Jowonews

Mobil Lab Berbasis 5G, Uji Covid-19 Diketahui dalam 45 Menit

JAKARTA, Jowonews- Tsinghua University dan Beijing CapitalBio Technology Co Ltd mengembangkan mobil laboratorium berbasis sistem jaringan komunikasi generasi kelima (5G). Mobil van yang dikembangkan Tsinghua dan mitranya itu untuk mengatasi antrean panjang masyarakat yang hendak melakukan uji Covid-19, menurut laman berita ECNS, Sabtu (24/10). Tim peneliti dari Tsinghua dan Beijing CapitalBio menyebut mobil itu dengan laboratorium bergerak Covid-19. Laboratorium tersebut dapat menganalisis sampel asam nukleat di tempat dengan cepat sehingga masyarakat sudah bisa mengetahui hasilnya dalam waktu 45 menit. Lebih cepat daripada laboratorium sejenis yang ada sebelumnya. Prof Cheng Jing selaku kepala penelitian Tsinghua menyebutkan laboratorium berjalan itu dilengkapi robot yang bisa menguji sampel yang diambil dari tenggorokan, nonaktivator virus, dan chip otomatis pendeteksi mikrofluida. Fasilitas-fasilitas tersebut mampu melakukan pengetesan lebih cepat tiga kali lipat sehingga risiko terinfeksi virus lebih rendah dibandingkan dengan metode pengujian sampel konvensional. Sistem jaringan komunikasi berbasis 5G turut membantu mempercepat hasil tes, demikian Prof Cheng.

Rumah Zakat Bantu Petani Sayur dan Warga yang Kekurangan Pangan

BLORA, Jowonews- Pandemi Covid-19 dampaknya terasa hingga di sektor pertanian. Hasil panen sayuran petani jatuh sehingga banyak petani yang merugi, karena hasil yang didapatkan tidak bisa menutup biaya produksi. Rumah Zakat lewat Program Action Fun Beli Beri mencoba ikut membantu petani disaat harga sayuran anjlok. Sayuran dari petani dibeli dengan harga pasar sehingga tidak merugi. Kemudian sayuran itu dikemas,untuk dibagikan kembali ke warga yang terdampak pandemi. Saat ini program tersebut sedang digelar Rumah Zakat Kabupaten Blora di Desa Sempu Kecamatan Kunduran. Siti Karyani Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat mengatakan melalui program Action Fun Beli Beri ini bisa membantu warga yang terdampak pandemi. “Kami ingin warga yang terdampak pandemi Covid-19 ini bisa tercukupi kebutuhan pangannya, dengan memberikan sayuran yang kami belidipetani,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Jowonews, Sabtu (24/10). Lebih lanjut ia katakan, Program Action Fun Beli Beri ini setidaknya ada dua hal yang penting. “Yang pertama petani yang terdampak dari pandemi sehingga harga anjlok. Yang kedua adalah mereka yang terdampak Covid-19 yang kekurangan bahan pangan,” pungkasnya.

Kelas Rawat Inap Peserta Jaminan Kesehatan Nasional akan Dihapus

JAKARTA, Jowonews- Kelas rawat inap peserta program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) direncanakan akan disamakan dalam standar yang sama. Besaran iuran akan kembali diatur ulang untuk menyesuaikan dengan pelayanan yang akan didapatkan. Hal tersebut disampaikan Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Mutaqqien dalam keterangannya pada webinar yang diselenggarakan BPJS Kesehatan yang dipantau di Jakarta, Jumat (23/10). Pemerintah akan menghilangkan status kelas perawatan di rumah sakit bagi peserta JKN-KIS dan menggantinya menjadi satu layanan terstandar yang disesuaikan dengan manfaat medis, kebutuhan dasar kesehatan, dan manfaat non medis atau akomodasi. “Kita mencoba menghilangkan kastanisasi, menjalankan amanah undang-undang bahwa setiap penduduk mendapatkan hak pelayanan kesehatan yang sama,” kata Mutaqqien, sebagaiama dilansir Antara. Dia menjelaskan DJSN bersama BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Keuangan telah membuat ketentuan mengenai standar ruang rawat inap untuk peserta JKN-KIS yang akan diterapkan di rumah sakit. Iuran Disesuaikan Seiring pelayanan kesehatan untuk rawat inap yang akan menjadi satu atau tanpa kelas, Mutaqqien menyebutkan besaran iuran program JKN-KIS kemudian akan disesuaikan dengan pelayanan yang didapatkan. Jika sebelumnya peserta JKN-KIS terbagi menjadi peserta kelas rawat III, peserta kelas rawat II, dan peserta kelas rawat I untuk segmentasi peserta yang berbeda, ke depannya besaran iuran akan menjadi satu tarif. “Jadi dengan manfaat yang berubah ini maka akan mengubah keberlanjutan program JKN, bagaimana kecukupan dana JKN. Selanjutnya akan muncul bagaimana tarif dari program JKN,” kata Mutaqqien. Namun, dia menegaskan ketentuan iuran program JKN dipastikan akan berkeadilan bagi peserta dan juga bagi penyelenggara. Iuran akan sama dengan biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan sehingga tidak terjadi defisit dalam keuangan penyelenggara program seperti tahun-tahun sebelumnya. Mutaqqien menyatakan pemerintah masih mengkaji mengenai besaran iuran baru yang akan ditetapkan dengan disesuaikan layanan konsep kelas rawat inap terstandar yang juga akan diimplementasikan selanjutnya.

Jangan Berlama-lama Gunakan Closet Duduk! Karena…

JAKARTA, Jowonews- Bagu Anda yang suka berlama-lama menggunakan closet duduk untuk keperluan buang air besar (BAB) atau kecil, segera hentikan kebiasaan tersebut. Dokter menyebutkan,kebiasaan itu berisiko membuat Anda terkena wasir atau hemoroid. “Duduk yang lama di toilet duduk menekan sekitar anus karena menekan sekitar anus maka pembuluh darah balik terhambat, ” ujar dokter spesialis bedah di Eka Hospital Bekasi, dr Benjamin Ngatio, Sp.B,  dalam bincang-bincang via virtual, Kamis (22/10). Wasir sendiri terjadi saat ada pelebaran pembuluh darah di daerah anus yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Muncul pendarahan dan benjolan yang keluar dari anus. Penderita juga bisa merasakan gatal di daerah anus hingga nyeri. “Bagian dalam (anus) biasanya tidak nyeri. Biasanya keluhannya grade satu itu berdarah, benjolan keluar saat BAB. Kalau yang di luar (anus), benjolan cenderung menetap dan gejala yang sering dirasakan nyeri. Tetapi sering kali benjolan di dalam membesar sampai keluar sehingga benjolan sampai keluar masuk dan terasa nyeri,” kata Benjamin, sebagaimana dilansir Antara. Dokter bedah kolorektal, Karen Zaghiyan seperti dilansir Healthline menyarankan Anda menggunakan toilet duduk selama benar-benar ingin BAB. Jika Anda tak kunjung BAB setelah beberapa menit, jangan memaksakan diri. Anda sebaiknya hanya menggunakan waktu maksimal 15 menit untuk BAB, karena jika melebihi itu bisa menjadi tanda ada mengalami masalah sembelit. Jika perlu, cobalah setel pengatur waktu sehingga Anda akan tahu kapan harus menyelesaikan urusan ada di dalam toilet. Menurut Benjamin, feses atau tinja yang keras sehingga membuat Anda mengejan bisa meningkatkan tekanan di sekitar anus sehingga pembuluh darah balik agak terhambat sehingga membuatnya membesar dan munculah benjolan. Jadi, selain menghindari duduk terlalu lama, usahakan feses Anda tak keras. Terkait benjolan yang muncul dari anus, sebenarnya belum tentu itu karena wasir. Khususnya pada pasien berusia lanjut, dokter perlu memastikan dulu tidak ada tumor pada usus. Jika wasir terlanjur muncul, sebagai pengobatan pertama, Anda bisa memperbaiki pola makan yakni lebih banyak mengonsumsi makanan mengandung serat seperti sayuran dan buah karena bisa membantu mengurangi 50 persen gejala. “Minum air banyak (mencukupi kebutuhan tubuh), maka tinja bisa lembek sehingga tak perlu mengejan,” demikian kata Benjamin.

Indonesia Kuatkan Kerjasama Pertahanan dengan Prancis

LONDON, Jowonews- Menteri Pertahanan Republik Indonesia  Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly  di Kantor Kementerian Pertahanan Prancis di Paris, Rabu (21/10. Kedua Menhan dalam pertemuan tersebut membahas perkembangan situasi dan dinamika kawasan Indo-Pasifik. tulis Antara mengutip keterangan tertulis Kedutaan Besar RI Paris, Kamis (23/10). Prancis menaruh perhatian khusus terhadap kawasan Indo-Pasifik. Mengingat selain memiliki teritori, sekitar 1,6 juta warganya berada di Kawasan Indo-Pasifik. Dalam konteks ini, kedua menteri menegaskan pentingnya untuk terus berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Kedua menhan secara khusus membahas kerangka kerja sama pertahanan ke depan. Berbagai kemajuan yang telah dicapai dalam mempererat kerja sama pertahanan kedua negara tahun ini, termasuk dalam upaya memajukan industri pertahanan Indonesia, disambut baik oleh kedua menhan. “Saya mencatat kemajuan yang cukup pesat dari kemitraan strategis Indonesia-Prancis di bidang pertahanan dalam setahun ini. Indonesia ingin terus mengembangkan kerja sama dengan Prancis di berbagai sektor pertahanan termasuk dalam memperkuat alutsista TNI dan memajukan kapasitas industri pertahanan Indonesia sebagai bagian dari global production chain produk alutsista,” ujar Menhan Prabowo . Pada Januari lalu, kedua menhan sepakat untuk membuat Perjanjian Kerja Sama Bidang Pertahanan (Defense Cooperation Agreement/DCA). Perjanjian tersebut, akan memayungi kerja sama pertahanan secara komprehensif seperti kerja sama bidang pendidikan dan latihan militer, keamanan maritim, pemberantasan terorisme, pengembangan industri pertahanan hingga penguatan kapasitas dalam penanganan bencana seperti pandemi Covid-19 yang saat ini melanda kedua negara. Dalam kaitan ini, kedua Menhan meminta agar tim perunding dapat segera menyelesaikan DCA, untuk dapat ditandatangani oleh kedua menteri pada akhir tahun ini, sebagai bagian dari peringatan HUT 70 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Pertemuan kedua menteri pertahanan yang kedua kalinya tahun ini menunjukkan semakin intensifnya komunikasi dan kerja sama pertahanan kedua negara. “Di tengah pandemi, yang mengharuskan berbagai kegiatan tertunda, kerja sama Indonesia-Prancis di bidang pertahanan semakin erat, tidak saja terlihat dari intensitas komunikasi kedua menhan namun juga dengan kegiatan kelompok kerja strategic defense equipment cooperation yang sudah dua kali  tahun ini,” ujar Dubes RI, Arrmanatha Nasir. Kerja sama Indonesia-Prancis di bidang pertahanan selama ini dilandaskan kesepakatan kedua negara pada tahun 2017 melalui Letter of Intent (LoI) atau Pernyataan Kehendak untuk peningkatan kerja sama pertahanan termasuk kerja sama kelautan dan keamanan maritim. Setiap tahunnya sejak tahun 2013, kerja sama pertahanan bilateral di beberapa bidang seperti pelatihan dan pendidikan, saling kunjung, dan pemberantasan terorisme dibahas melalui forum Dialog Pertahanan Indonesia-Prancis (Indonesia-France Defense Dialogue/IFDD). 

Usai Laga Lawan Uni Emirat Arab, Timnas U-16 Latihan Pemulihan

DUBAI. Jowonews- Tim nasional Indonesia U-16 menjalani latihan pemulihan usai melawan Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis (22/10). Latihan pemulihan yang dipimpin oleh pelatih Bima Sakti ini berlangsung kurang lebih dua jam di lapangan milik federasi sepak bola UEA, Dubai. Para pemain pun dibagi menjadi dua kelompok oleh Bima Sakti. Mereka yang bermain selama 90 menit penuh dan para pemain yang baru diturunkan usai babak pertama berakhir di laga kemarin. “Hari ini pemain dibagi menjadi dua kelompok. Beberapa pemain yang turun full kemarin diberikan pemulihan dengan bermain voli. Sedangkan pemain pengganti serta mereka yang belum mendapat kesempatan bermain dipisah dan diberikan materi menyangkut finishing dan shooting,” ungkap Bima Sakti sebagaimana dikutip Jowonews dari laman PSSI, Jumat (23/10). Hal yang sama juga diterapkan di sektor penjaga gawang. I Made Putra Kaicen yang bermain selama 2×45 menit pada laga kemarin diberikan latihan pemulihan yang terpisah. Pelatih kiper Timnas U-16 Markus Harison mengatakan akan melakukan rotasi pemain untuk bisa perkembangan dari kiper yang ikut ke UEA. “Untuk uji coba ini kami membawa tiga penjaga gawang dan kemarin kita sudah lihat I Made Putra Kaicen (Cecen) bermain. Inshaa Allah dua kiper lain yang saya bawa akan dimainkan juga pada uji coba ini. Karena kita sekaligus melihat bagaimana perkembangan di sektor penjaga gawang,” ungkap Markus Timnas U-16 akan kembali bertemu UEA pada Sabtu (24/10) mendatang di stadion yang sama pada laga pertama. Sebelumnya, Marcel Januar Putra dan kawan-kawan takluk dari tuan rumah dengan skor tipis 2-3. Uji coba ini merupakan bagian dari persiapan Garuda Asia mengikuti Piala AFC U-16 2020 yang rencananya akan digelar tahun 2021 mendatang.

Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 di Indonesia di Atas Standar WHO

JAKARTA, Jowonews- Angka kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia diklaim terus membaik. Meski demikan, angka kematiannya masih berada di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). “Angka kesembuhan dari tanggal 20 September pada posisi 72,5 persen dan kita di bawah standar WHO waktu itu. Kalau tidak salah WHO sekitar 74-75 persen. Tanggal 21 Oktober itu berada pada posisi 79,73 persen. Berarti ada penambahan kasus sembuh mencapai lebih dari 7,20 persen,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo  dalam diskusi Satgas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (22/10,), sebagaimana dilansir Antara. Doni menegaskan kenaikan angka kesembuhan itu merupakan sebuah prestasi yang luar biasa. Indonesia harus berbangga karena jumlah pasien yang sembuh sangat banyak. Dengan per hari ini terdapat 301.006 orang telah dinyatakan sembuh dari total kasus 377.541 orang. Pencapaian tersebut berarti tenaga kesehatan di Indonesia terutama dokter semakin banyak pengalaman dalam merawat pasien Covid-19. Dalam kesempatan tersebut Doni mengucapkan terima kasih atas usaha yang dikeluarkan tenaga kesehatan yang telah bekerja keras membuat angka kesembuhan di seluruh daerah mengalami peningkatan. Tapi dia juga mengakui bahwa angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia masih berada di atas standar WHO yaitu 3,45 persen. Atau berada di atas standar global 2,8 persen. Doni mengatakan angka kematian tertinggi ditemukan pada pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid seperti hipertensi, diabetes, kanker dan penyakit paru-paru. “Kami sekali lagi mengingatkan kepada saudara-saudara semuanya yang memiliki penyakit atau gejala penyakit yang sudah kami sampaikan tadi itu harus betul-betul berhati-hati,” tegas pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.

Santri Berperan Penting dalam Penanganan Covid-19

SEMARANG, Jowonews- Para santri disebut mempunyai peranan besar pada penanganan maupun pencegahan Covid-19 di lingkungan pondok pesantren yang tersebar di Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jateng Kiai Haji Abu Choir pada webinar bertema “Santri Sehat, Indonesia Kuat, Jogo Santri Di Masa Pandemi Covid-19” di Semarang, Kamis. (22/10). “Untuk menangani kasus Covid-19 di pesantren, pendekatannya harus berbeda dengan masyarakat umum. Semoga ada titik temu, ada program Jogo Santri dan Jogo Kiai,” ucapnya sebagaimana dilansir Antara. Menurut dia, pondok pesantren memiliki budaya sendiri sehingga lebih tepat bila disebut sebagai subjek dan pendekatan dalam menangani COVID-19 berbeda. “Kami hanya membutuhkan stimulasi. Ponpes merupakan lembaga pendidikan yang mandiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan umum lainnya,” ujarnya. Ia mengakui sebenarnya jumlah kasus Covid-19 di pondok pesantren seperti gunung es karena pengelolanya cenderung bersikap tertutup. “Ada ketakutan pondok pesantren harus ditutup jika ada kasus santri yang terpapar Covid-19,” ucapnya. “Sebenarnya pandemi ini adalah persoalan bersama, bukan hanya pesantren. Harus ada keterbukaan agar ada tindakan yang diperlukan, pondok pesantren maupun pemerintah sama-sama terbuka. Semua tersenyum, maka akan terwujud pesantren yang sehat dan kuat di Jawa Tengah,” katanya. Dampak Sosial Abu Choir juga mengingatkan pemerintah untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan melakukan tes usap secara massal di pondok pesantren tanpa mempersiapkan terlebih dahulu sarana dan prasarana pendukung. Termasuk memikirkan dampak sosial yang mungkin timbul. “Sebab jika yang positif terpapar jumlahnya ribuan bagaimana? Juga nutrisinya, siapa yang menanggung makan? Jika sebuah pesantren diumumkan ada yang positif terpapar Covid-19, maka masyarakat akan menjauhi pesantren. Jadi, dalam hal ini bukan sekadar soal positif dan negatif soal Covid-19,” ujarnya. Dokter Budi Laksono selaku perwakilan dari Satgas Penanganan Covid-19 Jateng, angka yang terpapar Corona dan yang dinyatakan sembuh selalu berubah setiap harinya. “Jika ada yang terpapar Covid, tidak usah bingung mencari dari mana asalnya. Yang terpenting adalah melakukan ‘tracing’, selama sepekan sudah berhubungan dengan siapa saja. Dengan cara itu kita bisa mencegah penyebaran Covid-19,” katanya. Ia melihat data santri yang terpapar Covid-19 di pondok pesantren itu seperti pemburu yang memburu ayam di kandang. “Pemburu langsung bisa melihat banyak, padahal di luar kandang (masyarakat umum, red) lebih banyak lagi. Jangan lupa paparan Covid-19 di perkantoran di Jateng juga banyak. Bila dites massal kemungkinan bisa mencapai puluhan, bahkan bisa jadi hingga 50 persen perkantoran terpapar Covid-19,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Jawa dan juga menjabat sebagai Tim Komunikasi Satgas Covid-19 Arie Rukmantara menambahkan program Jogo Santri bisa jadi suri-teladan dalam memutus mata-rantai Covid-19. “Secara kuantatif anak-anak yang terpapar Covid-19 memang tidak besar. Namun satu anak pun jangan sampai kena Corona. Oleh sebab itu memang harus ada perubahan melaksanakan pendidikan. Adik-adik santri berubah cara belajarnya, memang harus beradaptasi. Cara belajar yang dimodifikasi, ponpes mampu mencari cara terbaik sistem pembalajaran di masa pandemi yang tidak berakhir dalam waktu yang cepat,” katanya. Pada webinar yang digelar oleh Yayasan Setara bersama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Diponegoro dengan dukungan UNICEF ini juga digelar dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional 2020.