemaran Sungai Bengawan Solo. Menurut dia, saat ini semua pihak harus berusaha agar air yang terbuang ke sungai juga bersih. “Saya niatnya tadi ‘ngecek’ pompa air, malah menemukan indikasi ini. Ini harus ditindaklanjuti, saatnya kualitas kita lebih baik,” ujarnya. Berdasarkan pantauan di lokasi, air yang ada di Sungai Tenggang mengeluarkan busa cukup banyak yang menggumpal dari pompa-pompa air dan mengambang di atas sungai. Busa berwarna putih itu cukup banyak dan menggunung, bahkan sesekali beterbangan saat diterpa angin kencang serta menimbulkan bau yang tidak sedap. (jwn5/ant)

Kepala BNPB Minta Pemda Tegas Ungsikan Warga di Sepanjang DAS

JAKARTA, Jowonews.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta pemerintah daerah (pemda) untuk tegas memindahkan warga yang masih menempati rumah di sepanjang daerah aliran sungai (DAS). “Kami minta pemda untuk tegas memindahkan warga. Mulai dari bupati, camat hingga lurahnya turun tangan memindahkan warga,” katanya saat mendampingi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy di pintu air Manggarai, Jakarta, Kamis. Dia menambahkan banyaknya korban jiwa akibat banjir juga diakibatkan ketidaktegasan pemda untuk mengevakuasi warganya yang berada di sepanjang aliran sungai. Hal itu, katanya, berbeda halnya dengan pemda yang tegas dan mengevakuasi warganya sehingga korban jiwa dapat diminimalisasi. “Kita juga harus mengingatkan seluruh masyarakat yang ada di sepanjang DAS karena sudah berulang kali BMKG mengingatkan curah hujan tinggi, maka kawasan itu harus dikosongkan,” katanya. Doni Monardo meminta pemda untuk tidak membiarkan masyarakat masih bertahan di daerah yang berada di sepanjang aliran sungai. Hal itu dikarenakan hujan bisa datang kapan saja dan tidak ada kesempatan untuk menyelamatkan diri. “Nah sebagian warga masih bertahan di rumah, karena takut harta bendanya dicuri dan sebagainya,” katanya. BNPB bekerja sama dengan pihak kepolisian dan TNI dalam melakukan pengamanan harta benda masyarakat yang tertimpa musibah banjir. “Kami juga menghimbau pada masyarakat bahwa nyawa lebih penting dari harta benda, karena harta benda bisa dicari lagi sementara nyawa tidak tergantikan,” katanya. Kepala BNPB bersama dengan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengunjungi pintu air Manggarai dan lokasi pengungsian di Kembangan Utara, Jakarta Barat. Menko PMK mengatakan pihaknya belum menetapkan status darurat bencana. Menurut Muhadjir hal itu tergantung kesiapan Pemprov DKI Jakarta. “Kalau tidak sanggup mungkin baru kita akan tetapkan status darurat bencana,” demikian Muhadjir Effendy. (jwn5/ant)

Pengungsi Teriak Keluh Kesah Saat Anies Inspeksi Banjir

JAKARTA, Jowonews.com – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada Kamis ini kembali melakukan inspeksi dampak bencana banjir yang direncanakan ke beberapa titik, namun di satu lokasi, Anies diteriaki oleh pengungsi. Saat itu Anies tengah mengunjungi lokasi konsentrasi pengungsian warga Kelurahan Semanan dan Duri Kosambi yang mengungsi karena banjir setinggi 30 cm hingga 2,2 meter, Masjid Hasyim Asy’ari, Daan Mogot, Jakarta Barat. Saat itu, Anies yang tengah memberi pernyataan pada awak media usai meninjau dan menelusuri lokasi yang tergenang air itu, tiba-tiba ada warga yang meneriaki Anies dengan menyampaikan keluh kesah nya dan warga sekitar. “Air mati barusan aja, air bersih enggak ada,” ujar salah satu warga setempat. “Belum ada makanan pak dari semalam listrik mati,” ujar warga lainnya. Mendengar hal itu, mantan Menteri Pendidikan tersebut dengan sabar membalas para warga yang berkeluh kesah tersebut. “Iya-iya saya mengerti,” kata Anies. Pada para awak media, Anies menyampaikan bahwa inspeksinya kali ini ke lokasi tersebut, salah satunya karena banyak warga terdampak belum mendapatkan bantuan dari Pemprov DKI Jakarta. “Karena itu, mereka kebanyakan membutuhkan makanan, minuman dan sekarang dalam perjalanan ke sini. Sehingga dipastikan, segera makanan dan minuman sampai ke mereka,” ujar Anies. Anies mengatakan alasan para warga berkeluh kesah seperti itu padanya, adalah karena terlambatnya proses pengiriman bantuan makanan. “Pasokan makanan, itu yang datang terlambat, saya sudah bicara dengan pak walikota Jakarta barat untuk segera percepat bantuan itu,” ujar Anies. Anies menyebut sebelumnya warga masih ada yang di rumah karena tidak mau ikut proses evakuasi, namun setelah diyakinkan Kamis ini, akhirnya semua bisa dievakuasi ke lokasi pengungsian yang salah satunya di Masjid Hasyim Asy’ari yang mampu menampung 1.000 orang pengungsi. Di Kelurahan Semanan dan Duri Kosambi tersebut, pemukiman warga hampir seluruhnya terendam banjir. Warga yang tinggal di Rumah Susun Pesakih juga ikut mengungsi di Masjid Hasyim Asy’ari tersebut. Kali Mookevart yang berada dekat pemukiman warga tersebut juga menunjukkan debit air yang tinggi. Hingga kini, warga masih menunggu bantuan datang dan surutnya banjir. (jwn5/ant)

Hindari Banjir, Polisi Izinkan Motor Masuk Tol Bintara-Tanjung Priok

JAKARTA, Jowonews.com – Anggota Ditlantas Polda Metro Jaya mengambil langkah diskresi untuk mengizinkan kendaraan sepeda motor masuk ke Tol Bintara-Tanjung Priok akibat genangan air yang masih melanda wilayah tersebut. “Kendaraan roda dua disiapkan lajur khusus pada bahu jalan,” kata Kasubdit Pembinaan dan Penegakkan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Fahri Siregar melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis. Fahri menuturkan petugas mengalihkan seluruh kendaraan masuk jalur Tol Bintara-Tanjung Priok karena banjir di depan KBN Cakung, Jakarta Timur. Selain itu, petugas juga merekayasa jalur di Jalan Raya Daan Mogot menuju ke Jelambar dan Slipi, Jakarta Barat. Kemudian kendaraan yang melintasi Jalan Kemang Raya dialihkan lurus menuju Fatmawati atau putar balik arah Cipete, Jakarta Selatan. (jwn5/ant)

Pengendara Sepeda Motor Gunakan Jalan Tol Tangerang-Jakarta

JAKARTA, Jowonews.com – Pengendara sepeda motor menggunakan jalan tol dari Tangerang menuju Jakarta karena banjir masih menggenangi sebagian wilayah Tangerang pada Kamis. Pengendara sepeda motor masih diperbolehkan menggunakan jalan tol dari arah Ciledug menuju Jakarta dan sebaliknya. Bahu kanan dan kiri jalan tol dari Tangerang hingga Jakarta Barat masih tergenang, demikian pula dengan rumah-rumah yang ada di kawasan pinggir jalan tol. Banjir menimbulkan kemacetan panjang di jalan tol yang menghubungkan Tangerang dan Jakarta tersebut. Menurut data Pemerintah Kota Tangerang, banjir berdampak terhadap setidaknya 16.000 warga di 13 kecamatan. Menurut Posko Banjir Kota Tangerang, tinggi genangan di kawasan permukiman dan jalan raya antara 15 cm sampai 130 cm di daerah-daerah yang kebanjiran di Kota Tangerang.  (jwn5/ant)