BUKAN SEKEDAR DIFFERENT NGAJAR SEKOLAH DASAR !
Oleh: Ridzal Permana Wijaya, S.Pd. Sebelum membahas tentang diferensiasi mari kita kaji dulu secara singkat pendidikan di Indonesia. Pada abad 21 mengantarkan perubahan rona pendidikan di Indonesia. Demi menjawab tantangan zaman dan perubahan cara belajar seluruh pakar pendidikan di Indonesia yang di nahkodai menteri pendidikan Indonesia telah menciptakan kurikulum yang terbarukan dari masa ke masa. Saya akan membatasi artikel ilmiah ini pada tingkat sekolah dasar. Singkatnya mari kita tengok dari Kurikulum 2013 yang telah dilakukan beberapa revisi di berbagai konten baik format ataupun ikhtisar dari kompetensi dasar. Ketika Kurikulum 2013 terus dibenahi hingga saat ini lahirlah Kurikulum Merdeka. Yang menarik ketika kita mendengar kata merdeka adalah berarti kebebasan, tentunya dalam proses pendidikan kebebasan bukan berarti sebebas-bebasnya namun ada kaidah-kaidah yang harus dipenuhi dalam implementasi kurikulum merdeka. Ada perbedaan signifikan antara kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013 dimana pembelajaran sudah tidak menggunakan konsep tema yang melebur beberapa mata pelajaran dijadikan pembelajaran yang terpadu, melainkan dalam kurikulum merdeka ini pembelajaran kembali terpisah menjadi beberapa mata pelajaran yang berdiri sendiri dengan capaian pembelajaran (istilah dulu kompetensi dasar) yang sudah ditentukan oleh Kemendikbudristekdikti. Dalam kurikulum merdeka juga ada yang baru yaitu P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan. Untuk mendukung perkembangan kurikulum di Indonesia maka hadirlah metode pembelajaran yang terbarukan di Indonesia khususnya di tingkat sekolah dasar yang dinamakan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran diferensiasi adalah pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dimana pembelajaran itu disusun kemudian diimplementasikan sesuai karakterisitik peserta didik untuk dapat meningkatkan potensi masing-masing individu. Pembelajaran berdiferensiasi diharapkan memerdekakan peserta didik untuk menggali potensinya dan mendapatkan materi pembelajaran berdasarkan cara atau pemahaman dari masing-masing karakter individu peserta didik. Sebelum mengeimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi Guru harus mampu mengetahui karakter peserta didik melalui asesmen diagnosis dan profiling peserta didik. Dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi ada beberapa aspek yang dapat dilakukan diferensiasi, pertama terkait konten/ isi, yaitu penerapan pembelajaran diferensiasi pada aspek materi/ isi pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik. Guru mengemas bukan hanya semenarik mungkin melainkan konten/isi materi pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik heterogen di dalam kelas sehingga konten/isi tidak bersifat kaku dan hanya satu arah yang dapat dikonsumsi dengan baik beberapa peseta didik saja. Kedua terkait Proses, yaitu penerapan diferensiasi saat pelaksanaan proses pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik. Guru mempersiapkan dimana proses pembelajaran berpusat pada peserta didik. Bukan hanya berpusat pada peserta didik namun dapat mengakomodir dan silang pendapat dari kemampuan belajar peserta didik yang berbeda hingga dapat terpadu di kelas. Ketiga, yaitu Produk, yaitu dilakukannya diferensiasi terhadap produk nantinya dari sebuah proses pembelajaran sesuai karakterisitk dan kebutuhan peserta didik. Guru menentukan produk untuk mengetahui hasil evaluasi pembelajaran pada peserta didik nantinya. Produk dalam kelas tidak kaku dan mengakomodir kemampuan belajar masing-masing peserta didik yang berbeda cara penangkapan materi di dalam satu kelas. keempat, Lingkungan belajar, yaitu bagaimana seorang Guru menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan sehingga pembelajaran diferensiasi dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Lingkungan belajar yang aman dan nyaman menjadi salah satu kunci bagaimana Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang mendukung. Implementasinya di kelas tidak harus ke empat aspek dilakukan diferensiasi seluruhnya. Kita sebagai Guru dapat mengambil 2 atau 3 aspek yang akan dilakukan diferensiasi dalam pembelajaran melihat dari Capaian Pembelajaran yang akan dicapai dan karakteristik peserta didik di kelas. Untuk mendukung terlaksananya pembelajaran diferensiasi maka diperlukan strategi mengajar, strategi mengajar adalah upaya atau strategi dari Guru agar pembelajaran dapat diterima peserta didik dengan baik dan tumbuh motivasi belajar yang tinggi. Demikian uraian singkat terkait bagaimana kita seorang Guru mampu merencanakan dan mengaplikasikan pembelajaran berdiferensiasi yang tepat guna dan tepat sasaran khususnya di tingkat sekolah dasar. Sehingga tidak terjadi dalam isitilah medis “mall praktik” dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Karena Guru adalah figur bagi seluruh peserta didiknya. Daftar Pustaka: Direktorat Pendidikan Profesi Guru Kemendikbud. (2022). Mata Kuliah Pilihan Pembelajaran Berdiferensiasi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Profesi Guru Kemendikbud