Jowonews

Arti Serat Wedhatama, Pokok Ajaran Hingga Arti dalam Bahasa Indonesia

Arti Serat Wedhatama, Pokok Ajaran Hingga Arti dalam Bahasa Indonesia

Karya sastra Jawa banyak yang memiliki arti filosofis bagi manusia, salah satunya adalah Serat Wedhatama. Serat Wedhatama adalah karya sastra Jawa baru yang sedikit dipengaruhi Agama Islam dan tergolong sebagai karya legendaris. Pencipta serat ini adalah KGPAA Mangkunegara IV, yang memerintah Praja Mangkunegaran dari 1853 sampai 1881. Serat Wedhatama mengandung banyak ajaran mengenai kehidupan manusia yang masih relevan dengan kehidupan masyarakat saat ini. Serat Wedhatama berisi lima tembang macapat (pupuh) dan terdiri atas 100 bait. Kelima pupuh itu adalah pangkur, sinom, pocung, gambuh, dan kinanthi. Serat tersebut memuat pesan-pesan yang mendorong manusia beretika dalam bersikap. Wedhatama hanya satu dari beberapa karya Mangkunegara IV. Soetomo Siswokartono, dalam Sri Mangkunagara IV Sebagai Penguasa dan Penyair (2006:257), mencatat sejumlah karya penting lain yang ditulis Mangkunegara IV, yakni Serat Warayagnya, Serat Wirawiyata, Serat Darmawasita, Serat Salokatama, dan Serat Paliatma. Mengutip ulasan berjudul “Nilai-nilai Budaya Jawa dalam Serat Wedhatama” yang ditulis Sumarno dalam Jurnal Patrawidya (Vol. 15, No. 2, 2014), sastra Jawa kuno biasanya dibuat oleh kalangan penyair keraton. Serat Wedhatama merupakan salah satu yang paling terkenal. Kepopuleran Serat Wedhatama bahkan mempengaruhi sejumlah karya seni kontemporer. Sebagai contoh, musikus Gombloh pernah menyertakan sebagian lirik Serat Wedhatama dalam lagu ciptaannya, “Hong Wilaheng.” Nilai-nilai Jawa dan Islam saling terhubung secara erat dalam Serat Wedhatama. Mangkunegara IV yang tumbuh dalam kebudayaan Jawa dan tradisi Islam kejawen yang kuat menjadi latar belakangnya. Pesan-pesan seperti menghargai budaya Jawa, dan kewajiban manusia untuk melaksanakan perintah Allah dapat ditemukan dalam Serat Wedhatama. Naskah asli Serat Wedhatama hingga saat ini disimpan di Perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran di Surakarta. Arti Serat Wedhatama Menurut laman Jogja Belajar yang dikelola oleh Balai Tekkomdik DIY, Serat Wedhatama adalah karya sastra yang digubah oleh KGPAA Mangkunegara IV pada abad ke-19. Wedhatama berasal dari kata Wedha dan Tama. Dalam Kamus Bahasa Jawa-Indonesia, wedha memiliki arti ilmu, pengetahuan. Sedangkan tama berasal dari kata utama yang memiliki arti utama, baik dalam sikap, budi, maupun perilaku. Secara harfiah, Serat Wedhatama dapat diartikan sebagai serat atau buku yang berisi tentang pengetahuan, nasihat untuk berperilaku, bertindak, dan berkelakuan yang baik. Serat Wedhatama awalnya ditulis KGPAA Mangkunegara IV untuk anak dan keturunannya. Namun, setelah diketahui bahwa ajaran yang terkandung di dalamnya sangatlah mulia, akhirnya banyak kalangan masyarakat yang menilai bahwa Serat Wedhatama dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi masyarakat umum. Pokok Ajaran Serat Wedhatama Dikutip dari Jurnal Kaca Jurusan Ushuluddin STAI Al Fithrah berjudul ‘AJARAN TASAWUF DALAM SERAT WEDHATAMA KARYA KGPAA MANGKUNEGARA IV’ oleh Siswoyo Aris Munandar dan Atika Afifah, ajaran yang terdapat dalam Serat Wedhatama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu ajaran untuk kelompok muda dan untuk kelompok tua. Ajaran untuk kelompok muda meliputi rendah hati, mencari mentor yang baik, tidak tergoda oleh kesenangan dunia, mengendalikan diri, tawakal kepada Tuhan, merasa puas dengan nikmat-Nya, dan pengenalan hakikat. Sedangkan ajaran untuk kelompok tua meliputi kesabaran, cinta kasih, dan ajaran penghormatan Mangkunegara IV terhadap tubuh, pikiran, jiwa, dan perasaan. Urutan Isi Serat Wedhatama Serat Wedhatama mengandung lima tembang macapat (puisi tradisional Jawa) dengan total 100 bait. Berikut ini pembagian dan urutan tembang macapat yang terdapat dalam Serat Wedhatama.Pangkur (14 pupuh, 1 – 14)Sinom (18 pupuh, 15 – 32)Pocung (15 pupuh, 33 – 47)Gambuh (35 pupuh, 48 – 82)Kinanthi (18 pupuh, 83 – 100) Konten dari Serat Wedhatama berupa filsafat kehidupan yang menggabungkan nilai-nilai Jawa dan Islam. Misalnya seperti bagaimana cara menjalankan agama dengan bijak, menjadi manusia yang utuh, dan menjadi orang yang memiliki sifat ksatria. Terdapat juga beberapa kutipan yang dianggap sebagai kritik terhadap konsep ajaran Islam yang konservatif, yang mencerminkan perjuangan budaya Jawa dengan gerakan penyucian Islam. Isi Serat Wedhatama PUPUH I PANGKUR Mingkar-mingkur ing angkara/akarana karenan mardi siwi/sinawung resmining kidung/sinuba-sinukarta/mrih kretarta pakartining ilmu luhur/kang tumrap ing tanah Jawa/agama ageming Aji//Menghindar dari kejahatan,karena senang mendidik anak,Dibuat dalam bentuk nyanyian yang indah,Dibuat baik dan indah,Agar sejahtera pada perilaku ilmu luhur,yang diterapkan di tanah Jawa,Agama sebagai pegangan raja. Jinejer neng wedhatama/mrih tan kemba kembanganing pambudi/mangka nadyan tuwa pikun/yen tan mikani rahsa/yekti sepa sepi lir sepah asamun/samangsane pakumpulan/gonyak-ganyuk nglelingsemi// Dijelaskan dalam Wedatama,Agar tidak kendor dalam berusaha,Padahal walau tua renta,Kalau tidak mengetahui jiwa,Sungguh tidak enak seperti ampas tidak berguna,ada saat pertemuan,Tidak sopan membuat malu. Gugu karsane priyangga/nora nganggo peparah lamun angling/Lumuh ingaran balilu/Uger guru aleman/Nanging janma ingkang wus waspadeng semu/Sinamun ing samudana/Sesadoningadu manis// Semaunya sendiri,Tidak memakai aturan kalau berkata,Tidak mau dikatakan bodoh,Mengikuti teladan sanjungan,Tetapi manusia yang sudah bijaksana terhadap simbolDisamarkan dalam perangainya,Semuanya diterima dengan baik. Si pengung nora nglagewa/Sangsayarda denira cecariwis/Ngandhar-andhar angendhukur/Kandhane ora kaprah/Saya elok alangka longkangipun/Si wasis waskitha ngalah/Ngalingi marang si pingging//Orang yang bodoh tidak menduga,Semakin meluas dalam berbicara,Panjang lebar tidak berisiPerkataannya tidak karuan,Semakin menjadi-jadi kebohongannya,Si orang yang pandai bijaksana mengalah,Menutupi kepada orang yang bodoh. Mangkono ngelmu kang nyata/Sanyatane mung weh reseping ati/Bungah ingaran cubluk/Sukeng tyas yen den ina/Nora kaya si punggung anggung gumunggung/Ugungan sadina-dina/Aja mangkono wong urip// Demikian ilmu yang sesungguhnya,Sesungguhnya hanya memberikan kesenangan di hati,Senang (jika) dikatakan bodoh,Senang hatinya jika dihina,Tidak seperti orang yang bodoh selalu sombong,Senang disanjung setiap hari,Janganlah demikian orang hidup itu. Uripe sepisan rusak/Nora mulur nalare ting saluwir/Kadi guwa gung asirung/Sinerang ing maruta/Gumarenggeng anggereng anggung gumunggung/Pindha padhane si mudha/Prandene kudu kumaki// Hidupnya sekali saja rusak,Tidak luas pikirannya bercabang-cabang,Seperti gua besar yang menakutkan,Diterjang oleh angin,Bergema membahana menakutkan,Itu sama ibaratnya dengan si bodoh,Namun demikian sangat sombong. Kikisane mung sapala/Palayune ngandelken yayah bibi/Bangkit tata-basa luhur/Telesih tatakrama/Balik sira sarawungan bae durung/Wruh atining tatakrama/Nggon-anggon agama suci// Perbatasannya hanya sedikit,Akhirnya mengandalkan ayah ibunya,Pandai berbahasa halus,Cermat tatakramanya,Sebaliknya dirimu kenal saja belum,Mengetahui inti tatakrama,penerapannya agama suci. Socaning jiwangganira/Jer katara lamun pocapan pasthi/Lumuh kasor kudu unggul/Sumengguh sesongaran/Yen mangkana kena ingaran katungkul/karem ing reh kaprawiran/Nora enak iku kaki// Mata hati dalam jiwamu,Pasti selalu kelihatan kalau berbicara,Tidak mau kalah harus menang,Merasa bisa menyombongkan diri,Kalau demikian itu dapat disebut terlena,Senang terhadap kesaktian,Tidak enak itu nanda. Kekerane ilmu karang/Kekarangan saking bangsaning gaib/Iku boreh paminipun/Tan rumasuk ing jasad/Among aneng sajabaning daging kulup/Yen kapengkok pancabaya/Ubayane balenjani// Tempatnya ilmu tebakan,Karangan dari yang gaib,Itu bedak param umpamanya,Tidak masuk ke dalam badan,Hanya di luar daging saja nanda,Kalau terkena bencana,Akhirnya mengingkari. Marma ing sabisa-bisa/Bebasane muriha tyas basuki/Puruhita ingkang patut/Lan traping angganira/Ana uga angger ugering kaprabun/Abon-aboning panembah/Kang kambah ing siyang ratri// Oleh sebab itu sedapat mungkin,Ibaratnya berusahalah agar hati selamat,Mengabdilah dengan baik,Sesuai dengan keadaan … Baca Selengkapnya

Pasutri Ini Dinobatkan Jadi Guru Besar di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

PURWOKERTO – Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) memiliki dua guru besar baru. Menariknya, kedua guru besar tersebut adalah pasangan suami istri (pasutri) yang menjadi pengajar di kampus tersebut. Profesor Dr Pujiharto menjadi guru besar dalam bidang Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, sedangkan istrinya, Profesor Sri Wahyuni, merupakan pengajar di fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi. Dikutip dari Detik Jateng, Prof Puji mengaku tidak menyangka bahwa mereka berdua bisa meraih gelar guru besar bersama-sama. Pasalnya, mereka berdua menempuh pendidikan di bidang yang berbeda. “Saya tidak pernah menyangka bahwa kami akan meraih gelar profesor bersama-sama. Bidang keilmuan kami berbeda. Tentunya saya merasa bangga, bersyukur, dan terharu meraih gelar guru besar. SK kami keluar bersamaan. Mungkin ini sudah takdir,” kata Prof Puji kepada wartawan di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP, pada hari Selasa (18/7/2023). Prof Puji menyebut bahwa dirinya dan istrinya telah membangun karier bersama-sama di UMP sejak tahun 1995. Namun, dia memulai karier di Universitas Muhammadiyah Purwokerto sedikit lebih awal. “Dulu, saat kami membangun karier bersama-sama di sini. Namun, saya memulainya lebih dulu,” jelasnya. Selama menempuh gelar profesor, Puji mengatakan bahwa ada banyak cerita unik. Salah satunya adalah mereka harus berpisah kamar agar dapat fokus dalam melakukan penelitian ilmiah. “Kami bekerja di rumah masing-masing. Terkadang kami berdiskusi, misalnya sedang melakukan riset, apa isu terkini yang sedang berkembang. Kami saling memberikan masukan. Kami mencoba mencari strategi apa yang bisa berhasil. Kami memiliki argumen masing-masing,” tambah Prof Sri Wahyuni. Pasangan suami istri yang sudah memiliki tiga anak ini, mengaku memulai karier S2 dan S3 bersama-sama. Tentu saja dengan gelar profesor ini semakin membuat bangga keduanya. “Alhamdulillah bisa dikukuhkan bersama suami tercinta yang memang sudah kita rencanakan pada saat kuliah S2. Kita dari situ melanjutkan studi bersama-sama, kemudian S3 bersama juga. Berkah Ramadhan kemarin akhirnya kita keluar SK bersama-sama. Itu merupakan anugerah Allah yang tak terhingga bagi kami,” ungkapnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Prof Puji selama ini, ia melihat petani di Indonesia masih belum maju. Sehingga perlu ada organisasi yang tepat. “Petani di Indonesia itu masih belum berkembang, sehingga perlu ada organisasi yaitu kelompok tani. Gabungan kelompok tani dan organisasi agribisnis untuk mengembangkan pertanian di Indonesia,” ujarnya. Sedangkan dari bidang ilmu yang ditempuh Prof Sri, ia melihat perlu adanya keamanan untuk menghindari kejahatan dunia maya yang saat ini merajalela. “Poin ilmiahnya adalah bagaimana audit internal dapat mengembangkan metode keamanan cyber di era digitalisasi yang semakin meningkat. Serangan siber yang luar biasa maka auditor internal harus siap menghadapinya. Mengembangkan model yang dapat mengurangi serangan siber,” katanya. Sementara itu, Rektor UMP, Assoc Prof Jebul Suroso mengaku bangga dengan pasangan suami istri tersebut. Dengan adanya dua guru besar membuat dosen bergelar profesor semakin tersebar. “Artinya UMP tidak hanya di fakultas tertentu yang memiliki guru besar tetapi sekarang sudah tersebar. Komitmen kami ini memang proses yang panjang untuk bisa menjadi guru besar tetapi dengan percepatan ada upaya yang kita lakukan secara terencana, nanti akan bertambah lagi guru besar,” terangnya. Pihaknya berencana untuk meningkatkan jumlah profesor dengan jumlah yang signifikan pada tahun 2027. “Ini berarti profesor yang ke-10. Bulan depan mungkin akan kita tunjuk satu lagi. Kita memiliki rencana jangka panjang sampai 2027 akan bertambah mudah-mudahan di atas 25 jumlah profesor,” pungkasnya. Foto Dok. Detik Jateng

Kolaborasi dengan Kemendikbudristek, Kampung Seni Tegal Pentaskan Sampak Tegalan

Kampung Seni Tegal

TEGAL – Kampung Seni Tegal melakukan penandatanganan kerjasama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek RI di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Senin (17/7/2023). Kerjasama tersebut berupa bantuan pemerintah kategori bantuan fasilitasi sastra. Ketua Kampung Seni Tegal, Seful Mu’min mengatakan, kolaborasi ini merupakan kategori bantuan fasilitasi untuk komunitas. Kampung Seni Tegal sendiri akan menghadirkan pementasan Sampak Tegalan. Pementasan tersebut sesuai proposal yang diajukan yaitu Preservasi Bahasa Tegal melalui Pementasan Sampak Tegalan. “Kami menghadirkan pementasan Sampak Tegalan dengan harapan, istilah atau kosa kata Bahasa Tegal lama bisa kami hadirkan dan dikenalkan kepada penerus generasi bahasa Ibu yakni Bahasa Tegal,” katanya. Pada kesempatan itu, Seful Mu’min mengucapkan, terima kasih kepada Badan Pengembangan dan Perlindungan Bahasa Kemendikbudristek RI atas program pengembangan dan perlindungan sastra yang telah digelontorkan bagi komunitas. Ia mengatakan, bantuan tersebut merupakan wujud nyata bagi pemerintah dalam melestarikan, menjaga nilai bahasa, dan sastra. “Semoga komunitas-komunitas sastra dan bahasa kita menjadi penjaga gawang dalam kelestarian bahasa,” ungkapnya. Kepala Badan Bahasa, Aminudin Aziz mengatakan, pelamar dalam bantuan pemerintah tersebut total berjumlah 1.018 pelamar. Setelah diseleksi lalu ditetapkan ada sebanyak 53 penerima manfaat. “Sejumlah 53 orang tersebut dari tiga kategori, yaitu kategori fasilitasi sastra, penghargaan untuk komunitas sastra, dan penghargaan untuk perorangan,” jelasnya. Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah, Syarifuddin menyatakan, ia sangat menghargai Komunitas Kampung Seni Tegal dalam usaha pelestarian bahasa dan sastra. Ia berharap, bantuan tersebut bisa memberikan manfaat yang berarti. Ia menilai pihaknya tidak bisa maju tanpa dukungan dari komunitas- komunitas di masyarakat. “Mudah-mudahan bantuan ini memberikan manfaat yang berarti bagi pelestarian bahasa dan sastra di Tegal dan kerja sama dengan kami tidak berhenti di sini saja, tetapi akan terus berjalan di masa depan,” ujarnya. Foto Dok. Tribun Pantura

BUMD Belum Support Anggaran Daerah, Perlu Ada Terobosan

BUMD Belum Support Anggaran Daerah

SEMARANG – Peningkatan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) menjadi usaha bersama untuk dapat memberikan keuntungan bagai daerah. Model pengurusan perusahaan pemerintah itu masih belum terlihat baik dalam mencapai target pendapatan maupun keahlian bisnis. Hal ini diungkapkan Prabowo Yudho selaku akademikus dari Fakultas Ekonomi Unnes dalam dialog Prime Topic : Tata Kelola BUMD Prov. Jateng, Rabu (12/7/2023). Menurutnya, belum ada terobosan usaha yang menjadikan keuntungan BUMD naik. Dari 11 unit usaha yang ada nilai aset antara Rp 91 triliun sampai Rp 120 triliun. Namun demikian penambahan pendapatan daerah tercatat Rp 160 miliar. Baginya, nilai aset dengan perbandingan pendapatan tak sesuai. “Ada aset yang tidak dikelola atau pasif. Perlu keputusan yang berani untuk mengelola aset sebesar itu. Sayang, asetnya besar namun pendapatannya kecil, kalau dijumlah ahanya 3,3 persen. Ingat, BUMD itu profit oriented (fokus keuntungan) bukan social oriented (fokus sosial),” ucapnya. Terlebih dalam penerapan good corporate government (GCG), nilai profesionalitas jadi tolok ukur utama. Menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus terus digenjot untuk diterapkan. Anggota Komisi C DPRD Jateng Agung Budi Margono meluruskan nilai pendapatan yang disetor hanyalah 0,5 persen dari total nilai aset Rp 125 triliun. Sebagai komisi yang membidangi masalah perekonomian, optimalisasi BUMD menjadi dorongan untuk diwujudkan. Menurutnya, keputusan pemerintah dalam hal ini gubernur menjadi penentu kemajuan usaha perusahaan daerah itu. “Saya mau meluruskan data terlebih dahulu  bahwa bukan 3,3%, hanya 0,5%  kalau dari aset Rp 125 triliun aset kita. Itulah mengapa mengelola hal ini harus sangat serius. DPRD memiliki keterbatasan untuk mendorong usaha daerah maju. Contoh Bank Jateng yang  sudah lama didorong untuk digitalisasi baru pada tahun lalu kita  memiliki Qris. Aplikasi Qris ini banyak digunakan di UMKM. Sehingga ketika transaksi retail terjadi faktor kali dapat diserap oleh Bank Jateng yang merupakan bank milik rakyat Jawa Tengah  dikelola  lagi oleh Bank Jawa Tengah untuk kembali lagi ke masyarakat Jawa Tengah,” kata dia. Kepala Biro Perekonomian Jateng July Emmylia mengakui belum sepenuhnya BUMD berkinerja optimal. Dengan semakin mengoptimalkan pendapatan dari BUMD, maka keuangan daerah tidak tergantung pada dana transfer dari pusat. Hanya saja yang patut ditabalkan dari pengelolaan BUMD, lanjut dia, meski pendirian perusahaan mengejar laba (profit/keuntungan), ada fungsi lain seperti menggerakan ekonomi yang efeknya lebih luas, selain itu  memberikan kemanfaatan pelayanan umum, kemudian baru laba dalam bentuk deviden untuk sumbangan ke PAD. “Contoh untuk mencukupi kebutuhan masyarakat kita mempunyai TUJ atau Tirta Utama Jawa Tengah sebagai pemasok bahan baku air bersih ke SPAM Regional Jawa Tengah. Kemudian, BPR BKK yang sudah  memberikan kredit Rp 5 triliun lebih kepada UKM, dan Bank Jateng sudah memberikan kredit kepada wirausaha muda Rp 5 triliun lebih. Jika dikatakan sumbanganya masih kecil saya sepakat namun, jika dibandingkan dengan Jawa Timur dan Jawa Barat yang diketahui PAD nya jauh di atas Jawa Tengah sumbangan deviden Jawa Tengah justru lebih besar,” jelasnya. Agung BM turut menyatakan, optimalisasi BUMD tidak hanya pada konteks teknokratik tetapi juga ada satu lagi pendekatan politik secara tepat. Dorongan beberapa pihal supaya ada BUMD masuk IPO. Tapi, dalam beberapa diskusi sepertinya masih perlu panjang pembahasan mengenai detail tersebut dimana prinsipnya adalah tata kelola BUMD memiliki banyak aspek yang harus diperhatikan seperti penyertaan modal ada yang memang perlu didukung baik karena memang perlu untuk men-scale up daripada perusahaan tersebut atau yang sifatnya sudah terdilusi.

PORNAS Korpri 2023: Jaga Silaturahmi & Profesionalitas Antar ASN

Pornas Korpri

SEMARANG – Perhelatan gala dinner Pekan Olahraga Nasional (Pornas) Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) di Gedung Lawang Sewu, Kota Semarang, Kamis (13/7/2023), berlangsung meriah. Terlebih, lokasi perhelatan gala dinner itu merupakan bangunan ikonik Kota Semarang.  Pada kesempatan itu, hadir Ketua DPRD Provinsi Jateng yang diwakilkan Anggota Komisi E Ahmad Ridwan beserta unsur forkopimda lainnya dan Gubernur Jateng diwakilkan Sekda Provinsi Jateng Sumarno. Dalam sambutannya, Ketua Korpri yang juga Pj. Gubernur Sulawesi Barat Zudan Arif Fakrulloh meminta baik kontingen menang maupun kalah harus tetap berbangga karena ikut andil dalam gelaran besar tingkat nasional. Hal itu juga harus diiringai dengan sikap profesional sebagai ASN. “Kegiatan pekan olahraga merupakan tonggak silaturahmi karena bisa bertemu rekan-rekan ASN berasal dari provinsi lain, baik menang maupun kalah, harus ada rasa bangga karena ikut menjadi bagian kontingen yang mewakili provinsi masing-masing. Namun, perlu ada catatan penting menjelang memasuki tahun Pemilu 2024 mendatang dengan sikap profesional ASN dan itu harus tetap dipegang teguh,” harap Zudan. Senada, Ahmad Ridwan mengaku sangat mendukung penuh kegiatan Pornas Korpri itu karena menjadi teladan dan profesional untuk memacu prestasi di bidang olahraga dan bekerja sebagai pelayan masyarakat. Ia juga mempersilahkan kontingen dari provinsi lain untuk bisa menikmati suasana di Kota Semarang dan daerah lainnya di Provinsi Jateng. “Adapun kegiatan ini, selain sebagai perekat silaturahmi antar aparat sipil negara, juga sebagai ajang contoh teladan bagi masyarakat bahwa selain melayani masyarakat juga bisa berprestasi di bidang olahraga di tingkat nasional. Silahkan, menikmati suasana Kota Semarang selama sepekan karena banyak destinasi wisata yang bisa dikunjungi dan destinasi kabupaten dan kota lain di Jateng yang tidak kalah seru,” ungkap Legislator PDI Perjuangan itu. Sebagai informasi, kegiatan Pornas Korpri XVI itu diikuti 101 kontingen dari 38 provinsi. Kontingen itu merupakan ASN dari 63 kementerian/ lembaga. Panitia mencatat pula, sudah terdaftar hampir 6.000 ASN ikut meramaikan perhelatan satu tahun sekali tersebut. (Adv)

Porprov 2023 Diharapkan Jadi Ajang Lahirkan Atlet Unggul

Proprov 2023Po

SURAKARTA – Wakil Ketua DPRD Sukirman berharap kompetisi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah 2023 di Pati Raya pada 5-11 Agustus menghasilkan atlet terbaik dan berprestasi. Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi pembicara dalam acara talkshow televisi Aspirasi Jateng : Porprov 2023 Menuju Jateng Prestasi, yang ditayangkan Stasiun TATV Surakarta, Selasa (11/7/2023). Baginya, Porprov juga menjadi tolok ukur dari pembinaan keolahragaan di Jateng sekaligus menjadi ajang persiapan menghadapi PON XXI 2024 di Aceh-Sumut. “Jujur pada PON di Papua kemarin, pencapaian prestasi kontingen Jateng tidak begitu menggembirakan. Target medali emas dari sejumlah cabang olahraga juga meleset. Tidak dipungkiri saat pandemi Covid-19, praktis pembinaan tidak optimal. Bahkan tidak ada ajang pertandingan untuk mengukur kesiapan atlet. Maka Porprov Jateng ini menjadi titik balik untuk menorehkan prestasi di kancah nasional,” ucapnya. Narasumber lain, Wakil Ketua Umum II KONI Jateng Soedjatmiko menambahkan, Porprov 2023 akan memperebutkan 862 emas dari 57 cabang olahraga yang dipertandingkan. Porprov digelar di enam kabupaten yaitu Pati, Kudus, Jepara, Rembang, Grobogan, dan Blora. ”Ada 57 cabor dengan 70 disiplin cabor yang dipertandingkan. Mereka tersebar di 74 venue yang ada enam kabupaten di Pati Raya, ditambah empat kabupaten/kota penyangga yaitu Kota Semarang, Kota Surakarta, Kabupaten Semarang dan Magelang,” beber dia yang juga Wakil Ketua I PB Porprov itu. Jatmiko menjelaskan, ada 7.735 atlet yang akan terlibat dalam Porprov tersebut. Dalam acara itu juga menghadirkan Sri Busono selaku Pantia Penyelenggara Pembukaan dan Penutupan Porprov menyampaikan, pada pembukaan akan dipusatkan di Stadion Joyo Kusumo di Pati. Dalam ajang itu, untuk pengobaran api akan diambilkan dari Mrapen, Grobogan. Guna memeriahkan pembukaannya sejumlah artis nasional dihadirkan seperti grup band Cokelat, serta musikus legendaris Ahmad Albad dan Ian Antono. Tak hanya pada sisi kemeriahan pembukaan, pihaknya melakukan kerja sama dengan Dinas koperasi,  mengundang pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah( UMKM) untuk berjualan di sejumlah titik pada venue pertandingan maupun disekitar stadion. ” kegiatan ini tidak hanya sebagai ajang olahraga bagi seluruh atlet se Jawa Tengah, namun sebagai bentuk pestanya rakyat yang tentunya akan dihadiri ribuan warga masyarakat,”  tutur Sri Busono. (Adv)

Gubernur Tanggapi Raperda Hari Jadi Jateng

Gubernur Jateng

SEMARANG – DPRD Provinsi Jawa Tengah melanjutkan rapat paripurnanya, Rabu (12 Juli 2023), membahas Raperda dalam rangka HUT Provinsi Jawa Tengah. Agenda utamanya adalah tanggapan gubernur terhadap rancangan peraturan tersebut. “76 orang dari 119 orang Anggota Dewan yang hadir. Sesuai Keputusan DPRD mengenai Tata Tertib, rapat sudah memenuhi kuorum,” kata Ferry didampingi Wakil Ketua DPRD lainnya yakni Sukirman, Heri Pudyatmoko, dan Quatly Abdulkadir Alkatiri. Ferry kemudian mempersilahkan Komisi A untuk menyampaikan penjelasan soal Raperda Hari Jadi Provinsi Jateng. Dalam hal ini, Anggota Komisi A Denny Septivian membacakan laporan penjelasan tersebut. Dikatakan, dalam raperda, penetapan Hari Jadi Provinsi Jateng sudah melalui berbagai kajian, termasuk kritik masyarakat. Dari kajian dan masukan berbagai sumber itu, dalam raperda tertulis bahwa Hari Jadi Provinsi Jateng jatuh pada 19 Agustus 1945. “Kami berharap raperda tersebut bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Jateng,” kata Denny menutup laporannya. Dalam rapat tersebut, Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Sumanto mengundang Wakil Ketua DPRD Ferry Wawan Cahyono untuk menyampaikan kata sambutan. Dalam kesempatan itu, Ferry melayangkan surat ke Sekretariat DPRD terkait kehadiran Wakil Gubernur Taj Yasin dan kehadiran anggota Dewan dalam rapat paripurna tersebut.  “Saya sampaikan terima kasih, khususnya Komisi A, atas usul prakarsa dalam penyusunan Raperda Hari Jadi Jateng. Pada prinsipnya, saya sangat mendukung raperda tersebut sesuai Undang Undang Nomor 11 Tahun 2023 bahwa 19 Agustus 1945 ditetapkan sebagai Hari Jadi Jateng. Dari situ, Perda Provinsi Jateng Nomor 7 Tahun 2004 yang menetapkan Hari Jadi pada 15 Agustus 1950 menjadi tidak relevan sehingga perlu diganti,” kata wagub saat membacakan tanggapan gubernur. Diharapkan, dengan penetapan Hari Jadi Provinsi Jateng itu, dapat semakin meningkatkan rasa memiliki di kalangan masyarakat terhadap daerahnya. Juga, semakin memperkuat ketatanegaraan Jateng sebagai daerah otonom. “Semoga tanggal Hari Jadi Jateng yang baru dapat lebih menumbuhkembangkan rasa persatuan dan kesatuan daerah, mendorong semangat memiliki dan membangun daerah serta memperkuat rasa ketatanegaraan terhadap Jateng sebagai Daerah Otonom,” pungkasnya.Laporan gubernur itu mendapat tanggapan dari Komisi A. Dibacakan Anggota Komisi A, Sukardiono, bahwa raperda tersebut disusun untuk menegaskan kembali Hari Jadi Provinsi Jateng yang semula pada 15 Agustus 1950 menjadi 19 Agustus 1945.  “Dengan begitu, tercipta pengakuan dan penghargaan kepala daerah di Jateng sesuai ketatanegaraan Jateng sebagai daerah otonom. Dari situ, berdampak pada semakin bertumbuh dan berkembangnya kecintaan masyarakat terhadap Jateng,” kata Sukardiono dalam penggalan laporan Komisi A. (Adv)

Pansus RTRW DPRD Jateng Sinkronisasi Data dengan Kementerian Agraria & Tata Ruang

Pansus RTRW DPRD Jateng

JAKARTA – Panitia Khusus (Pansus) DPRD Jawa Tengah mengenai Rancangan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), pada hari Rabu (5/7/2023), mengunjungi Direktorat Pengembangan Perencanaan Tata Ruang Kementerian Pertanian dan Tata Ruang Nasional Republik Indonesia di Jakarta. Ketua Pansus Alwin Basri dan Wakil Ketua M Saleh secara langsung memimpin kunjungan tersebut yang bertujuan untuk mencari masukan mengenai penyusunan RTRW 2023 – 2043. Pada kesempatan itu, Farid Hidayat selaku Sekretaris Jenderal Tata Ruang dan Wilayah I mengungkapkan bahwa PP No 21/2021 telah mengatur pengintegrasian muatan teknis ruang laut menjadi satu produk rencana tata ruang. Penataan ruang meliputi darat, laut, udara, termasuk ruang dalam bumi sebagai satu kesatuan. Muatan rencana struktur ruang RTRW Provinsi sistem jaringan transportasi, termasuk pelabuhan, alur pelayaran, jalur pendaratan dan penerbangan di laut, sistem jaringan energi termasuk jaringan pipa/kabel, bawah laut, dan Sistem jaringan telekomunikasi termasuk jaringan pipa/kabel bawah laut. Dalam pengaturan kebijakan provinsi memiliki kewenangan secara khusus di matra laut yang meliputi perairan pesisir dan matra darat (perencanaan wilayah darat) bersama kabupaten/kota. Farid juga menyinggung perihal kebijakan lahan sawah dilindungi (LSD). Dijelaskannya, secara implementasi di lapangan banyak lokasi yang tidak sesuai dan tidak mengakomodasi pembangunan. Status LSD perlu dipastikan terintegrasi dengan RTRW terutama untuk mengakomodasi permukiman. Proyek Strategis Nasional Senada dengan hal itu, Nuki Harniati selaku Kasubdit Perencanaan Tata Ruang Provinsi dan Kota Wilayah I ikut menambahkan, saat ini luas usulan LSD (hasil verifikasi Maret 2023) seluas 962.391,66 ha.  Mengacu luas lahan kawasan pertaian pangan berintegrasi (KP2B) yang tertuang pada pola ruang Ranperda RTRW Jateng seluas 962.412,13 ha. Ada selisih luasan lahan sekitar 20,47 ha. “Ini Jauh lebih kecil dari dokumen LSD Provinsi Jawa Tengah lama berdasarkan Kepmen ATR/BPN No. 1589/2021) seluas 1.018.107,18 ha,” jelasnya. Nuki juga turut mengungkapkan permasalahan pengaturan proyek strategis nasional (PSN) dalam RTRW. Dalam praktik cukup banyak program PSN yang menabrak tata ruang di antaranya tol Bawen – Jogja, kawasan industri Batang. Pembangunan tidak didasarkan pada kemampuan lingkungan dan sumber daya yang ada untuk mendukung proyek PSN. “Diharapkan dapat dirumuskan sejak awal rencana PSN di Jawa Tengah yang dalam masukkan dalam dokumen Perda RTRW. Melalui tahap ini Proyek PSN dalam pelaksanaan lapangan selaras dengan kondisi lingkungan dan daya dukungnya,” kata dia. (Adv)